Masjid Darussholah berdiri ditepian Sungai Gumai, anak dari sungai Belida. |
Gumai adalah sebuah desa di kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Desa ini merupakan salah satu desa di ‘Gelumbang Raya’ yang wilayah desannya berada ditepian sungai Belida, salah satu sungai di Sumsel yang bermuara ke Sungai Musi.
Jembatan besi yang melintas diatas Sungai Gumai didekat Masjid Dasussholah, saat sore hari ramai anak anak bermain tenjun ke sungai dari jembatan ini. |
Wilayah desa ini berdiri ditepian sungai Belida karena memang dimasa lalu sungai Belida-lah yang menjadi alur transportasi utama di desa ini melalui sungai Gumai. Dimasa kini, desa ini dapat dicapai dengan jalan darat, hanya beberapa menit berkendara dari pasar pagi kelurahan Gelumbang.
Desa Gumai, Kec. Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan 31171
Desa Gumai bertetangga dengan
Desa Bitis yang letaknya dipertengahan perjalanan dari Kelurahan Gelumbang ke
Desa Gumai. Setidaknya hingga awal 1990-an ruas jalan darat menuju desa Bitis
dan Gumai ini kondisinya terbilang cukup parah, ruas jalan tanah yang
berlubang, berdebu dan tidak rata dimusim kemarau dan berubah menjadi kubangan
di musim hujan.
Bahkan jenis kendaraan truk dan
pick up pun kesulitan melalui ruas jalan itu dimusim hujan. Teramat berbeda
dengan kondisi ruas jalannya yang saat ini sudah ber-aspal cukup baik meski ada
kerusakan dibeberapa titik tapi masih layak untuk dilalui dengan kendaraan
dengan ground clearance tak terlalu tinggi sekalipun.
Disepanjang perjalanan kamu bisa menyaksikan pemandangan di kiri kanan jalan yang dipenuhi dengan jejeran pohon pohon karet milik warga diselang selingi dengan belukar dan sungai sungai kecil ber-air jernih menggugah hati untuk nyebur dalam kesegarannya.
Nama Belida bagi nama sungai yang melintas di Desa Gumai ini juga menjadi nama bagi Suku Belida yang mendiami kawasan disepanjang aliran Sungai Belida yang sehari hari berbahasa Belida dan bertradisi Belida yang berakar pada tradisi Islam.
Bagi anda penggemar pempek
Palembang, pasti pernah mendengar Pempek dan Kerupuk Ikan Belida yang rasanya
paling enak dari ikan lainnya, ikan tersebut juga berasal dan dinamai dengan
nama Sungai ini. Diketahui bahwa Ikan Belida juga ditemukan di-alur Sungai
Kapuas di Pulau Kalimantan.
Gumai dan Kyai Mudo
Desa Gumai lekat dengan kisah
tutur tentang Kyai Mudo, sosok ulama kharismatik yang dikenal berjasa besar
bagi syiar Islam di sepanjang kawasan aliran sungai Belida dan sekitarnya. Kyai
Mudo nama aslinya adalah Masagus Haji Abdul Aziz bin Masagus Haji Mahmud alias
Kanang, atau biasa disingkat menjadi Mgs H. Abdul Aziz.
Beliau adalah satu satunya adik
laki laki dari Mgs. Abdul Hamid bin Mgs H. Mahmud, Ulama Kharismatik Palembang
yang begitu melegenda dan dan dikenal dengan nama Kyai Marogan, Ki Merogan atau
Kyai Muara Ogan karena aktifitas dakwah beliau yang banyak dilakukan di
sepanjang sungai Ogan dan masjid pertama yang dibangunnya berdiri dimuara
Sungai Ogan ditepian sungai Musi.
Sedangkan Mgs Abdul Aziz Bin Mgs H. Mahmud yang fokus dakwahnya di sepanjang aliran Sungai Belida dan sekitarnya, dalam bahasa Palembang lebih dikenal sebagai Kyai Mudo dan dalam dialek bahasa Belida dikenal dengan panggilan sebagai Kyai Mude, karena usianya yang lebih muda dari Kyai Marogan. Masagus atau Mgs yang menempel dinamanya merupakan gelar ningrat dilingkungan keraton Palembang.
Sejauh ini kami belum menemukan
informasi tentang kapan kyai Mudo dilahirkan, namun berbagai informasi menyebutkan
bahwa Kyai Marogan yang merupakan kakak dari Kyai Mudo, dilahirkan sekitar
tahun 1802 dan wafat tahun 1901.
Disebutkan bahwa Kyai Marogan dilahirkan dimasa pertikaian sengit antara Kesultanan Palembang dan Belanda yang berahir dengan kekalahan kesultanan Palembang dalam perang terhadap Belanda, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap oleh Belanda pada 14 Juli 1821 dan diasingkan ke Ternate.
Sehingga dengan demikian,
meskipun sangat sedikit sumber sumber tentang riwayat Kyai Mudo, satidaknya
dapat dipastikan bahwa Kyai Marogan dan adiknya Kyai Mudo sejak masa remajanya
hidup dimasa kekuasaan Kolonial Belanda.
Sehingga kita juga bisa memastikan bahwa Desa Gumai dan desa desa lainnya disepanjang aliran sungai Belida sudah ada setidak-nya sejak abad ke-19, demikian juga dengan Masjid Darussholah di Desa Gumai ini yang oleh beberapa orang disebutkan dibangun dimasa dakwah Kyai Mudo di Gumai.
Masjid Darussholah
Masjid Darussholah berdiri tepat
ditepian sungai Gumai yang merupakan anak sungai Belida, disampingnya ada
seruas jalan cor yang berahir dijembatan besi yang membentang diatas sungai
Gumai. Jembatan kecil ini menjadi akses warga setempat ke kebun dan ladang yang
ada diseberang sungai sebelah timur.
Sebagian aktifitas warga masih bertumpu disungai termasuk keperluan untuk mandi, mencuci dan transportasi. Anak anak yang bermain disungai, warga yang mandi, mencuci dan wara wiri dengan perahu tentunya pemandangan biasa disini.
Dibangunnya masjid ini ditepian
sungai Gumai pastinya dengan pertimbangan kemudahan akses ke sumber air bersih
untuk bersuci. Dimasa kini dimasjid ini sudah tersedia keran keran air untuk
berwudhu dari air yang ditampung dibak air yang ditinggikan.
Arsitektur Masjid Daarussholah
Meski sudah dibangun dengan bahan
semen, namun kesan antik pada eksterior nya masih terlihat, meski bagian atap
utama bangunannya sudah dilengkapi dengan kubah beton berukuran cukup besar
serta sebatang menara bundar yang berdiri menjulang disana tampak mewakili
bangunan menara dari era 70-80an.
Masuk kedalam masjid kita
langsung dapat menemukan ciri ciri perluasan yang pernah dilakukan, tampak
jelas dari bangunan menaranya yang kini berada didalam masjid, tampaknya
perluasan dilakukan dengan menjadikan area teras masjid sebagai ruang sholat
dengan memindahkan tembok dinding bangunan utama menyisakan tiang tiang beton
nya saja sebagai penyanggah struktur diatasnya, dan membangun tembok baru di
sisi teluar bagian teras.
Ruang utama masjid tampak cukup luas dan lega dengan atapnya yang cukup tinggi dibawah kubahnya yang lebar. Dibagian dalam relung kubah dihias dengan lukisan awan putih dan langit biru.
Empat pilar utamanya yang berdiri
diruang utama memberikan kesan bahwa dulu bangunan ini merupakan bangun masjid
dengan empat tiang utama dari kayu berukuran besar menopang struktur atap limas
khas Palembang, yang kemudian dibongkar diganti dengan kubah besar berstruktur
beton.
Lukisan kaligrafi dan pilihan paduan warna interiornya cukup membantu suasana didalam masjid tidak terlalu suram namun tetap berkesan sejuk. Bagian plafon bangunan utamanya jelas telihat merupakan bagian masjid ini dari era kekinian.
Kami tiba dijalan disamping
masjid ini bertepatan dengan beduknya bertalu talu dilanjutkan dengan azan
asyar. Jemaah sholat sore itu lumayanlah dengan tiga shaf laki laki dewasa dan
beberapa orang anak anak remaja***
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
Masjid di Gelumbang Lainnya
Masjid
Muhammad Amin Tambangan Kelekar
Masjid Nurul Huda Kalangan Gelumbang
Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang
Masjid Al-Muttaqin Midar - Gelumbang
Masjid Nurul Yakin Sigam Gelumbang
Masjid Darussalam Payabakal Gelumbang
Berbahasa Belida. Amaran yang ditempel di beduk di Masjid Dasussholah ditulis dengan Bahasa Belida, masih mirip mirip bahasa melayu dan bahasa Indonesia toh. |
Disepanjang perjalanan kamu bisa menyaksikan pemandangan di kiri kanan jalan yang dipenuhi dengan jejeran pohon pohon karet milik warga diselang selingi dengan belukar dan sungai sungai kecil ber-air jernih menggugah hati untuk nyebur dalam kesegarannya.
Pintu masuk Masjid dari arah jalan yang menuju ke jembatan besi. |
Nama Belida bagi nama sungai yang melintas di Desa Gumai ini juga menjadi nama bagi Suku Belida yang mendiami kawasan disepanjang aliran Sungai Belida yang sehari hari berbahasa Belida dan bertradisi Belida yang berakar pada tradisi Islam.
Didalam masjid Darussholah Gumai. |
Gumai dan Kyai Mudo
Pintu Utama Masjid Darussholah Gumai. |
Sedangkan Mgs Abdul Aziz Bin Mgs H. Mahmud yang fokus dakwahnya di sepanjang aliran Sungai Belida dan sekitarnya, dalam bahasa Palembang lebih dikenal sebagai Kyai Mudo dan dalam dialek bahasa Belida dikenal dengan panggilan sebagai Kyai Mude, karena usianya yang lebih muda dari Kyai Marogan. Masagus atau Mgs yang menempel dinamanya merupakan gelar ningrat dilingkungan keraton Palembang.
Menara tunggal Masjid Darussholah Gumai. |
Disebutkan bahwa Kyai Marogan dilahirkan dimasa pertikaian sengit antara Kesultanan Palembang dan Belanda yang berahir dengan kekalahan kesultanan Palembang dalam perang terhadap Belanda, Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap oleh Belanda pada 14 Juli 1821 dan diasingkan ke Ternate.
Kubah dan menara Masjid Darussholah Gumai. |
Sehingga kita juga bisa memastikan bahwa Desa Gumai dan desa desa lainnya disepanjang aliran sungai Belida sudah ada setidak-nya sejak abad ke-19, demikian juga dengan Masjid Darussholah di Desa Gumai ini yang oleh beberapa orang disebutkan dibangun dimasa dakwah Kyai Mudo di Gumai.
Interior Masjid Darussholah Gumai. |
Sebagian aktifitas warga masih bertumpu disungai termasuk keperluan untuk mandi, mencuci dan transportasi. Anak anak yang bermain disungai, warga yang mandi, mencuci dan wara wiri dengan perahu tentunya pemandangan biasa disini.
Masjid Darussholah Gumai. |
Arsitektur Masjid Daarussholah
Menara Masjid Darussholah Gumai. |
Ruang utama masjid tampak cukup luas dan lega dengan atapnya yang cukup tinggi dibawah kubahnya yang lebar. Dibagian dalam relung kubah dihias dengan lukisan awan putih dan langit biru.
Pemandangan disini cukup indah untuk diabadikan dalam bingkai foto kenangan. |
Lukisan kaligrafi dan pilihan paduan warna interiornya cukup membantu suasana didalam masjid tidak terlalu suram namun tetap berkesan sejuk. Bagian plafon bangunan utamanya jelas telihat merupakan bagian masjid ini dari era kekinian.
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
Masjid Nurul Huda Kalangan Gelumbang
Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang
Masjid Al-Muttaqin Midar - Gelumbang
Masjid Nurul Yakin Sigam Gelumbang
Masjid Darussalam Payabakal Gelumbang