Selasa, 08 Desember 2015

Masjid Al-Furqon Sigam1, Gelumbang - Sumatera Selatan

MASJID MASJID DI TANAH BELIDA
Masjid di Desa Sigam
Sigam adalah nama Desa di Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Lokasi desa ini bersebelahan dengan Kelurahan Gelumbang yang merupakan ibukota dari kecamatan Gelumbang. Dari pusat kota Palembang ke Gelumbang dapat ditempuh dengan perjalanan darat lebih kurang 1 jam, dari Kelurahan Gelumbang menuju ke Desa Sigam sekitar 20-30 menit.


Hingga tanggal 7 Desember 2015 saat tulisan ini pertama kali di upload, mustahil untuk bisa menemukan letak persis masjid ini dipeta. Mengetikkan kata "sigam, sumatera selatan" di google map, hanya muncul denah lokasi seperti peta diatas tanpa detil peta apalagi detil foto satelit, karena daerah ini masih blank spot. 

Namun ketika merambah lagi peta daerah ini di bulan Januari 2016, ternyata google sudah mengupdate foto satelit mereka sehingga saya dengan mudah menemukan letak akurat masjid ini di peta meski kamera yang dulu dipakai untuk motret masjid ini tidak dilengkapi dengan GPS locator.





Dari citra satelit di google map terlihat dengan jelas wilayah asli desa Sigam dari udara, desa kecil yang masih hijau royo royo dikelilingi hijaunya pepohonan terutama kebun kebun karet milik warga setempat. 

Di tepian dusun. Desa Sigam, seperti desa desa lainnya di pulau Sumatera, kebanyakan rumah rumah penduduk masih berbentuk rumah tradisional dari kayu bertiang tinggi khas Melayu Sumatera, suasana yang tak ditemukan di tanah Jawa. 
Secara administratf kewilayahan, wilayah desa Sigam ini berada di tepian ruas jalan lintas tengah Sumatera, namun demikian justru pusat pemukiman warga desa tidak berada di tepian ruas jalan tersebut tapi masuk ke dalam sekitar 2 Km, meilntasi kebun kebun karet milik warga di kiri kanan jalan.

Atap Limas. Masjid ini dibangun dengan bentuk masjid tradisional Nusantara. Tanpa Kubah bawang berukuran besar seperti bangunan masjid yang lumrah dikenal. atapnya berbentuk limasan dengan kubah berbahan metal berukuran kecil di ujungnya lengkap dengan lambang bulan sabit dan bintang di puncak tertinggi.
Uniknya lagi di desa Sigam ini, meski hanya sebuah desa kecil, jauh dari pusat kota Palembang, namun secara etnis terbagi dua etnis yakni etnis Belide (Belida) yang merupakan suku asli setempat dan tinggal di wilayah desa Sigam, dan yang kedua adalah etnis Jawa yang pada awalnya adalah warga yang bertransmigrasi ke wilayah desa Sigam dan kini dikenal dengan daerah Sigam 2. Di Sigam 2 juga sudah berdiri bangunan masjid cukup besar.

Beranda. Beranda masjid dengan rancangan pintu yang sudah jarang dipakai saat ini. rancangan pintu seperti ini populer di masa lalu namun kini sudah jarang di dapai karena memang memiliki kerumitan tersendiri dalam proses pembuatannya.
Meskipun saya sendiri berasal dan Aseli Urang Belide Gelumbang, tapi memang jarang sekali singgah ke desa Sigam ini, jadi mohon maaf bila saya pun belum tahu nama masjid ini apalagi daftar para pengurus hingga riwayat berdirinya masjid ini. Jarang pulang kampung juga menjadi salah satu penyebabnya. Ketika mampir kesana pun hanya sekedar melintas melepas kangen dan sedikit kebingungan dengan suasana Desa nya yang sudah berubah. Bahkan tidak ingat apakan dulu ditempat itu sudah ada masjid nya atau ini adalah bangunan masjid baru ?.

Tempat alat kaki. di pintu utama masjid dilengkapi rak tempat menyimpan alas kaki.
So, jangan sungkan menghubungi saya bila anda memiliki informasi tentang masjid ini, atau sekedar menuliskannya di kolom komentar. Apalagi bila ternyata ‘kau yang meca tulisan kani urang belide deri sigam, pas niuuuun;’ (artinya : Apalagi bila ternyata anda yang membaca tulisan ini adalah orang Belida asli dari Sigam, pas sekali [untuk berbagi cerita]).

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hindari komentar yang berbau SARA