Minggu, 19 Mei 2019

Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak


Masjid Sunan Kalijaga, Kadilangu, Demak. Merupakan salah satu masjid tua bersejarah di tanah Jawa dan menjadi salah satu masjid paforit para peziarah dari berbagai daerah untuk dikunjungi bersama dengan Makam Sunan Kalijaga yang berada di sisi sebelah barat masjid ini.

Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak merupakan bangunan tua bersejarah di kabupaten Demak. Masjid ini merupakan salah dari dari dua masjid paling terkenal di Demak bersama dengan Masjid Agung Demak yang berada di sisi barat alun alun Demak. Lokasi Masjid Sunan Kalijaga terpaut sekitar 2KM sebelah timur Masjid Agung, bila berjalan kaki dapat dicapai dalam waktu sekitar 30 menit. Masjid Sunan Kalijaga berada disisi timur Makam Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak.

Masjid Sunan Kalijaga
Desa Kadilangu, Kecamatan Demak Kota
Kabupaten Demak, Jawa Tengah



Masjid ini terlihat lebih kecil dibanding Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon dan Masjid Agung Demak, dua masjid dimana Sunan Kalijaga ikut terlibat dalam pembangunannya. Masjid Sunan Kalijaga di Kadilangu ini pada awalnya memang dibangun dimasa Sunan Kalijaga masih hidup sekitar tahun 1532, kala itu masih berupa Surau kecil. Setelah Sunan Kalijaga wafat dan digantikan oleh puteranya yang bernama Sunan Hadi (putera ketiga), surau tersebut disempurnakan bangunannya hingga berupa masjid seperti terlihat sekarang ini.

Pembangunan oleh Sunan Hadi dilakukan pada tahun 1534H sebagaimana disebutkan di sebuah prasasti yang terdapat di atas pintu masjid sebelah dalam yang berbunyi : "Meniko titi mongso ngadekipun masjid ngadilangu hing dino Ahad Wage tanggal 16 sasi dzul-hijjah tahun tarikh jawi 1456, (ini waktunya berdiri Masjid Kadilangu pada hari Ahad Wage tanggal 16 bulan Dzul-hijjah tahun tarikh Jawa 1456).

Interior ruang utama Masjid Sunan Kalijaga - Kadilangu.
Masjid Kadilangu ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan di beberapa bagian, sehingga banyak bagian bangunannya yang sudah tidak asli, terutama bagian luarnya. Selain tergolong masjid tua, masjid ini memiliki keunikan yang lain yakni mustaka yang atapnya mirip dengan berbagai masjid lama seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Kauman Semarang serta banyak lagi, atap limasan itu bersusun dua. Di kubah terpasang pengeras suara yang difungsikan untuk mengumandangkan azan agar terdengar hingga ke pelosok daerah.

Di bagian serambi masjid terdapat dua buah beduk yang berfungsi sebagai penanda masuk waktu shalat. Dari dua beduk itu salah satunya yang berada di sebelah kiri masjid merupakan peninggalan Sunan Kalijaga. Bedug bersejarah itu hingga saat ini masih kuat dan terlihat kokoh. Di ruangan utama masjid terdapat empat saka guru atau tiang masjid yang semuanya masih asli dan terbuat dari kayu jati. Begitu pula pintu dan jendela masjid masih utuh dari kayu jati belum diganti.

Mihrab dan mimbar Masjid Sunan Kalijaga - Kadilangu
Empat sokoguru penyangga atap berwarna kuning bergaris hitam di sudutnya, polos tanpa ornamen. Bagian mihrab-nya terlihat cukup menarik dengan ornamen suluran yang anggun. Ruang utama Masjid Sunan Kalijaga Kadilangu terlihat relatif sederhana, dengan, mimbar kayu jati dengan ukiran cantik, dan sejumlah lampu gantung.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jauharotun Nafis diketahui bahwa arah kiblat masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak diketahui kemelencengannya sebesar 8,42 derajat. Tetapi respon takmir kurang merespon hal terebut, karena menurut pandangan tamir masjid Sunan Kalijaga Kadilangu Demak bahwa ijtihad Sunan Kalijaga dalam menetapkan arah kiblat tidaklah sembarangan, yakni menggunakan laku spiritual yang pasti tepat dan harus diikuti tanpa ada keraguan.

Salah satu dari dua beduk di pendopo Masjid Sunan Kalijogo - Kadilangu
Menurut keterangan dari salah satu pengurus komplek makam Sunan Kalijaga, lahan tanah masjid, tanah pemakaman hingga lahan tanah disekitar komplek masjid ini merupakan tanah milik pribadi Sunan Kalijaga, namun kini di atas lahan tersebut sudah berdiri rapat berbagai bangunan tempat tinggal dan tempat usaha warga yang sebagian besar bukan keturunan atau pewaris kanjeng Sunan.

Bila berkunjung ke Masjid Sunan Kalijaga dari arah timur dari gerbangnya yang berada di ruas jalan Sunan Kalijaga, pengunjung akan melewati seruas jalan yang mirip lorong karena di sii kiri dan kanannya penuh sesak dengan warung yang menawarkan berbagai barang dagangan, makanan hingga kamar mandi dan wc umum.

Ornamen diatas pintu Masjid Sunan Kalijogo - kadilangu
Karena padatnya hunian disekitar masjid dan makam sunan, taman parkir kendaraan pengunjung lokasinya berada cukup jauh disebelah selatan komplek makam, sehingga Jemaah yang membawa kendaraan harus berjalan kaki sekitar 350meter dari tempat parkir menuju komplek masjid dan pemakaman.

Kebanyakan peziarah yang masuk lewat selatan ini mungkin akan langsung menuju ke pemakaman sehingga kemungkinan masjid ini akan terlewat karena berada di sisi yang lain. Sedangkan peziarah datang dari sisi timur dipastikan mereka akan melewati lorong disamping masjid untuk menuju ke pemakaman, mereka bisa berwudlu di masjid, shalat sunat di sana, baru kemudian pergi berziarah ke makam dan sudah dalam keadaan suci.

Pagi hari, masjid Sunan Kalijogo ditutup untuk umum untuk dibersihkan oleh pengurus masjid dan baru dibuka pukul 10.00 pagi.
Berkunjung ke Masjid Sunan Kalijaga atau berziarah ke makam beliau pada masa libur nasional memang akan bertemu dengan peziarah datang dari berbagai daerah memadati komplek masjid dan pemakaman ini. Dan masih menurut penjelasan dari pengurus makam disana, dihari hari lain selain libur nasional pun peziarah tetap ramai meskipun tidak seramai pada masa libur nasional.

Masjid dan makam Sunan Kalijaga di Kadilangu ini ternyata memang menjadi salah satu lokasi tujuan ziarah paforit para peziarah dari berbagai daerah, dan itu menjadi berkah tersendiri bagi warga sekitar lokasi. Dan bila kamu beruntung kamu akan kebagian kuliner khas masjid ini berupa besek dari anyaman bamboo berisi nasi dan lauk dari ayam atau ikan dan urap dari daun mengkudu yang dipetik dari komplek pemakaman dan semuanya dimasak tanpa menggunakan minyak, dan cara memasak demikian itu merupakan tradisi turun temurun yang masih lestari hingga kini.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hindari komentar yang berbau SARA