MASJID MASJID DI TANAH BELIDA
Gelumbang
adalah nama Kelurahan sekaligus nama kecamatan di dalam wilayah kabupaten Muara
Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasinya terpaut 58 km dari Kilometer Nol di
bundaran air mancur di depan Masjid Sultan dan jembatan Ampera di Pusat kota
Palembang, tapi justru begitu jauh sampai 119 KM dari kota Muara Enim selaku
Ibukota Kabupaten.
Wajar
bila kemudian merebak keinginan dari masyarakat setempat untuk membentuk
Kabupaten sendiri terlepas dari Kabupaten Muara Enim. Status Gelumbang sendiri
sudah lama sekali berubah menjadi kelurahan dengan lurah yang ditunjuk langsung
bukan dipilih, menggantikan Status lamanya sebagai sebuah desa.
Masjid
Jami’ Babussalam atau biasa disebut Masjid Babussalam saja, dulunya merupakan
satu satunya masjid bagi tiga kampung di Kelurahan Gelumbang bersama dua Langgar,
yakni Langgar Nurul Iman di Kampung II dan satu Langgar lagi kampung III. Tidak
ada langgar di kampung I karena sudah ada Masjid Jami’.
Begitu jauh dari Ibukota Kabupaten. |
Seiring
dengan perkembangan zaman, penduduk semakin membludak, penghuni makin padat
ditambah lagi dengan munculnya wacana untuk menjadi kabupaten mandiri membuat
Desa yang dulunya sepi, kini mulai tumpek plek dengan pemukiman warganya yang
semakin heterogen tidak lagi melulu dihuni oleh Urang Belide (Orang Belida)
seperti pada masa sebelumnya. Kebutuhan akan masjid dan langgar-pun meningkat
dan kemudian berdirilah beberapa masjid di kawasan kawasan pemukiman baru.
Sampai
sejauh ini saya masih belum juga menemukan data pasti kapan pertama kali masjid
ini dibangun. Saat masih kecil dulu masjid ini masih berupa masjid permanen
berbentuk masjid tradisional dengan atap bersusun tiga mirip dengan Masjid Agung
Sultan di kota Palembang namun dalam bentuk yang lebih sederhana. Tapi siapa
yang membangunnya dan kapan dia mulai dibangun ? saya belum tahu.
Saya
masih duduk di kelas satu SD di tahun 1978 ketika masjid tersebut dibongkar
total untuk dibangun ulang karena beberapa alasan, diantaranya adalah karena
kerusakan struktur atap yang sudah begitu parah, kebocoran saat hujan terjadi
disana sini. Bukan hal aneh bila sedang berada di dalam masjid kita juga akan
kehujanan serbuk kayu yang berterbangan di rungan dari lubang lubang tempat
kumbang kumbang kayu bersarang, belum lagi bila kumbangnya sedang buang air. Wuah.
Tunggu saja foto terbarunya ya. |
Alasan
lainnya adalah karena arah kiblatnya yang melenceng. Setelah bangunan baru
berdiri teratak masjid lamanya yang melenceng ke kiri masih bisa terlihat disebelah
kiri bangunan masjid baru. Tak ada yang tersisa dari bangunan masjid lama
kecuali menaranya yang kemudian dibuat lebih tinggi. Proses pembangunan Masjid beton
yang dibangun kemudian itu tidak berjalan mulus selama berpuluh tahun.
Interiornya
tak pernah tersentuh pengerjaan finishing, bila melongok ke plafon masjid masih
akan terlihat bekas bekas papan cor yang belum dirapikan, begitupun dengan
jejeran tiang tiangnya. Ya, seluruh atap masjid nya memang di cor karena tadinya
direncanakan sebagai masjid berlantai dua tapi kemudian lantai atasnya batal
digunakan setelah menyadari struktur fondasinya yang tidak layak untuk itu.
Tahun 2010 tokoh tokoh masyarakat setempat bermufakat untuk merobohkan lagi bangunan masjid yang dibangun sejak tahun 1978 itu dan menggantiya dengan bangunan masjid dua yang lebih refresentatif sebagai masjid Jami’ di calon Ibukota kabupaten baru itu. kabar baguspun datang dengan digusurnya Kantor Kades yang tadinya berdiri di depan masjid ini dan lahannya dijadikan halaman depan masjid.
Berita
baik berikutnya juga datang dari rumah disebelah masjid yang kemudian dijual oleh
pemiliknya dan dibeli oleh pengurus masjid dengan dana dari si penjual sendiri,
Hah aneh ya ?. Tapi konon katanya memang begitu adanya. lahan bekas rumah itu
kini digunakan untuk menambah luas bangunan masjid di sebelah kiri (selatan).
Dan
kini sebuah bangunan masjid yang sama sekali baru sudah berdiri megah di Simpang
Empat kelurahan Gelumbang dengan tetap mempertahankan nama lamanya. Simpang Empat
itu memang pusatnya Gelumbang, orang disana biasa menyebutnya dengan istilah “Tengah
Laman” alias tengah tengah kampung. Bila suatu hari anda kebetulan melintas
disana silahkan mampir ke masjid tempat saya dulu belajar mengeja hurup Alif Ba
Ta.***
----------ZZZ----------
Baca Juga
Masjid
Jami’ Babussalam Gelumbang l Masjid
Jami’ Babussalam di Rindu
Masjid l Langgar
Nurul Iman Gelumbang l Masjid
Tua Talang Menerai l Masjid
Attaqwa Kp.II. Gelumbang l Masjid
Al-Manshurin Karangendah l Masjid
Arrahman Lembak l Masjid
Annuqba Kota Prabumulih l Masjid
Sigam, Gelumbang l Masjid
Nurul Fattah Gelumbang l Masjid Nurul Yaqin Sialingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hindari komentar yang berbau SARA