Tampilkan postingan dengan label Masjid di Kabupaten Muara Enim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masjid di Kabupaten Muara Enim. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Juni 2022

Masjid Darul Muttaqin Desa Pinangbanjar

Masjid Darul Muttaqin Desa Pinangbanjar, Gelumbang.

Dimanakah Desa Pinangbanjar?
 
Desa Pinangbanjar adalah salah satu desa didalam wilayah kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa yang asri ditepian Sungai Kelekar yang mengalir dari sekitar kota Prabumulih dan bermuara ke Sungai Ogan di Inderalaya kabupaten Ogan Ilir.
 
Landscape panorama Pinangbanjar menghadirkan suasana padang savanna Afrika di saat musim kemarau, ketika aliran sungai Kelekar surut, menghadirkan lahan yang cukup luas dengan rerumputan tipis dengan pepohonan tinggi di sepanjang bantaran sungai di dua sisinya, keren untuk direkam dalam bingkai foto.
 
🚩 Masjid Darul Muttaqin
Desa Pinang Banjar, Kecamatan Gelumbang
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171
 
🌐 https://goo.gl/maps/37iSnFHGat2BogVb6
 


Desa Pinangbanjar ini bahkan tampak cukup indah dari citra satelit yang ada di google map dengan hamparan hijau yang luas dan sungainya yang bekelok kelok. Desa Pinangbanjar dapat dicapai dari kota Palembang dengan berkendara sekitar 1 jam setengah dengan jarak tempuh sekitar 68km. Sebagai panduan perjalanan, anda juga bisa menggunakan applikasi googlemap yang sudah update kondisi daerahi ini termasuk juga streetview-nya.
 
Dari kota Palembang menuju ke-arah selatan (ke-arah Kota Prabumulih), menuju ke Kelurahan Gelumbang selaku ibukota kecamatan Gelumbang, di perempatan Masjid Jami Babussalam Gelumbang ambil arah ke Kiri (ke arah timur) menuju Desa Tambangan Kelekar, ada rambu rambu di perempatan yang menunjukkan arah ke Tambangan Kelekar.
 
Ruas Jalan ditengah desa Pinangbanjar dengan Masjid Darul Muttaqin.

Kurang dari sepuluh menit berkendara dari perempatan Kelurahan Gelumbang anda akan tiba di desa Tambangan Kelekar, dan berjumpa dengan Masjid Muhammad Amin di sisi kiri jalan masuk ke Desa tambangan Kelekar, dari Masjid itu lanjutkan perjalanan, ambil jalan ke kiri di pertigaan di tengah desa.
 
Dari sana hanya butuh perjalanan sekitar 5-8 menit berkendara anda akan sampai ke jembatan besi yang dibangun cukup tinggi melintas diatas sungai Kelekar, dan itu adalah desa Pinang Banjar. Dari atas jembatan itu anda dapat menikmati suguhan pemandangan alami desa Pinangbanjar.
 
Masjid Darul Muttaqin dilihat dari pintu Mushola Tua Desa Pinangbanjar.

Dan dari sana bila anda memandang ke arah selatan anda juga akan dapat melihat Menara dan atap masjid Darul Muttaqin tampak menyembul diantara atap atap rumah rumah warga, perahu perahu warga yang hilir mudik di sungai, beberapa warga yang sedang sibuk mencari ikan hingga mandi dan mencuci di tepian sungai.
 
Tentang Masjid Darul Muttaqin
 
Masjid Darul Muttaqin didesa Pinangbanjar dibangun dengan atap limas bersusun tiga ditambah satu kubah bawang berukuran kecil di puncak atapnya. Bangunan utamanya berdenah bujursangkar dengan tiga teras beratap di tiga sisinya masing masing di sisi timur, utara dan selatan.
 
Menara dan atap Masjid Darul Muttaqin diantara atap atap rumah penduduk setempat.

Denah bangunan masjid sedikit menyerong terhadap jalan desa untuk menyesuaikan dengan arah kiblat. Letak masjid ini tepat ditengah tengah desa diantara pemukiman warga. Satu menaranya ditempatkan di sisi barat, bersebelahan dengan bangunan mihrab yang menjorok keluar bangunan.
 
Memasuki masjid ini kita akan menjumpai mimbar dari kayu yang tampak cukup unik. Ditempatkan di dalam ruang mihrab di sisi sebelah kanan sajadah imam. Mihrab dari kayu dengan ukiran khas Palembang yang didominasi warna merah dan kuning emas. Mimbar tanpa podium, ada empat undakan anak tangga sebagai tempat bagi khatib menyampaikan khutbah dalam posisi lebih tinggi dari tempat duduk Jemaah.
 
Desa Pinangbanjar merupakan desa yang asri masih hijo royo royo ditepian sungai Kelekar.

Ada ukiran kalimat tauhid di bagian atasnya dan kaligrafi lafadz mirroring Muhammad di sisi belakang, dibagian atasnya ada tulisan tangan dengan hurup arab yang kurang jelas untuk dibaca. Namun tampaknya tulisan itu terbaca Abdurrohman Burai.
 
Kami belum memiliki informasi terkait nama itu, apa hubungan beliau dengan masjid ini. Burai di belakang nama itu adalah sebuah desa di kecamatan Tanjungbatu, Kabupaten Ogan Ilir yang juga berada ditepian Sungai Kelekar yang jaraknya bila menyusuri sungai kira kira terpaut 19.5Km ke arah timur dari desa Pinangbanjar.
 
Puncak menara Masjid Darul Muttaqin Pinangbanjar.

Bagian dalam masjid ini seluruhnya di beri plafon mengikuti kontur atap, ditopang dengan dua belas tiang beton segi empat dan dibagian tengahnya disanggah dengan satu pilar beton bundar, bediri ditengah tengah ruangan masjid.
 
Ada tiga pintu akses ke ruangan masjid masing masing di sisi timur, utara dan selatan. Di tiga sisi itu juga dilengkapi dengan jendela jendela kaca berukuran besar dengan teralis besi. Di dalam masjid terang benderang di siang hari dengan cahaya alami dari luar***
 
Interior Masjid Darul Muttaqin

Mimbar Masjid Darul Muttaqin.

Dari balik teralis jendela.

Mihrab dan mimbar Masjid Darul Muttaqin

Mihrab dan mimbar Masjid Darul Muttaqin.

"Abdurrahman Burai" tulisan di bagian mimbar masjid.

Satu set bedug dan kentongan yang tampak masih baru, dibelakangnya terdapat perangkat pengeras suara modern. dimasa lalu di wilayah Gelumbang Raya tidak mengenal kentongan sebagai pasangan beduk.

Interior Masjid Darul Muttaqin dengan tiang tiang beton penyanggah struktur atapnya.

Jendela dan pintu masjid Darul Muttaqin,

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
 
Masjid di Kecamatan Gelumbang Lainnya
 
Masjid Jami’ Babussalam Gelumbang
Masjid Muhammad Amin Tambangan Kelekar,
Masjid Nurul Huda Kalangan Gelumbang
Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang
Masjid Attaqwa Kp.II. Gelumbang
Masjid Al-Manshurin Karangendah


Sabtu, 06 April 2019

Masjid Muhammad Amin Desa Tambangan Kelekar, Gelumbang

Masjid Muahammad Amin Desa Tambangan Kelekar, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. (foto dari akun Instagram @hendrajailani).

Masjid bewarna oranye ini adalah Masjid Muhammad Amin, salah satu masjid di Desa Tambangan Kelekar, kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Masjid bewarna cerah merona ini mudah ditemukan saat anda masuk ke desa Tambangan Kelekar dari arah kelurahan Gelumbang, masjid ini berdiri megah disebelah kiri jalan.

Tambangan Kelekar adalah desa yang indah di Kecamatan Gelumbang, Desa yang dilintasi Sungai Kelekar yang yang mengalir hingga ke kota Prabumulih. Sejak dahulu kala desa ini dikenal dengan tradisi Islamnya yang kuat. Di seberang masjid ini berdiri sekolah Madrasah Negeri. Dan selain masjid Muhammad Amin ini, masih ada masjid Jami yang berdiri persis di tepian sungai Kelekar.

Masjid Muhammad Amin
Desa Tambangan Kelekar, Kecamatan Gelumbang
Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171
Indonesia



Berdasarkan informasi yang kami terima, masjid ini dibangun diatas tanah wakaf dari suami istri Haji Mukmin dan Istrinya Hajah Soana. Pasangan suami istri juga adalah sosok yang sama yang mewakafkan tanahnya untuk pembangunan Puskesmas Gelumbang di sekitar tahun 1970-an.

Semasa hidupnya Haji Mukmin dikenal sebagai mantri desa dan tinggal di Kelurahan Gelumbang. Kediaman beliau dan keluarga memang tidak terlalu jauh dari Puskesmas Gelumbang yang disebutkan tadi.***

----------------------------------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
----------------------------------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Tanah Belida Lainnya



Sabtu, 18 Februari 2017

Masjid Nurul Huda Kalangan, Gelumbang

#masjid masjid di tanah Belida

Masjid Nurul Huda. Bermula dari sebuah Mushola, kemudian dinaikkan statusnya sebagai sebuah masjid.

Pada mulanya masjid ini adalah sebuah mushola yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat di kampung tiga kelurahan Gelumbang. Seiring perjalanan waktu mushola tersebut kemudian beralih status menjadi Masjid dan juga digunakan untuk sholat Jum’at dan sholat hari raya. 

Sebelumnya bila hari Jum’at dan hari raya, masyarakat disini berbondong bondong ke Masjid Jami Babussalam yang ada di Kampung satu Kelurahan Gelumbang.  Beberapa nama tokoh tokoh setempat yang masih saya ingat yang turut membidani mushola yang kini jadi masjid itu diantara adalah mendiang ust. Abdul Mukti, ust. H. Nang Hamid, ust. Nang Cik dan lainnya. mohon maaf bila ada yang tak disebut.

Masjid Nurul Huda
Kampung Tiga Kelurahan Gelumbang
Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim
Sumatera Selatan 31171



Kampung Tiga Kampung Kalangan

Kampung tiga kelurahan Gelumbang ini dulunya juga dikenal sebagai kampung kalangan. Kalangan yang dimaksud sama dengan Pekan atau Pasar. Di sekitar masjid ini memang ada bangunan kios kios pasar yang dibangun oleh PNKA/PJKA (sekarang PT. KAI) diseberang stasiun KA Gelumbang.

Di masa itu stasiun KA Gelumbang juga melayani penjualan tiket penumpang kereta api sehingga arus penumpang pengguna jasa kereta api yang wara wiri dari stasiun Kertapati di Palembang hingga ke Stasiun Tanjung Karang di Bandar Lampung begitu ramai dan roda perekonomian pun berputar disekitar stasiun ini.

Kebijakan kemudian berubah, penjualan tiket penumpang dihentikan dengan berbagai pertimbangan termasuk faktor perkembangan teknologi perkereta-apian yang sudah beralih ke mesin diesel modern dan tidak lagi menggunakan tungku api yang senantiasa membutuhkan pasokan batubara dan pasokan air disetiap stasiun yang dilewati.

Masjid Nurul Huda

Akibatnya stasiun stasiun kecil yang pada awalnya dibangun sebagai stasiun penyokong pasokan batu bara dan air sudah kehilangan fungsi utamanya, sampai ahirnya Kereta Api penumpang tidak lagi berhenti di setiap stasiun, tapi hanya berhenti di stasiun besar saja.

Efek pun berlanjut dengan tumbuh kembangnya angkutan bis antar kota, pasar PJKA yang tadinya ramai berangsur sepi sampai ahirnya ditinggalkan dan kini berpindah ke Pasar Gelumbang yang dibangun oleh Pemda tak jauh dari Jalur Lintas Tengah Sumatera, hanya beberapa puluh meter dari Masjid Jami’ Babussalam di Kampung Satu atau ‘tengah laman’ Gelumbang. Dalam Bahasa Belida ‘Tengah Laman’ bermakna harfiah ‘Tengah Kampung’.

Mayoritas masyarakat di Kampung tiga ini memang para pendatang dari ‘kota’ Palembang dan sekitarnya yang kemudian memulai bisnis dan kemudian menetap disana, beberepa menetap karena kaitan kedinasan mereka di PJKA. Dalam keseharian sesama anggota keluarga mereka dirumah-pun ada yang masih menggunakan Bahasa ‘kota’ Palembang, bukan berbahasa ‘Belida’ yang merupakan Bahasa asli tempatan.

Meski sudah berlalu berpuluh tahun, stasiun KA Gelumbang masih berdiri kokoh seperti bentuk aslinya. Sisa bangunan pasar juga masih ada termasuk bak atau kolam penampung air berukuran besar beserta sumurnya yang dulunya dibuat untuk perbekalan kereta pun masih ditempatnya namun sudah terbengkalai. Begitupun dengan bangunan rumah dinas untuk para pegawainya masih berdiri dan berfungsi hingga kini, meski suasana tak lagi seramai ketika “Kalangan” masih berfungsi sebagai “pasar”. ****

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Tanah Belida Lainnya


Rabu, 25 Januari 2017

Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang

#masjid masjid di tanah Belida

Bangunan baru Masjid At-Taqwa Desa Sukamenang. dari arah utara atau dari arah sungai

Sukamenang adalah salah satu desa di Kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, propinsi Sumatera Selatan. Masjid ini sudah pernah di posting di blog ini sebelumnya dengan judul “Masjid Tua Talang Menerai”. Namun bangunan masjid yang dibahasa dalam posting tersebut kini sudah tidak ada lagi, berganti dengan bangunan masjid yang kini berdiri di tempat yang sama.

Talang Menerai adalah nama asli desa Sukamenang sebelum kemudian di Indonesia-kan menjadi Sukamenang, nama yang kini dikenal. Desa ini bukanlah satu satunya desa di Kecamatan Gelumbang dan sekitarnya yang diganti dengan nama yang lebih Indonesia menggantikan nama asalnya yang sangat Belida Sekali.



Bangunan yang kini berdiri masih dengan langgam yang sama dengan bangunan sebelumnya hanya saja dengan ukuran yang lebih besar. Bangunan masjid dengan atap limasan bersusun dua khas Indonesia. Di ujung atapnya dipasan ornamen kubah dari bahan metal berukuran kecil. Hampir seluruh lahan masjid sebelumnya kini menjadi luasan masjid baru ini. Menara tunggalnya yang khas sebelumnya berdiri kokoh di sudut timur laut bangunan lama kini sudah tidak ada lagi.

Bagaimanapun konservasi sejarah kadangkala tak dapat dilakukan manakala terbentur dengan kebutuhan, termasuk dengan konservasi masjid bersejarah, bangunan lama masjid At-Taqwa ini sudah berumur cukup panjang dengan arsitekturnya yang khas masjid masjid sumatera, namun memang muslim disana membutuhkan masjid yang lebih luas untuk menampung jemaahnya yang makin bertambah dari hari ke hari.***

Foto Foto Masjid At-Taqwa Sukamenang

Masjid At-Taqwa dari arah selatan (menuju ke arah sungai)
diantara rumah penduduk dari sisi utara
Dari arah Jembatan di utara desa
Atap limas bersusun khas Indonesia

Bangunan Baru Vs Bangunan Lama


MASJID ATTAQWA SUKAMENANG baru & lama dari sisi utara. Foto atas : bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama (bawah)
MASJID ATTAQWA SUKAMENANG baru & lama dari sisi timur. Foto atas : bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama (bawah)
MASJID ATTAQWA SUKAMENANG baru & lama : bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama (bawah)

-----------------------oooOOOoo-----------------------

Baca juga artikel Masjid Gelumbang Lain nya


Sabtu, 03 September 2016

Masjid Al-Muttaqin Midar - Gelumbang

#Masjid Masjid di Tanah Belida
MASJID DAN RUMAH TRADISIONAL. Masjid Al-Muttaqin desa Midar di Kecamatan Gelumbang.

Midar adalah sebuah desa di kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Uniknya nama Midar bagi desa ini sama persis dengan nama sebuah Desa di Kerajaan Maroko di Benua Afrika bagian utara. Juga sama sama sebuah desa dengan penduduk muslim. Bedanya Midar di Maroko berada di tengah gurun pasir sedangkan Midar di Kecamatan Gelumbang ini berada di antara hijaunya kawasan hutan yang masih tersisa dan hamparan kebun karet.

Lokasi Masjid Al-Muttaqin
RT. 003 Dusun 1, Desa Midar, Kec. Gelumbang 31171
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan – Indonesia
Koordinat : -3.272088, 104.374754


Dari Kelurahan Gelumbang selaku ibukota kecamatan, Desa Midar dapat dicapai Melalui desa Karang Endah. Jalanan yang menghubungkan antara desa di kecamatan Gelumbang kini cukup baik dengan jalan yang rata rata sudah di cor beton. Kondisi yang jauh berbeda dengan masa tahun 80-90an saat jalanan dari dan menuju kesana rusak parah dan butuh perjuangan berat untuk dapat dilalui.

Masjid Al-Muttaqin desa Midar ini tidak berada di tepian jalan raya tapi sedikit masuk melalui sebuah gang kecil yang juga sudah di cor. Ada sebuah gapura yang dibangun di tepi jalan raya lengkap dengan nama masjid ini di bagian atasnya, sebagai penanda dan penunjuk arah bagi yang melintas disana.

Atap limas masjid Al-Muttaqin

Berdiri diantara rumah rumah penduduk yang hampir semuanya berupa rumah panggung tradisional khas Sumatera. Masjid Al-Muttaqin dibangun seperti kebanyakan masjid masjid di tanah air, berupa bangunan masjid dengan struktur atap limas bersusun. Kubah dari atap limas bangunan masjid di Palembang dan sekitarnya memang memiliki keunikan tersendiri seperti pada masjid ini.

Sisi bawah atap limasnya bukan berupa bukaan yang diperuntukkan bagi jendela jendela kecil tapi justru di tutup dengan susunan papan seolah membuatnya sebagai sebuah kubah. Bagian puncak atap limas ini aslinya dan biasanya dilengkapi dengan ornamen khas seperti daun simbar namun pada masjid ini sudah diganti dengan kubah berbahan metal berukuran kecil. Karena tidak ada menara, maka pengeras suara di masjid ini diletakkan dibawah kubah limas di atap nya.

Exterior Masjid Al-Muttaqin Midar
Lahan tempat masjid ini berdiri tidak seluruhnya datar, sehingga bagian belakangnya tampak jauh lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya, pun demikian dengan posisi kamar mandi dan area berwudhunya yang berada di bagian belakang, ada beberapa anak tangga yang harus dilalui dari sisi belakang masjid ini untuk memasukinya.

Sisi kiri dan kanan masjid ini dilengkapi dengan teras berpagar untuk menghindari masuknya binatang ternak. Ukuran masjid ini cukup besar dengan tiga pintu akses, masing masing di sisi kiri dan kanan ditambah satu pintu akses dari sisi belakang. Denah bangunannya persegi panjang dengan empat pilar utama di bagian tengah menopang struktur utamanya ditambah dua pilar tambahan di sisi depan dan belakang pilar utama.

Mihrabnya dibangun sedikit menjorok ke luar dari bangunan utama. Di ruangan mihrab ini juga ditempatkan satu mimbar terbuat dari kayu, dengan beberapa anak tangga tanpa podium. Bagian dalam masjid ini memang sepir dari berbagai ornamen, ada petunjuk waktu sholat di samping mihrab, Laporan Keuangan masjid, dan papan pengumuman di dinding selatan yang juga memuat Jadwal waktu sholat selama selama satu bulan yang sudah disahkan oleh kementrian agama kabupaten Muara Enim. Dan tak lupa satu buah beduk ditempatkan di teras utara masjid.***

Interior Masjid Al-Muttaqin Midar

--------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Tanah Belida Lainnya


Minggu, 28 Agustus 2016

Masjid Ash-Sholihin Ibul Belida Darat

#Masjid Masjid di Tanah Belida

Masjid Ash-Sholihin Desa Ibul, Kecamatan Belida Darat

Masjid Ash-Sholihin merupakan Masjid di desa Ibul, Kecamatan Belida Darat, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa Ibul ini memiliki kesamaan nama dengan sebuah kelurahan di Kota Prabumulih yakni Kelurahan Gunung Ibul, meski belum pasti apakan kedua desa/kelurahan tersebut memiliki keterkaitan sejarah satu dengan lainnya mengingat lokasi keduanya memang tidak terpaut terlalu jauh.

Alamat Masjid Ash-Sholihin
Dusun II, Desa Ibul, Kecamatan Belida Darat, Kab. Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia


Menurut data kementrian agama, masjid As Sholihin dibangun tahun 2008 dengan luas bangunan 676 m2 dan luas lahan 1600m2. Status lahan adalah lahan wakaf dengan surat surat masih berbentuk girik. Daya tamping masjid ini sekitar 150 jemaah dengan nomor ID Masjid 01.4.06.03.17.000014.

--------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Tanah Belida Lainnya