|
Masjid Darussholah berdiri ditepian Sungai Gumai, anak dari sungai Belida. |
Gumai adalah sebuah desa di
kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Desa ini merupakan
salah satu desa di ‘Gelumbang Raya’ yang wilayah desannya berada ditepian
sungai Belida, salah satu sungai di Sumsel yang bermuara ke Sungai Musi.
Rumah rumah pemukiman penduduk di
desa Gumai hampir seluruhnya berada disisi barat Sungai Gumai yang bermuara ke
Sungai Belida yang mengalir disebelah utara Desa. Desa Gumai berada di ujung
jalan darat yang menghubungkannya ke Kelurahan Gelumbang, ibukota kecamatan
Gelumbang.
|
Jembatan besi yang melintas diatas Sungai Gumai didekat Masjid Dasussholah, saat sore hari ramai anak anak bermain tenjun ke sungai dari jembatan ini. |
Wilayah desa ini berdiri ditepian
sungai Belida karena memang dimasa lalu sungai Belida-lah yang menjadi alur
transportasi utama di desa ini melalui sungai Gumai. Dimasa kini, desa ini
dapat dicapai dengan jalan darat, hanya beberapa menit berkendara dari pasar
pagi kelurahan Gelumbang.
Istilah ‘Gelumbang Raya’ yang
kami sebut diawal tulisan tadi adalah sebutan bagi 6 kecamatan di wilayah Dapil-3
kabupaten Muara Enim yang semuanya bersuku Belida. Penyebutan demikian terkait
dengan sejarahnya yang dimasa lalu keseluruhan wilayah tersebut merupakan satu
kecamatan saja yakni kecamatan Gelumbang yang kemudian dimekarkan menjadi 6
kecamatan.
📍 Masjid
Darushsholah Gumai
Desa Gumai, Kec. Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera
Selatan 31171
🌎
https://goo.gl/maps/nDsk6zbZKX8GCtPD7
Desa Gumai bertetangga dengan
Desa Bitis yang letaknya dipertengahan perjalanan dari Kelurahan Gelumbang ke
Desa Gumai. Setidaknya hingga awal 1990-an ruas jalan darat menuju desa Bitis
dan Gumai ini kondisinya terbilang cukup parah, ruas jalan tanah yang
berlubang, berdebu dan tidak rata dimusim kemarau dan berubah menjadi kubangan
di musim hujan.
Bahkan jenis kendaraan truk dan
pick up pun kesulitan melalui ruas jalan itu dimusim hujan. Teramat berbeda
dengan kondisi ruas jalannya yang saat ini sudah ber-aspal cukup baik meski ada
kerusakan dibeberapa titik tapi masih layak untuk dilalui dengan kendaraan
dengan ground clearance tak terlalu tinggi sekalipun.
|
Berbahasa Belida. Amaran yang ditempel di beduk di Masjid Dasussholah ditulis dengan Bahasa Belida, masih mirip mirip bahasa melayu dan bahasa Indonesia toh. |
Disepanjang perjalanan kamu bisa
menyaksikan pemandangan di kiri kanan jalan yang dipenuhi dengan jejeran pohon
pohon karet milik warga diselang selingi dengan belukar dan sungai sungai kecil
ber-air jernih menggugah hati untuk nyebur dalam kesegarannya.
|
Pintu masuk Masjid dari arah jalan yang menuju ke jembatan besi. |
Nama Belida bagi nama sungai yang
melintas di Desa Gumai ini juga menjadi nama bagi Suku Belida yang mendiami
kawasan disepanjang aliran Sungai Belida yang sehari hari berbahasa Belida dan
bertradisi Belida yang berakar pada tradisi Islam.
Bagi anda penggemar pempek
Palembang, pasti pernah mendengar Pempek dan Kerupuk Ikan Belida yang rasanya
paling enak dari ikan lainnya, ikan tersebut juga berasal dan dinamai dengan
nama Sungai ini. Diketahui bahwa Ikan Belida juga ditemukan di-alur Sungai
Kapuas di Pulau Kalimantan.
|
Didalam masjid Darussholah Gumai. |
Gumai dan Kyai Mudo
Desa Gumai lekat dengan kisah
tutur tentang Kyai Mudo, sosok ulama kharismatik yang dikenal berjasa besar
bagi syiar Islam di sepanjang kawasan aliran sungai Belida dan sekitarnya. Kyai
Mudo nama aslinya adalah Masagus Haji Abdul Aziz bin Masagus Haji Mahmud alias
Kanang, atau biasa disingkat menjadi Mgs H. Abdul Aziz.
Beliau adalah satu satunya adik
laki laki dari Mgs. Abdul Hamid bin Mgs H. Mahmud, Ulama Kharismatik Palembang
yang begitu melegenda dan dan dikenal dengan nama Kyai Marogan, Ki Merogan atau
Kyai Muara Ogan karena aktifitas dakwah beliau yang banyak dilakukan di
sepanjang sungai Ogan dan masjid pertama yang dibangunnya berdiri dimuara
Sungai Ogan ditepian sungai Musi.
|
Pintu Utama Masjid Darussholah Gumai. |
Sedangkan Mgs Abdul Aziz Bin Mgs
H. Mahmud
yang fokus dakwahnya di
sepanjang aliran Sungai Belida dan sekitarnya, dalam bahasa Palembang lebih
dikenal sebagai Kyai Mudo dan dalam dialek bahasa Belida dikenal dengan panggilan
sebagai Kyai Mude, karena usianya yang lebih muda dari Kyai Marogan. Masagus
atau Mgs yang menempel dinamanya merupakan gelar ningrat dilingkungan keraton
Palembang.
Sejauh ini kami belum menemukan
informasi tentang kapan kyai Mudo dilahirkan, namun berbagai informasi menyebutkan
bahwa Kyai Marogan yang merupakan kakak dari Kyai Mudo, dilahirkan sekitar
tahun 1802 dan wafat tahun 1901.
|
Menara tunggal Masjid Darussholah Gumai. |
Disebutkan bahwa Kyai Marogan
dilahirkan dimasa pertikaian sengit antara Kesultanan Palembang dan Belanda
yang berahir dengan kekalahan kesultanan Palembang dalam perang terhadap Belanda,
Sultan Mahmud Badaruddin II ditangkap oleh Belanda pada 14 Juli 1821 dan
diasingkan ke Ternate.
Sehingga dengan demikian,
meskipun sangat sedikit sumber sumber tentang riwayat Kyai Mudo, satidaknya
dapat dipastikan bahwa Kyai Marogan dan adiknya Kyai Mudo sejak masa remajanya
hidup dimasa kekuasaan Kolonial Belanda.
|
Kubah dan menara Masjid Darussholah Gumai. |
Sehingga kita juga bisa
memastikan bahwa Desa Gumai dan desa desa lainnya disepanjang aliran sungai
Belida sudah ada setidak-nya sejak abad ke-19, demikian juga dengan Masjid
Darussholah di Desa Gumai ini yang oleh beberapa orang disebutkan dibangun
dimasa dakwah Kyai Mudo di Gumai.
Masjid Darussholah
Masjid Darussholah berdiri tepat
ditepian sungai Gumai yang merupakan anak sungai Belida, disampingnya ada
seruas jalan cor yang berahir dijembatan besi yang membentang diatas sungai
Gumai. Jembatan kecil ini menjadi akses warga setempat ke kebun dan ladang yang
ada diseberang sungai sebelah timur.
|
Interior Masjid Darussholah Gumai. |
Sebagian aktifitas warga masih
bertumpu disungai termasuk keperluan untuk mandi, mencuci dan transportasi.
Anak anak yang bermain disungai, warga yang mandi, mencuci dan wara wiri dengan
perahu tentunya pemandangan biasa disini.
Dibangunnya masjid ini ditepian
sungai Gumai pastinya dengan pertimbangan kemudahan akses ke sumber air bersih
untuk bersuci. Dimasa kini dimasjid ini sudah tersedia keran keran air untuk
berwudhu dari air yang ditampung dibak air yang ditinggikan.
|
Masjid Darussholah Gumai. |
Arsitektur Masjid Daarussholah
Meski sudah dibangun dengan bahan
semen, namun kesan antik pada eksterior nya masih terlihat, meski bagian atap
utama bangunannya sudah dilengkapi dengan kubah beton berukuran cukup besar
serta sebatang menara bundar yang berdiri menjulang disana tampak mewakili
bangunan menara dari era 70-80an.
Masuk kedalam masjid kita
langsung dapat menemukan ciri ciri perluasan yang pernah dilakukan, tampak
jelas dari bangunan menaranya yang kini berada didalam masjid, tampaknya
perluasan dilakukan dengan menjadikan area teras masjid sebagai ruang sholat
dengan memindahkan tembok dinding bangunan utama menyisakan tiang tiang beton
nya saja sebagai penyanggah struktur diatasnya, dan membangun tembok baru di
sisi teluar bagian teras.
|
Menara Masjid Darussholah Gumai. |
Ruang utama masjid tampak cukup
luas dan lega dengan atapnya yang cukup tinggi dibawah kubahnya yang lebar.
Dibagian dalam relung kubah dihias dengan lukisan awan putih dan langit biru.
Empat pilar utamanya yang berdiri
diruang utama memberikan kesan bahwa dulu bangunan ini merupakan bangun masjid
dengan empat tiang utama dari kayu berukuran besar menopang struktur atap limas
khas Palembang, yang kemudian dibongkar diganti dengan kubah besar berstruktur
beton.
|
Pemandangan disini cukup indah untuk diabadikan dalam bingkai foto kenangan. |
Lukisan kaligrafi dan pilihan
paduan warna interiornya cukup membantu suasana didalam masjid tidak terlalu
suram namun tetap berkesan sejuk. Bagian plafon bangunan utamanya jelas telihat
merupakan bagian masjid ini dari era kekinian.
Kami tiba dijalan disamping
masjid ini bertepatan dengan beduknya bertalu talu dilanjutkan dengan azan
asyar. Jemaah sholat sore itu lumayanlah dengan tiga shaf laki laki dewasa dan
beberapa orang anak anak remaja***
------------------------------------------------------------------
Follow & Like
akun Instagram kami di
@masjidinfo dan
@masjidinfo.id
🌎 gudang
informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------
Masjid di Gelumbang Lainnya
Masjid
Muhammad Amin Tambangan Kelekar
Masjid
Nurul Huda Kalangan Gelumbang
Masjid
At-Taqwa Sukamenang Gelumbang
Masjid
Al-Muttaqin Midar - Gelumbang
Masjid
Nurul Yakin Sigam Gelumbang
Masjid
Darussalam Payabakal Gelumbang