#Masjid Masjid di Tanah Belida
Masjid Jami At-Taqwa Megah di tengah desa Gaung Asam |
Dari fisik bangunan Masjid Gaung Asam ini bolehlah untuk disebut masjid berpenampilan terbaik di kecamatan Belida darat, itu sih menurut pengamatan kami selama melintasi wilayah kecamatan ini mulai dari Desa Kemang di kecamatan Lembak hingga ke wilayah gunung ibul di kota Prabumulih, itu pun tak sempat singgah ke masjid ini. Bangunan masjid ini satu satunya yang dilengkapi dengan menara tinggi yang menjulang dan dapat terlihat dari kejauhan ketika baru masuk ke wilayah desa ini.
Lokasi Masjid At-Taqwa
Desa Gaung Asam, Kecamatan Belida
Darat
Kabupaten Muara Enim, Provinsi
Sumatera Selatan, Indonesia
Koordinat : -3.438852, 104.409184
Bangunan utamanya berupa bangunan
masjid khas Indonesia dengan atap limasan bersusun dan ditambahkan kubah kecil
dari bahan metal di puncak atap nya. Sedangkan menaranya dibangun terpisah dari
bangunan utama masjid di halaman samping sisi utara bangunan utama, bangunan
toilet dan tempat wudhu dibangun di belakang bangunan menara ini. dua bangunan
ini sepertinya dibangun belakangan setelah bangunan masjid.
Bangunan menara memanglah bukan
tradisi masjid masjid tradisional Nusantara, sehingga wajar bila hingga kini
kita belum menemukan bentuk natural menara masjid khas Indonesia. Kebanyakan
bangunan menara menyerap bentuk bentuk bangunan menara masjid dari timur tengah
(arab), Turki, Persia dan wilayah lainnya.
Menara di Masjid ini dibangun tanpa balkoni, hanya diberikan bukaan di bagian paling atas menara tempat ditempatkannya beberapa pengeras suara. Dapat dimaklumi karena memang keberadaan balkoni pada menara, dulunya merupakan tempat berdirinya muazin mengumandangkan azan, tempat yang tak dibutuhkan lagi di masa pengeras suara sudah menjadi alat bantu utama mengumandangkan azan hingga terdengar jauh ke pelosok kampung. Lokasi masjid ini cukup strategis dibangun di tengah kampung di pertigaan jalan pula. Menjadikannya sebagai penanda desa ini. Masjid At-Taqwa ini bukanlah satu satunya masjid di Desa Gaung Asam. Masih ada Masjid lainnya yang berada di komplek Yayasan Pendidikan Al-Ishlahiyah di ujung desa Gaung Asam ini.
Tentang Desa Gaung Asam
Kata “Gaung” pada nama desa ini
bukanlah ‘gaung’ yang bermakna ‘gema’ atau ‘pantulan suara’, tapi merupakan
peng-Indonesia-an kata “Geong” dari bahasa Belida yang bermakna sebuah mata air
atau bagian dari badan air (sungai) yang sangat dalam dan cukup lebar, karena
debit air yang besar menimbulkan pusaran air di permukaan-nya. Hampir sama
dengan kata “Lubuk” yang dilafalkan dalam dialek bahasa Belida sebagai “Lubok”,
hanya saja kata “Lubok” lebih berkonotasi sebagai sebuah bagian badan air
(sungai) yang sangat dalam saja, tanpa efek pusaran air dipermukaan-nya.
Sejatinya Desa Gaung Asam ini Bernama asli “Geong Asam”. Sedangkan kata ‘asam’
merupakan sebutan lain bagi jenis buah mangga yang rasanya asam. Bukan asam
yang berarti ‘Asam Jawa’ atau ‘Tamarin’.
Masjid At-Taqwa dari kejauhan |
Ada banyak “Geong” yang dikenal di wilayah tanah Belida, dan desa “Geong Asam” ini bukanlah satu satunya yang menyandang nama ‘Geong’ pada namanya, salah satu yang lainnya adalah “Geong Telang” yang kemudian sama sama di Indonesia-kan menjadi ‘Gaung Telang’. Karena kondisinya yang membahayakan, maka di masa lalu ada banyak mitos dan legenda yang (sepertinya) sengaja dituturkan oleh para tetua agar anak anak tidak mendekati apalagi bermain main di lokasi Geong dimaksud, semata mata karena memang kondisinya yang sangat berbahaya untuk keselamatan.
Hanya saja, bila saat ini kau
tanya ‘mana kah Geong yang dimaksud itu ?. aku pun sulit untuk menjawabnya,
warga yang masih tinggal disanapun mungkin juga akan kesulitan untuk
menunjukkannya. Kondisi alam saat ini tak lagi se-asli di masa lalu. Perubahan
rupa bumi yang dulunya berupa hutan belantara menjadi wilayah proyek perkebunan
baik pribadi maupun perseroan sudah merebak hingga ke wilayah yang dulunya
bahkan tak terjamah manusia, menjadi salah satu faktor perubahan kondisi
lingkungan. Meskipun masih adalah pemandangan tradisional seperti di masa lalu
yang masih kental terlihat dan terasa hingga kini.***
------------------------------------
Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Tanah Belida Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hindari komentar yang berbau SARA