Sabtu, 21 September 2019

Mushola di Objek Wisata Batu Qur'an Banten

Mushola di tepian telaga pemandian alami Batu Qur'an, Pandeglang, Banten. Mushola ini sendiri tak ada hubungan sejarah dengan legenda pemandian alami ini, karena memang dibangun sejalan dengan di bukanya tempat ini sebagai objek wisata. (foto asli ada di Instagram @hendrajailani)

Mushola di objek wisata Pemandian Alami Batu Qur’an di desa Desa Kadubungbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten ini cukup menarik rancangan arsitekturnya dengan begitu banyak ornamen kubah di atapnya. Ditambah dengan lokasinya yang berada persis di tepian telaga batu Qur’an yang berair jernih dan sejuk, cukup menarik sebagai objek foto di suasana yang menyejukkan.

Sayangnya saat berkunjung kesana mushola ini dalam kondisi terkunci sehingga benar benar hanya dapat menjadikannya sebagai objek foto, tidak memungkinkan untuk menumpang sholat di dalam nya. Namun suasananya yang sejuk dan tenang serta air telaganya yang begitu jernih memang memikat hati untuk nyebur dan berendam.


Sebagaimana dijelaskan oleh Juru rawat situs pemandian ini dan sejalan dengan berbagai sumber lainnya, setidaknya ada tiga versi kisah situs pemandian alami batu Qur’an ini dan semuanya terkait dengan sejarah penyebaran Islam di daerah tersebut dan daerah sekitarnya. Dua versi kisah tersebut kait mengait dengan kesultanan Banten dan satu versi terkait dengan masa kerajaan Padjajaran.

Versi pertama menyebutkan keterkaitan situs pemandian alami ini dengan tokoh ulama bernama Syekh Maulana Mansyur. Tak jelas benar nasab beliau da nasal usulnya. Versi kedua mengaitkan pemandian ini dengan tokoh ulama kesultanan Banten dan juga putra dari Sultan Ageng Tirtayasa, beliau dikenal dengan nama Syekh Mansyuruddin. Sedangkan versi ketiga mengaitkan pemandian alami ini dengan Raden Kian Santang, putra bungsu Prabu Siliwangi dari Istrinya, Putri Subang Larang.

Bening, sejuk dan alami (foto asli di IG @hendrajailani)

Yang manapun dari versi kisah tersebut, bila anda berkunjung kesana dan bertemu dengan juru rawat situs ini atau biasa disebut kuncen, beliau hanya akan menyarankan anda berkunjung ke pemandian ini dan tidak berkunjung ke situs “ziarah” yang lainnya yang juga ada di sekitar tempat tersebut.

Dan kini kisah dari tiga versi tersebut diatas kini menjadi berkah tersendiri bagi warga setempat. Ramainya pengunjung dari berbagai daerah telah membantu perputaran roda perekonomian masyarakat setempat. Warung warung menyediakan berbagai keperluan pengunjung mulai dari warung nasi, warung kopi dan sebagainya hingga ke warung warung yang menydiakan berbagai jenis oleh oleh bagi para pengunjung, hingga jasa WC dan Kamar mandi umum berjejer di sekitar lokasi ini.

Jejeran warung menjajakan berbagai aneka oleh oleh di sepanjang ruas jalan menuju ke objek wisata pemandian alami Batu Qur'an (check foto asli di Instagram @hendrajailani)

Untuk mencapai lokasi pemandian Batu Qur’an, pengunjung harus melewati jalan kecil yang menurun melewati jejeran anak tangga, disebelah timur jalan utama desa. Di sisi kiri dan kanan jalan kecil ini berdesakan warung warung masyarakat setempat yang menjual beraneka dagangan. Ada petugas penarik retribusi di dekat pintu masuk pemandian dengan nilai retribusi yang wajar.

Sekedar tambahan informasi, karena salah satu versi sejarah pemandian alami ini terkait dengan kesultanan Banten, dan keraton nya berada disekitar Masjid Agung Banten. Akan cukup menarik apabila anda berkunjung kesana, sekaligus juga berkunjung ke Kompleks Masjid Agung Banten di Banten Lama, kota Serang, yang berada sekitar 45 kilometer ke sebelah utara dari lokasi ini atau dengan perjalanan sekitar 1 setengah jam.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hindari komentar yang berbau SARA