Masjid Agung Karawang |
Beberapa orang yang sempat ditanya,
bahkan orang Karawang sekalipun, ketika ditanya dimana letak Masjid
Agung Karawang ?, kebanyakan orang menunjuk Masjid Al-Jihad di seberang
lapang karangpawitan, sebagian orang juga menganggap Lapang Karangpawitan
sebagai alun alun Karawang.
Maklumlah karena memang dari lokasinya
sendiri, Masjid Al-Jihad lebih dekat ke Pusat pemerintahan Kabupaten Karawang,
di lokasi masjid ini juga telah dibangun Islamic Center berikut asrama haji-nya
Kabupaten Karawang.
Sore hingga malam hari disekitar Masjid Agung Karawang ini begitu ramai oleh para pedagang, beberapa diantara mereka bahkan berjualan di area trotoar pas di depan masjid. |
Ditambah lagi kenyataan bahwa lapang
Karangpawitan masih berfungsi sebagai lapangan terbuka tempat warga Karawang
menjalankan berbagai aktivitas, dengan berbagai fungsi layaknya sebuah alun
alun kota. Sebenarnya Masjid
Agung Karawang berada di Kawasan Teluk Jambe, begitupula dengan alun alun
kota Karawang.
Hanya saja komplek pemerintahan
Kabupaten Karawang sudah sejak lama dipindahkan dari lokasi ini ke lokasinya
yang sekarang. Alun alun yang berada di depan masjid Agung pun kini sudah
dipagar keliling dan ditengahnya dibangun sebuah monumen. Meski begitu fungsi
sebagai Masjid Agung masih dipegang oleh Masjid Agung di Teluk Jambe ini.
Lokasi Masjid
Agung Karawang
Jalan Brigadir
Jenderal Polisi Nasuha
Telukjambe,
Karawang, Indonesia
Suasana sore hari di sekitar Masjid
Agung Karawang ini cukup menarik, terutama bagi para pecinta kuliner. Para pedagang
aneka makanan berjejer mengitari alun alun di depan masjid agung ini. mulai
dari makanan ringan hingga makanan berat berupa ayam kampung goreng dan
panggang, soto, baso, es kelapa muda sampai ke penjaja buah rambutan yang lagi
musim.
Uniknya, khusus untuk makanan berat,
apapun menunya nasi yang disajikan sudah dibungkus dalam daun pisang, mirip
lontong tapi tanpa isi. Daun pisang yang dijadikan pembungkus nasi itu
memberikan aroma yang khas. Sore hari kami tiba disana menjelang matahari
terbenam, sambil nunggu beduk magrib ikutan lesehan dulu di salah satu warung
ayam kampung bakar yang posisinya pas di depan gerbang masjid Agung ini.
hmm nyami, ayam kampung bakar memang
berbeda dengan ayam negeri, dagingnya memang lebih sedikit karena ukurannya
lebih kecil, tapi rasanya sama sekali berbeda dengan ayam boiler yang memang
sengaja dipelihara dan dibesarkan sebagai ayam pedaging, sementara ayam kampung
biasanya dibiarkan bebas berkeliaran di alam terbuka.
Magriban Nyook
Menjelang magrib, lantunan ayat suci
mulai disuarakan dari pengeras suara ke luar masjid terdengar sampai jauh, dua
menit menjelang azan suara lantunan itu berhenti dan pengurus masjid
mengumumkan bahwa waktu magrib dua menit lagi, agar para jemaah segera bersiap
siap. Dua menit kemudian suara azan terdengar nyaring dari menara masjid.
dari arah area parkir |
Halaman parkir masjid ini memang tidak
terlalu besar, sebagian besar di isi oleh sepeda motor sementara kendaraan roda
empat parkir di luar pagar di ruas jalan yang membentang antara masjid dan alun
alun. Tempat wudhu terbuka untuk jemaah laki laki disediakan di sebelah kanan
masjid.
Tempat wudhu utama dibangun di sebelah
kiri masjid dibelakang kantor DKM dan IRMA. Area tempat wudhu utama ini dibagi
dua. Sebagian khusus untuk jemaah ahwat (wanita) sebagian lagi untuk jemaah ihwan
(laki laki ), masing masing lengkap dengan toiletnya. Istriku sedikit
mengeluhkan aliran air keran di area wudhu wanita yang katanya mengalir malas
malasan alias debitnya kecil.
Halaman depan Masjid Agung Karawang |
Di hari biasa masjid dua lantai ini
hanya dipakai di lantai dasarnya saja termasuk area untuk jemaah wanita. Area jemaah
wanita disediakan di sudut kiri belakang lengkap dengan pembatas. Jemaah sholat
laki laki diwaktu magrib kali ini cukup ramai, mencapai kira kira hampir
setengah ruang sholat utama. Selama sholat diselenggarakan suara bacaan imam
tidak diperdengarkan keluar masjid.
Masjid Pertama di Jawa Barat
dan Banten
Menilik sejarahnya, Masjid
Agung Karawang ini merupakan masjid pertama di propinsi Jawa Barat dan
Banten, meski bangunan masjid yang kini berdiri sama sekali baru, tak ada yang
tersisa dari bangunan masjid pertama yang dibangun di tempat ini.
Sejarah Masjid
Agung Karawang tak lepas dari sejarah masuknya Islam ke Jawa Barat
atas jasa Sheikh Quro, yang bernama asli Sheikh
Hasanuddin. Beliau tiba di Karawang saat Karawang menjadi pelabuhan penting di kerajaan Tarumanegara hingga era kerajaan Padjajaran. Sebagaimana dijelaskan
dengan rinci dalam artikel Masjid
Agung Karawang di
blog bujangmasjid, rombongan Syeh Quro dengan 2 perahunya datang dari Champa
(Kini
Vietnam) dan mendirikan pesantren dan Mushola pada tahun 1418 M pada saat kunjungan yang ke dua di pulau Jawa dan
memulai menyebarkan Islam.
Bermula dari
Mushola yang dibangun Sheikh Quro itulah yang dikemudian hari berkembang menjadi masjid, sampai kemudian Nyi Subang Karancang atau Nyi Subang Larang yang merupakan salah satu murid beliau dipersunting oleh
Prabu Siliwangi yang tak lain adalah Kakek dari Sunan Gunung Jati. Beberapa sumber
lain menyebut bahwa Nyi Subang Larang adalah putrid dari Sheikh Quro. Pernikah
merekapun dilaksanakan di Mushola yang
didirikan oleh Sheik Quro tersebut.
foto kiri bawah adalah area berwudhu terbuka bagi jemaah laki laki yang berada disebelah kanan masjid. dari area parkir belok ke kanan. |
Dari sejarah
tersebut dapat disimpulkan bahwa Masjid Agung Karawang ini telah Eksis
jauh sebelum berdirinya Masjid
Agung Sang Ciptarasa di komplek Istana Kesepuhan Cirebon dan Masjid
Agung Banten di Banten Lama, provinsi Banten. Karena seperti diketahui
bahwa Masjid
Agung Sang Ciptarasa dibangun oleh Sunan Gunung Jati yang merupakan cucu
dari Prabu Siliwangi, Masjid
Agung Banten Banten dibangun oleh Putra dari Sunan Gunung Jati alias cicit
dari Prabu Siliwangi.
Namun bila
ingin berkunjung ke Masjid Agung Karawang, jangan sampai
kecewa bila tak menemukan sebuah masjid tua disana ya. Karena memang masjid
yang kini berdiri bukanlah bangunan asli dari masa Sheikh Quro melainkan hasil
dari serangkaian pembangunan oleh para Bupati yang pernah berkuasa di Kabupaten
Karawang, sementara bangunan asli dari masa Sheikh Quro ataupun masa sesudah
beliau sama sekali sudah tidak ada bekasnya lagi.***
Klik disini
untuk membaca sejarah lengkap Masjid
Agung Karawang di bujangmasjid.
---------
Baca Juga
Artikel Masjid Masjid di Karawang Lainnya
Nyam... Nyam.... Kebayang enake. Tapi bai de wei, mau dikit koreksi nih. Namanya ayam BROILER, bukan boiler. Kasian amat tuch ayam bela2in biar gede sampe di rebus (boil). Xixixixixi...
BalasHapusInsya ALLAH, ajak2 kami yak... Hmmm... Nasi daon pisang... Yumiiiii.... Harumnya nyampe ke seberang
hehehe sakti banget tuh ayam aromanya bisa lintas benua begitu ya.... iye kang maksudnye ayam nyang itulah pokokna mah...
Hapus