Batang, adalah nama kecamatan sekaligus Kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten
Batang berada di
tepian pantai utara pulau Jawa, dilalui oleh jalur darat bersejarah “Anyer –
Panarukan” yang dibangun dengan tenaga kerja paksa di jaman penjajahan Belanda
saat Hindia Belanda dibawah kekuasaan Gubernur Jenderal Daendels (1808). Pusat
pemerintahan Kabupaten Batang
berada di kecamatan Batang lengkap dengan bangunan Masjid Agung nya yang
bernama Masjid Agung Darul Muttaqin.
Alamat Masjid Agung Darul Muttaqin
Jl. Ahmad Yani, Kelurahan
Kauman, Kec. Batang
Kabupaten Batang, Jawa
Tengah – Indonesia
Masjid
Agung Darul Muttaqin Batang terletak di sisi barat alun alun, di jantung Kota Batang. Posisinya yang begitu strategis menjadi sebab selalu ramai nya masjid ini dikunjungi oleh jamaah baik yang berasal
dari sekitar Kota Batang maupun juga para musafir luar kota. Sebelum menjadi Masjid Agung, dahulunya masjid ini bernama
Masjid Jami’ Kota Batang, sebelum Batang menjadi kabupaten lagi, terpisah dari
Kabupaten Pekalongan.
Arsitektur
Masjid Agung Darul Muttaqin Batang
Bangunan masjid dengan perpaduan arsitektur modern di bagian serambi dan bangunan asli di bagian
utama masjid ditambah dengan menara tunggal. Masjid ini sudah
direnovasi menjadi bangunan berlantai dua, mampu menampung hinngga 2000-3000 jemaah
sekaligus. Bangunan tambahan masjid hampir
seluruhnya dibalut dengan keramik dan marmer.
Tiga atap limas di bangunan utama dan di dua menara lama nya |
Bangunan asli Masjid ini berbentuk bangunan
tradisional beratap limas bersusun, khas bangunan masjid asli Indonesia. Ruang utama masjid, telah mengalami
renovasi, namun masih
tetap nampak keasliannya. Sebagian
besar ornament dalam ruangan dari
kayu. Struktur atap bangunannya ditopang 12 tiang yang dipercantik dengan ukiran ukiran
kayu, dan seluruh
ornamen kayu di dalam ruangan ini di lapis plitur dan pernis. Serambi masjid telah mengalami perombakan menyeluruh
sehingga terkesan lebih modern. Saat
singgah kesana, ruang utama masjid ini
sedang dalam proses perbaikan.
Terkait dengan tarikh pembangunan masjid, pada mimbar kayu Masjid Agung Darul
Muttaqin Batang terdapat ukiran angka 1242 H (1821 M), dan di ruang imam ada
pula ukiran angka 1247 H (1826 M). Bisa jadi angka tahun tersebut
adalah tahun renovasi atau perluasan masjid, mengingat bahwa kabupaten Batang
sendiri sudah berdiri sejak abad ke 17 meski kemudian dilebur kedalam kabupaten
Pekalongan tahun 1936 di masa kolonial Belanda dan di masa kemerdekaan kemudian
dibentuk lagi sebagai kabupaten mandiri di tahun 1965.
Sejarah
mencatat pada tahun 1850-an di Batang pernah hidup seorang ulama besar bernama
KH. Ahmad Rifai yang merupakan pendiri gerakan Rifaiyyah yang terkenal menjadi
penentang kolonialisme Belanda waktu itu. Dalam sejarahnya, KH. Ahmad Rifai
pernah ‘diadili’ Belanda karena ajaran-ajarannya dianggap menentang pemerintah
kolonial.
Di
bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat sebuah makam orang
yang menjadi muadzin di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Muadzin tersebut
tewas tertembak oleh peluru penjajah sehingga untuk menghormatinya jenazah
dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang.
Aktivitas pendidikan di Masjid Agung Batang ini telah
mendirikan dan menjalankan tiga
lembaga pendidikan yaitu
RA/TK Al Karomah, TPQ Al Karomah, dan SMP Islam Batang. Selain tiga lembaga tersebut, di
belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga terdapat sebuah madrasah aliyah, madrasah ibtidiyyah,
dan madrasah diniyyah yang menjadi keluarga besar" Masjid Agung Darul Muttaqin Batang meskipun
dalam naungan lembaga/yayasan lain.
Ada
istilah KABELMAS (Kampus
Belakang Masjid) yang melekat dengan fasilitas pendidikan di Masjid
Agung ini, karena di
belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat kompleks pendidikan mulai dari tingkat TK sampai
SLTA. Pengajian rutin di masjid ini diselenggarakan setiap malam rabu dan
sudah menjadi tradisi selama hampir 20 tahun. Ta’mir masjid juga mengelola lembaga keuangan BMT dan panti asuhan.
di dalam masjid @malam hari |
Tradisi Masjid
Agung Batang
Di Batang ada tradisi kliwonan, semacam pasar malam yang diadakan setiap
malam Jumat Kliwon yang sudah mentradisi secara turun temurun. Di Masjid
Agung Darul Muttaqin Batang ada sebuah sumur yang airnya dipercaya bisa menjadi media pengobatan penyakit dan
tolak bala (atas izin Allah tentunya). [foto @nite time by Teguh Santoso, narasi by hadiwijaya].***
-------------------ooo000ooo ------------------
Baca Juga Masjid Masjid di Jateng Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hindari komentar yang berbau SARA