Masjid Jami' Arrohman Kampung Kreteg, Kecamatan Pangkalan, Karawang |
Singgah ke masjid ini di hari Jum’at 22 April 2011 lalu. Tentu saja untuk sholat Jum’at. Jam 11.00 siang tiba di depan gang menuju masjid ini di tanjakan Kareteg, disaat beberapa warga yang sudah rapi dengan sarung, baju koko dan peci hitam sedang beriring menuju masjid masjid terdekat. Aku lewat lewat daerah itu dalam penjalanan santai bareng putra kecilku mengisi liburan dengan Ngojai di Curug Cigentis.
Masjid Jami’ Arrohman
Dusun I, Kampung Kereteg RT 02/01
Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan,
Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat.
Kode pos 41362
Ukuran bangunan masjidnya tak terlalu besar, terletak di tengah tengah kampung kereteg, kampung Kereteg berada di ruas jalan Pangkalan yang meghubungkan kota Karawang dengan Kecamatan Pangkalan tempat Curug Cigentis Berada. Masjid dengan arsitektur tradisional Indonesia. Atap limas bersusun tiga, empat tiang penyanggah struktur atap di tengah masjid. dibawah atap utama di beri ruang untuk ventilasi udara dan cahaya. Sebagaimana masjid asli Indonesia, masjid Jami’ Arrohman juga tidak dilengkapi dengan menara.
Masjid Arrohman sudah diperluas dengan tambahan teras di sisi utara (disisi jalan) dan di bagian belakang masjid (sisi timur) sebagai tambahan tempat bagi jemaah. Meski berada di tengah kampung kecil dengan jalan yang kecil, masjid ini penuh sesak oleh jemaah di hari Jum’at ketika aku singgah di masjid ini. Alhamdulillah.
Bangunan kecil di bagian depan foto itu adalah tempat wudhu |
Masjid ini sudah dibangun permanen dengan bahan batu bata dan semen. Tembok bagian luar dan dalam diperindah dengan lapisan batu alam. Lantai masjid seluruhnya sudah di tutup dengan keramik. Tempat wudhu ditempatkan di sudut kanan masjid di ujung teras. Air yang dipakai disumplai dari sumur bor.
Tak ada tempat parkir, karena memang masjid ini tidak memiliki halaman, dan dibangun di struktur tanah yang sedikit berbukit. Parkir kendaraan roda dua bisa nebeng di halaman rumah rumah penduduk di depan masjid. kendaraan roda empat memang agak sulit untuk masuk sampai ke lokasi masjid ini.
suasana menjelang sholat jum'at |
Sholat jum’at dilaksanakan dengan dua kali azan. Dan sangat Indonesia karena azan di kumandangkan setelah beduk di tabuh. Khatib baru menyampaikan khutbahnya setelah azan kedua di kumandangkan. Tapi yang sempat bikin kaget, khutbahnya itu loh. Dari pembukaaan sampai penutup semuanya dengan bahasa Arab, beruntung tak terlalu panjang, kurang dari sepuluh menit. Tadinya kukira masih pembukaan, tapi kok kenapa panjang sekali. He he he ternyata memang semuanya dalam bahasa Arab.
Memang beruntung tinggal di Indonesia, tak perlu khawatir untuk menemukan masjid atau mushola bila sedang kejeduk waktu sholat di perjalanan. Masjid dan Mushola bertabur di negeri ini dengan berbagai ukuran dan kondisi. Nikmat yang benar benar harus di syukuri.
Assalamu Alaikum
BalasHapusMestinya Bahasa Arab menjadi bahasa ibu kita. Sesaat anak lahir, kata yang pertama kali dia dengar adalah Allahu Akbar (Adzan). Dan Adzan itu bahasa Arab. Tapi sayangnya setelah itu kita melupakan. Jadilah kita yang tidak mengerti bahasa Arab, tidak mengerti isi Kitab Suci kita, Alquran.
Mari mulai detik ini, kita belajar dan kita tunjung tinggi bahasa Arab sebagai bahasa ibu kita.
Wassalam
Abu Jafar Rizieq
Wa alaikum salam
BalasHapussemestinya memang begitu Abu Jafar
sayang memang bahasa arab tidak masuk dalam mata pelajaran sekolah umum milik pemerintah di republik ini.
ummat Islam seperti kita ini memang harus usaha sendiri untuk belajar bahasa ibu yang satu ini
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar positif.
wassalamualaikum