Megah di jalur Pantura - Masjid Agung Brebes |
Masjid Agung Brebes merupakan salah satu bangunan masjid tertua di wilayah pantura, lokasinya berada di sisi barat alun alun Kota Brebes Kabupaten Brebes. Dengan lokasinya yang berada di jalur pantura, masjid ini menjadi salah satu persinggahan paforit bagi masyarakat yang melintas baik dari arah barat (Jakarta, Cirebon) maupun dari arah timur (Semarang, Surabaya). ditambah lagi dengan komitmen dari pengurus masjid yang mempertahankan layanan 24 jam bagi Jemaah.
Di tahun 2015 Masjid Agung Brebes Juara 1 Masjid Percontohan Nasional Tingkat Provinsi Jawa Tengah dan mewakili Provinsi Jateng sebagai Masjid Agung Percontohan Nasional 2015. Dengan nilai 295 sehingga menjadi juara 1 dari 35 Masjid Agung se Jawa Tengah. Juara 2 diraih Masjid Agung Kabupaten Purbalingga (245) dan juara 3 Masjid Agung Kabupaten Semarang (197). Adapun keunggulan masjid agung brebes sebagai percontohan nasional diantaranya masih mempertahankan bangunan kuno dan pelayanan umat 24 jam non stop.
Masjid berlantai dua ini dilengkapi dengan menara setinggi 33 meter. Kamar mandi dan wudlu lengkap untuk putra dan putri. Juga di sediakan kantor sekretariat. Masjid sengaja tidak berpintu gerbang, untuk memberikan keleluasaan para jamaah dan area parkir. Tersedia juga ruang perpustakaan untuk menambah khasanah keislaman masyarakat pembaca.
Sejarah Masjid Agung Brebes
Masjid Agung Brebes didirikan tahun 1836 masa pemerintahan Bupati Raden Adipati Ariya Singasari Panatayuda I (Kyai Sura) yang bangunan aslinya berarsitek jawa kuno, dengan kubah berbentuk limas. Pada zaman pemerintahan Bupati Raden Adipati Ariya Sutirta Pringgahaditirta (Kanjeng Tirto) tahun 1932/ 1933, masjid ini diratakan dengan tanah dan dibangun kembali, dikarenakan sering tergenang banjir luapan kali / Sungai Pemali. Pembongkaran itu sesuai dengan prasasti yang terdapat di bangunan utama saat ini. Disebutkan, masjid itu dibangun kembali di atas tanah seluas 666 m2 dengan ditopang kayu jati pilihan dan fondasinya ditinggikan 1 meter.
Masjid Agung Brebes didirikan tahun 1836 masa pemerintahan Bupati Raden Adipati Ariya Singasari Panatayuda I (Kyai Sura) yang bangunan aslinya berarsitek jawa kuno, dengan kubah berbentuk limas. Pada zaman pemerintahan Bupati Raden Adipati Ariya Sutirta Pringgahaditirta (Kanjeng Tirto) tahun 1932/ 1933, masjid ini diratakan dengan tanah dan dibangun kembali, dikarenakan sering tergenang banjir luapan kali / Sungai Pemali. Pembongkaran itu sesuai dengan prasasti yang terdapat di bangunan utama saat ini. Disebutkan, masjid itu dibangun kembali di atas tanah seluas 666 m2 dengan ditopang kayu jati pilihan dan fondasinya ditinggikan 1 meter.
Menara 33 Meter di Masjid Agung Brebes |
Masjid Agung Brebes hingga kini sudah mengalami pemugaran tiga kali, yakni pada tahun 1933, tahun 1979 dan 2007. Namun, bagian bangunan asli masjid ini masih tetap dipertahankan untuk mengkonservasi sejarah dan sebagai bagian dari agar budaya. Di bagian kubah limas bangunan ini dari dulu hingga kini menjadi tempat penyimpanan benda-benda pusaka daerah. Di antaranya, keris, tombak dan senapan zaman VOC.
Namun dalam perkembangannya, beberapa benda pusaka itu ada yang dipindahkan ke museum di Semarang demi alasan keamanan. Seperti halnya masjid masjid tua di tanah air lainnya, di sisi belakang (barat) masjid ini atau di belakang area mihrab terdapat komplek pemakaman. (foto oleh Teguh Santoso, narasi oleh Hadiwijaya).***
Di dalam masjid agung brebes |
di dalam masjid agung brebes |
Salah satu plakat pemugaran Masjid Agung Brebes |
-------------------ZZZ-------------------
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hindari komentar yang berbau SARA