Kamis, 07 Maret 2024

Masjid Miftahul Jannah Cipangisikan Situ Cileunca

Masjid Miftahul Jannah Cipangisikan, ditepian Situ Cileunca.
 
Situ Cileunca adalah salah satu danau buatan peninggalan Belanda di kecamatan Pangelangan Kabupaten Bandung Jawa Barat. Dimasa kini Situ Cileunca telah dikelola cukup apik oleh pemerintah setempat bersama warga sebagai salah satu tujuan wisata menarik terutama bagi mereka yang menggemari wisata luar ruang.
 
Disekitar situ Cileunca terdapat berbagai kamping ground menawarkan area kamping berfasilitas lengkap, sehingga mereka yang ingin merasakan pengalaman kamping di alam terbuka tapi minim pengalaman atau memang sedang ingin kamping serba praktis, situ Cileunca dan sekitarnya dapat dijadikan salah satu pilihan.

Masjid Miftahul Jannah Cipangisikan, ditepian Situ Cileunca.
 
Masjid Miftahul Jannah ini berada disalah satu desa disisi Situ Cileunca, berdekatan dengan setidaknya dua kamping ground yang dikelola oleh warga setempat. Masjid yang cukup megah disuasana pedesaan yang kental.
 
📍 Masjid Miftahul Jannah Cipangisikan
Kampung Cipangisikan RT.01 RW.07, Desa Warnasari.
Kec. Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378
 
 
Seperti kebanyakan masjid masjid di desa, masjin inipun berdiri berjejer dan bersebelahan dengan rumah warga setempat, salah satu tumah tetangga masjid dihalamannya terhampat kebun Kol yang sedang mekar siap panen.
 
Suasana malam hingga pagi hari cukup adem untuk bikin menggigil termasuk air wudhunya di masjid ini yang langsung terasa maknyes dikala subuh. Suhu disiang hari cenderung tak jauh beda dengan cuaca ibukota yang terik.
 
Masjid Miftahul Jannah dibangun sebagai bangunan masjid modern dengan satu kubah besar dan menara tinggi berkubah. Kubah dan menaranya terlihat menjulang dari arah danau Situ Cileunca. Jemaah subuhnya cukup ramai dari warga setempat ditambah dengan wisatawan lokal yang sedang kamping disana.

Foto Ekterior Masjid Miftahul Jannah

Masjid Miftahul Jannah ditengah Kampung Cipangisikan.

Masjid Miftahul Jannah ditengah Kampung Cipangisikan.

Masjid Miftahul Jannah dari arah lapangan bola kampung Cipangisikan.

Bisalah kau mau video "kol" beneran disini. 

Beranda, kubah dan menara.

Foto Foto Interior Masjid Miftahul Jannah

Interior Masjid Miftahul Jannah Cipangisikan.

Masjid Miftahul Jannah Cipangisikan
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 

Minggu, 05 November 2023

Masjid Ash-Shalihin Manggarai, Jakarta Selatan

Masjid Ash-Shalihin berlatar belakang gedung Pasaraya Indonesia Manggarai.
 
Masjid Ash-Shalihin (dibaca: Masjid Ash-Sholihin, di google map ditandai dengan nama Masjid Asholihin). Masjid ini terlihat dengan jelas dari jendela KRL dari arah stasiun Manggarai.
 
📍 Masjid Asholihin
Jl. Dr. Saharjo No.11D, RT.2/RW.5, Manggarai, Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12850
🌎https://maps.app.goo.gl/i6gYPZ4msNu6FxFk9

 

Masjid Ash-Shalihin dipotret dari arah stasiun Manggarai.

Masjid Ash-Shalihin dipotret dari arah stasiun Manggarai.
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 

Sabtu, 02 Juli 2022

Masjid Miftahul Jannah Tambangan Kelekar

Masjid Miftahul Jannah Tambangan Kelekar dipotret dari jembatan Pinangbanjar.

Masjid Miftahul Jannah adalah Masjid Jami’ di Desa Tambangan Kelekar, kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Desa Tambangan Kelekar hanya berjarak sekitar 5km ke arah tenggara dengan jalur darat dari Kelurahan Gelumbang selaku ibukota Kecamatan Gelumbang.
 
Masjid ini dibangun ditepian aliran sungai Kelekar yang melintasi desa Tambangan Kelekar. Sungai Kelekar bermuara ke Sungai Ogan di Indralaya, kabupaten Ogan Ilir dan sungai Ogan sendiri kemudian bermuara ke Sungai Musi.
 
🚩 Masjid Miftahul Jannah
Tambangan Kelekar, Kec. Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171
 
🌐 https://goo.gl/maps/nBtzwXrkaSoxC2FA8

  

Foto ini kami abadikan dari atas jembatan di Desa Pinangbanjar yang juga berada ditepian sungai Kelekar dan bertetangga dengan desa Tambangan Kelekar.
 
----------------------------------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
----------------------------------------------------------------------------------------------
 
Masjid Masjid di Gelumbang Lainnya
 
Masjid Jami’ Babussalam Gelumbang
Masjid Attaqwa Gelumbang
Langgar Nurul Iman Gelumbang
Masjid Nurul Fattah Polsek Gelumbang
Masjid Tua Talang Menerai
Masjid Al-Manshurin Karangendah

Minggu, 26 Juni 2022

Masjid Darussholah Gumai, Gelumbang

Masjid Darussholah berdiri ditepian Sungai Gumai, anak dari sungai Belida.

Gumai adalah sebuah desa di kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Desa ini merupakan salah satu desa di ‘Gelumbang Raya’ yang wilayah desannya berada ditepian sungai Belida, salah satu sungai di Sumsel yang bermuara ke Sungai Musi.
 
Rumah rumah pemukiman penduduk di desa Gumai hampir seluruhnya berada disisi barat Sungai Gumai yang bermuara ke Sungai Belida yang mengalir disebelah utara Desa. Desa Gumai berada di ujung jalan darat yang menghubungkannya ke Kelurahan Gelumbang, ibukota kecamatan Gelumbang.
 
Jembatan besi yang melintas diatas Sungai Gumai didekat Masjid Dasussholah, saat sore hari ramai anak anak bermain tenjun ke sungai dari jembatan ini.

Wilayah desa ini berdiri ditepian sungai Belida karena memang dimasa lalu sungai Belida-lah yang menjadi alur transportasi utama di desa ini melalui sungai Gumai. Dimasa kini, desa ini dapat dicapai dengan jalan darat, hanya beberapa menit berkendara dari pasar pagi kelurahan Gelumbang.
 
Istilah ‘Gelumbang Raya’ yang kami sebut diawal tulisan tadi adalah sebutan bagi 6 kecamatan di wilayah Dapil-3 kabupaten Muara Enim yang semuanya bersuku Belida. Penyebutan demikian terkait dengan sejarahnya yang dimasa lalu keseluruhan wilayah tersebut merupakan satu kecamatan saja yakni kecamatan Gelumbang yang kemudian dimekarkan menjadi 6 kecamatan.
 
📍 Masjid Darushsholah Gumai
Desa Gumai, Kec. Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171
 
🌎 https://goo.gl/maps/nDsk6zbZKX8GCtPD7
 


Desa Gumai bertetangga dengan Desa Bitis yang letaknya dipertengahan perjalanan dari Kelurahan Gelumbang ke Desa Gumai. Setidaknya hingga awal 1990-an ruas jalan darat menuju desa Bitis dan Gumai ini kondisinya terbilang cukup parah, ruas jalan tanah yang berlubang, berdebu dan tidak rata dimusim kemarau dan berubah menjadi kubangan di musim hujan.
 
Bahkan jenis kendaraan truk dan pick up pun kesulitan melalui ruas jalan itu dimusim hujan. Teramat berbeda dengan kondisi ruas jalannya yang saat ini sudah ber-aspal cukup baik meski ada kerusakan dibeberapa titik tapi masih layak untuk dilalui dengan kendaraan dengan ground clearance tak terlalu tinggi sekalipun.
 
Berbahasa Belida. Amaran yang ditempel di beduk di Masjid Dasussholah ditulis dengan Bahasa Belida, masih mirip mirip bahasa melayu dan bahasa Indonesia toh.

Disepanjang perjalanan kamu bisa menyaksikan pemandangan di kiri kanan jalan yang dipenuhi dengan jejeran pohon pohon karet milik warga diselang selingi dengan belukar dan sungai sungai kecil ber-air jernih menggugah hati untuk nyebur dalam kesegarannya.
 
Pintu masuk Masjid dari arah jalan yang menuju ke jembatan besi.

Nama Belida bagi nama sungai yang melintas di Desa Gumai ini juga menjadi nama bagi Suku Belida yang mendiami kawasan disepanjang aliran Sungai Belida yang sehari hari berbahasa Belida dan bertradisi Belida yang berakar pada tradisi Islam.
 
Bagi anda penggemar pempek Palembang, pasti pernah mendengar Pempek dan Kerupuk Ikan Belida yang rasanya paling enak dari ikan lainnya, ikan tersebut juga berasal dan dinamai dengan nama Sungai ini. Diketahui bahwa Ikan Belida juga ditemukan di-alur Sungai Kapuas di Pulau Kalimantan.
 
Didalam masjid Darussholah Gumai.

Gumai dan Kyai Mudo
 
Desa Gumai lekat dengan kisah tutur tentang Kyai Mudo, sosok ulama kharismatik yang dikenal berjasa besar bagi syiar Islam di sepanjang kawasan aliran sungai Belida dan sekitarnya. Kyai Mudo nama aslinya adalah Masagus Haji Abdul Aziz bin Masagus Haji Mahmud alias Kanang, atau biasa disingkat menjadi Mgs H. Abdul Aziz.
 
Beliau adalah satu satunya adik laki laki dari Mgs. Abdul Hamid bin Mgs H. Mahmud, Ulama Kharismatik Palembang yang begitu melegenda dan dan dikenal dengan nama Kyai Marogan, Ki Merogan atau Kyai Muara Ogan karena aktifitas dakwah beliau yang banyak dilakukan di sepanjang sungai Ogan dan masjid pertama yang dibangunnya berdiri dimuara Sungai Ogan ditepian sungai Musi.
 
Pintu Utama Masjid Darussholah Gumai.

Sedangkan Mgs Abdul Aziz Bin Mgs H. Mahmud  yang fokus dakwahnya di sepanjang aliran Sungai Belida dan sekitarnya, dalam bahasa Palembang lebih dikenal sebagai Kyai Mudo dan dalam dialek bahasa Belida dikenal dengan panggilan sebagai Kyai Mude, karena usianya yang lebih muda dari Kyai Marogan. Masagus atau Mgs yang menempel dinamanya merupakan gelar ningrat dilingkungan keraton Palembang.
 
Sejauh ini kami belum menemukan informasi tentang kapan kyai Mudo dilahirkan, namun berbagai informasi menyebutkan bahwa Kyai Marogan yang merupakan kakak dari Kyai Mudo, dilahirkan sekitar tahun 1802 dan wafat tahun 1901.
 
Menara tunggal Masjid Darussholah Gumai.

Disebutkan bahwa Kyai Marogan dilahirkan dimasa pertikaian sengit antara Kesultanan Palembang dan Belanda yang berahir dengan kekalahan kesultanan Palembang dalam perang terhadap Belanda, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap oleh Belanda pada 14 Juli 1821 dan diasingkan ke Ternate.
 
Sehingga dengan demikian, meskipun sangat sedikit sumber sumber tentang riwayat Kyai Mudo, satidaknya dapat dipastikan bahwa Kyai Marogan dan adiknya Kyai Mudo sejak masa remajanya hidup dimasa kekuasaan Kolonial Belanda.
 
Kubah dan menara Masjid Darussholah Gumai.

Sehingga kita juga bisa memastikan bahwa Desa Gumai dan desa desa lainnya disepanjang aliran sungai Belida sudah ada setidak-nya sejak abad ke-19, demikian juga dengan Masjid Darussholah di Desa Gumai ini yang oleh beberapa orang disebutkan dibangun dimasa dakwah Kyai Mudo di Gumai.
 
Masjid Darussholah
 
Masjid Darussholah berdiri tepat ditepian sungai Gumai yang merupakan anak sungai Belida, disampingnya ada seruas jalan cor yang berahir dijembatan besi yang membentang diatas sungai Gumai. Jembatan kecil ini menjadi akses warga setempat ke kebun dan ladang yang ada diseberang sungai sebelah timur.
 
Interior Masjid Darussholah Gumai.

Sebagian aktifitas warga masih bertumpu disungai termasuk keperluan untuk mandi, mencuci dan transportasi. Anak anak yang bermain disungai, warga yang mandi, mencuci dan wara wiri dengan perahu tentunya pemandangan biasa disini.
 
Dibangunnya masjid ini ditepian sungai Gumai pastinya dengan pertimbangan kemudahan akses ke sumber air bersih untuk bersuci. Dimasa kini dimasjid ini sudah tersedia keran keran air untuk berwudhu dari air yang ditampung dibak air yang ditinggikan.
 
           Masjid Darussholah Gumai.

Arsitektur Masjid Daarussholah
 
Meski sudah dibangun dengan bahan semen, namun kesan antik pada eksterior nya masih terlihat, meski bagian atap utama bangunannya sudah dilengkapi dengan kubah beton berukuran cukup besar serta sebatang menara bundar yang berdiri menjulang disana tampak mewakili bangunan menara dari era 70-80an.
 
Masuk kedalam masjid kita langsung dapat menemukan ciri ciri perluasan yang pernah dilakukan, tampak jelas dari bangunan menaranya yang kini berada didalam masjid, tampaknya perluasan dilakukan dengan menjadikan area teras masjid sebagai ruang sholat dengan memindahkan tembok dinding bangunan utama menyisakan tiang tiang beton nya saja sebagai penyanggah struktur diatasnya, dan membangun tembok baru di sisi teluar bagian teras.
 
Menara Masjid Darussholah Gumai.

Ruang utama masjid tampak cukup luas dan lega dengan atapnya yang cukup tinggi dibawah kubahnya yang lebar. Dibagian dalam relung kubah dihias dengan lukisan awan putih dan langit biru.
 
Empat pilar utamanya yang berdiri diruang utama memberikan kesan bahwa dulu bangunan ini merupakan bangun masjid dengan empat tiang utama dari kayu berukuran besar menopang struktur atap limas khas Palembang, yang kemudian dibongkar diganti dengan kubah besar berstruktur beton.
 
Pemandangan disini cukup indah untuk diabadikan dalam bingkai foto kenangan.

Lukisan kaligrafi dan pilihan paduan warna interiornya cukup membantu suasana didalam masjid tidak terlalu suram namun tetap berkesan sejuk. Bagian plafon bangunan utamanya jelas telihat merupakan bagian masjid ini dari era kekinian.
 
Kami tiba dijalan disamping masjid ini bertepatan dengan beduknya bertalu talu dilanjutkan dengan azan asyar. Jemaah sholat sore itu lumayanlah dengan tiga shaf laki laki dewasa dan beberapa orang anak anak remaja***
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Masjid di Gelumbang Lainnya
 
Masjid Muhammad Amin Tambangan Kelekar
Masjid Nurul Huda Kalangan Gelumbang
Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang
Masjid Al-Muttaqin Midar - Gelumbang
Masjid Nurul Yakin Sigam Gelumbang
Masjid Darussalam Payabakal Gelumbang


Sabtu, 25 Juni 2022

Masjid Darul Muttaqin Desa Pinangbanjar

Masjid Darul Muttaqin Desa Pinangbanjar, Gelumbang.

Dimanakah Desa Pinangbanjar?
 
Desa Pinangbanjar adalah salah satu desa didalam wilayah kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa yang asri ditepian Sungai Kelekar yang mengalir dari sekitar kota Prabumulih dan bermuara ke Sungai Ogan di Inderalaya kabupaten Ogan Ilir.
 
Landscape panorama Pinangbanjar menghadirkan suasana padang savanna Afrika di saat musim kemarau, ketika aliran sungai Kelekar surut, menghadirkan lahan yang cukup luas dengan rerumputan tipis dengan pepohonan tinggi di sepanjang bantaran sungai di dua sisinya, keren untuk direkam dalam bingkai foto.
 
🚩 Masjid Darul Muttaqin
Desa Pinang Banjar, Kecamatan Gelumbang
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171
 
🌐 https://goo.gl/maps/37iSnFHGat2BogVb6
 


Desa Pinangbanjar ini bahkan tampak cukup indah dari citra satelit yang ada di google map dengan hamparan hijau yang luas dan sungainya yang bekelok kelok. Desa Pinangbanjar dapat dicapai dari kota Palembang dengan berkendara sekitar 1 jam setengah dengan jarak tempuh sekitar 68km. Sebagai panduan perjalanan, anda juga bisa menggunakan applikasi googlemap yang sudah update kondisi daerahi ini termasuk juga streetview-nya.
 
Dari kota Palembang menuju ke-arah selatan (ke-arah Kota Prabumulih), menuju ke Kelurahan Gelumbang selaku ibukota kecamatan Gelumbang, di perempatan Masjid Jami Babussalam Gelumbang ambil arah ke Kiri (ke arah timur) menuju Desa Tambangan Kelekar, ada rambu rambu di perempatan yang menunjukkan arah ke Tambangan Kelekar.
 
Ruas Jalan ditengah desa Pinangbanjar dengan Masjid Darul Muttaqin.

Kurang dari sepuluh menit berkendara dari perempatan Kelurahan Gelumbang anda akan tiba di desa Tambangan Kelekar, dan berjumpa dengan Masjid Muhammad Amin di sisi kiri jalan masuk ke Desa tambangan Kelekar, dari Masjid itu lanjutkan perjalanan, ambil jalan ke kiri di pertigaan di tengah desa.
 
Dari sana hanya butuh perjalanan sekitar 5-8 menit berkendara anda akan sampai ke jembatan besi yang dibangun cukup tinggi melintas diatas sungai Kelekar, dan itu adalah desa Pinang Banjar. Dari atas jembatan itu anda dapat menikmati suguhan pemandangan alami desa Pinangbanjar.
 
Masjid Darul Muttaqin dilihat dari pintu Mushola Tua Desa Pinangbanjar.

Dan dari sana bila anda memandang ke arah selatan anda juga akan dapat melihat Menara dan atap masjid Darul Muttaqin tampak menyembul diantara atap atap rumah rumah warga, perahu perahu warga yang hilir mudik di sungai, beberapa warga yang sedang sibuk mencari ikan hingga mandi dan mencuci di tepian sungai.
 
Tentang Masjid Darul Muttaqin
 
Masjid Darul Muttaqin didesa Pinangbanjar dibangun dengan atap limas bersusun tiga ditambah satu kubah bawang berukuran kecil di puncak atapnya. Bangunan utamanya berdenah bujursangkar dengan tiga teras beratap di tiga sisinya masing masing di sisi timur, utara dan selatan.
 
Menara dan atap Masjid Darul Muttaqin diantara atap atap rumah penduduk setempat.

Denah bangunan masjid sedikit menyerong terhadap jalan desa untuk menyesuaikan dengan arah kiblat. Letak masjid ini tepat ditengah tengah desa diantara pemukiman warga. Satu menaranya ditempatkan di sisi barat, bersebelahan dengan bangunan mihrab yang menjorok keluar bangunan.
 
Memasuki masjid ini kita akan menjumpai mimbar dari kayu yang tampak cukup unik. Ditempatkan di dalam ruang mihrab di sisi sebelah kanan sajadah imam. Mihrab dari kayu dengan ukiran khas Palembang yang didominasi warna merah dan kuning emas. Mimbar tanpa podium, ada empat undakan anak tangga sebagai tempat bagi khatib menyampaikan khutbah dalam posisi lebih tinggi dari tempat duduk Jemaah.
 
Desa Pinangbanjar merupakan desa yang asri masih hijo royo royo ditepian sungai Kelekar.

Ada ukiran kalimat tauhid di bagian atasnya dan kaligrafi lafadz mirroring Muhammad di sisi belakang, dibagian atasnya ada tulisan tangan dengan hurup arab yang kurang jelas untuk dibaca. Namun tampaknya tulisan itu terbaca Abdurrohman Burai.
 
Kami belum memiliki informasi terkait nama itu, apa hubungan beliau dengan masjid ini. Burai di belakang nama itu adalah sebuah desa di kecamatan Tanjungbatu, Kabupaten Ogan Ilir yang juga berada ditepian Sungai Kelekar yang jaraknya bila menyusuri sungai kira kira terpaut 19.5Km ke arah timur dari desa Pinangbanjar.
 
Puncak menara Masjid Darul Muttaqin Pinangbanjar.

Bagian dalam masjid ini seluruhnya di beri plafon mengikuti kontur atap, ditopang dengan dua belas tiang beton segi empat dan dibagian tengahnya disanggah dengan satu pilar beton bundar, bediri ditengah tengah ruangan masjid.
 
Ada tiga pintu akses ke ruangan masjid masing masing di sisi timur, utara dan selatan. Di tiga sisi itu juga dilengkapi dengan jendela jendela kaca berukuran besar dengan teralis besi. Di dalam masjid terang benderang di siang hari dengan cahaya alami dari luar***
 
Interior Masjid Darul Muttaqin

Mimbar Masjid Darul Muttaqin.

Dari balik teralis jendela.

Mihrab dan mimbar Masjid Darul Muttaqin

Mihrab dan mimbar Masjid Darul Muttaqin.

"Abdurrahman Burai" tulisan di bagian mimbar masjid.

Satu set bedug dan kentongan yang tampak masih baru, dibelakangnya terdapat perangkat pengeras suara modern. dimasa lalu di wilayah Gelumbang Raya tidak mengenal kentongan sebagai pasangan beduk.

Interior Masjid Darul Muttaqin dengan tiang tiang beton penyanggah struktur atapnya.

Jendela dan pintu masjid Darul Muttaqin,

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Masjid di Kecamatan Gelumbang Lainnya
 
Masjid Jami’ Babussalam Gelumbang
Masjid Muhammad Amin Tambangan Kelekar,
Masjid Nurul Huda Kalangan Gelumbang
Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang
Masjid Attaqwa Kp.II. Gelumbang
Masjid Al-Manshurin Karangendah


Minggu, 19 Juni 2022

Musholla Nurul Iman Tanjung Pauh Udik, Cikarang Kota

Musholla Nurul Iman, Cikarang Kota, 2013-2017

 📍 Musholla Nurul Iman
Jl. Desa Tanjung Pauh Mudik No.19-38, Cikarang Kota
Kec. Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat 17530
 
🌐 https://goo.gl/maps/fRyPtVVuo7mzgYfo9
 

 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Masjid di Cikarang Kota Lain-nya
 
Masjid Jami’ Al-Jihad Pasar Cikarang
Masjid Al-Alif Mall Sentra Grosir Cikarang
Masjid Besar Almukarromah Cikarang
Masjid Jamie At-Taqwa Harapan Baru
 


Sabtu, 18 Juni 2022

Masjid Jamie Miftahul Jannah Sertajaya 2010-2022

Masjid Jamie Miftahul Jannah Sertajaya 2010-2022.

Masjid Jamie Miftahul Jannah ini berada di-komplek kantor Kelurahan Sertajaya, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Lokasinya berdiri tepat dipertigaan jalan raya Simpangan – Tegal danas, dan Jalan Raya Citarik – Tegaldanas.
 
Artikel masjid ini pernah kami muat di laman ini ditahun 2013 yang lalu di link ini. Foto Ekteriornya sebelum direnovasi ada di link ini sedangkan foto interiornya sebelum direnovasi ada di link ini.
 
📍 Masjid Jamie Miftahul Jannah
Jl. Tegal Danas No.1, Sertajaya, Kec. Cikarang Timur
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat 17530
 
🌐 https://goo.gl/maps/mb9K9q9HoTAevvdg8 


Saat itu bangunan masjid ini masih berbentuk bangunan masjid tradisional Indonesia dengan atap limas bertingkat. Sangat berbeda dengan bangunannya saat ini yang berbentuk bangunan masjid modern, dua lantai lengkap dengan kubah dan menaranya yang bergaya menara Masjidil Haram.
 
Insya Allah lain waktu akan kami ulas lebih dalam tentang bangunan baru Masjid Jamie Miftahul Jannah Sertajaya ini.
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Lihat juga