Mushola di tepian telaga pemandian alami Batu Qur'an, Pandeglang, Banten. Mushola ini sendiri tak ada hubungan sejarah dengan legenda pemandian alami ini, karena memang dibangun sejalan dengan di bukanya tempat ini sebagai objek wisata. (foto asli ada di Instagram @hendrajailani) |
Mushola di objek wisata
Pemandian Alami Batu Qur’an di desa Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten
Pandeglang, Provinsi Banten ini cukup menarik rancangan arsitekturnya dengan
begitu banyak ornamen kubah di atapnya. Ditambah dengan lokasinya yang berada
persis di tepian telaga batu Qur’an yang berair jernih dan sejuk, cukup menarik
sebagai objek foto di suasana yang menyejukkan.
Sayangnya saat
berkunjung kesana mushola ini dalam kondisi terkunci sehingga benar benar hanya
dapat menjadikannya sebagai objek foto, tidak memungkinkan untuk menumpang
sholat di dalam nya. Namun suasananya yang sejuk dan tenang serta air telaganya
yang begitu jernih memang memikat hati untuk nyebur dan berendam.
Sebagaimana dijelaskan
oleh Juru rawat situs pemandian ini dan sejalan dengan berbagai sumber
lainnya, setidaknya ada tiga versi kisah situs pemandian alami batu Qur’an ini
dan semuanya terkait dengan sejarah penyebaran Islam di daerah tersebut dan
daerah sekitarnya. Dua versi kisah tersebut kait mengait dengan kesultanan
Banten dan satu versi terkait dengan masa kerajaan Padjajaran.
Versi pertama
menyebutkan keterkaitan situs pemandian alami ini dengan tokoh ulama bernama Syekh
Maulana Mansyur. Tak jelas benar nasab beliau da nasal usulnya. Versi kedua
mengaitkan pemandian ini dengan tokoh ulama kesultanan Banten dan juga putra
dari Sultan Ageng Tirtayasa, beliau dikenal dengan nama Syekh Mansyuruddin.
Sedangkan versi ketiga mengaitkan pemandian alami ini dengan Raden Kian
Santang, putra bungsu Prabu Siliwangi dari Istrinya, Putri Subang Larang.
Bening, sejuk dan alami (foto asli di IG @hendrajailani) |
Yang manapun dari versi
kisah tersebut, bila anda berkunjung kesana dan bertemu dengan juru rawat situs ini atau biasa disebut kuncen, beliau hanya akan menyarankan anda
berkunjung ke pemandian ini dan tidak berkunjung ke situs “ziarah” yang lainnya
yang juga ada di sekitar tempat tersebut.
Dan kini kisah dari
tiga versi tersebut diatas kini menjadi berkah tersendiri bagi warga setempat.
Ramainya pengunjung dari berbagai daerah telah membantu perputaran roda
perekonomian masyarakat setempat. Warung warung menyediakan berbagai keperluan
pengunjung mulai dari warung nasi, warung kopi dan sebagainya hingga ke warung
warung yang menydiakan berbagai jenis oleh oleh bagi para pengunjung, hingga
jasa WC dan Kamar mandi umum berjejer di sekitar lokasi ini.
Jejeran warung menjajakan berbagai aneka oleh oleh di sepanjang ruas jalan menuju ke objek wisata pemandian alami Batu Qur'an (check foto asli di Instagram @hendrajailani) |
Untuk mencapai lokasi
pemandian Batu Qur’an, pengunjung harus melewati jalan kecil yang menurun
melewati jejeran anak tangga, disebelah timur jalan utama desa. Di sisi kiri
dan kanan jalan kecil ini berdesakan warung warung masyarakat setempat yang
menjual beraneka dagangan. Ada petugas penarik retribusi di dekat pintu masuk
pemandian dengan nilai retribusi yang wajar.
Sekedar tambahan
informasi, karena salah satu versi sejarah pemandian alami ini terkait dengan
kesultanan Banten, dan keraton nya berada disekitar Masjid Agung Banten. Akan cukup menarik apabila anda berkunjung
kesana, sekaligus juga berkunjung ke Kompleks Masjid Agung Banten di Banten Lama, kota Serang, yang
berada sekitar 45 kilometer ke sebelah utara dari lokasi ini atau dengan
perjalanan sekitar 1 setengah jam.***
------------------------------------------------------------------
Follow &
Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hindari komentar yang berbau SARA