Ratusan masjid di Bulgaria masih ditutup dan tidak dapat melaksanakan kegiatan shalat selama bulan Ramadhan, karena terkendala kurangnya jumlah imam masjid. Sejumlah tokoh muslim Bulgaria menyayangkan hal ini, karena terjadi di saat kesadaran memperdalam agama Islam di negara bekas komunis ini tumbuh pesat, tidak hanya di kalangan muslim tapi juga non muslim. Hal ini diungkapkan oleh Grand Mufti Bulgaria, Mustafa Haci pada Rabu (24/9) seperti dikutip Islamonline.
Menurutnya, ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya masalah ini. Faktor pertama karena pengaruh pendudukan rezim komunis di Bulgaria yang sangat panjang. Rezim komunis sangat keras dalam melarang setiap bentuk syiar islam, termasuk penutupan sekolah-sekolah pendidikan agama. Hal ini berakibat sangat sulitnya mencari pakar-pakar di bidang agama termasuk warga muslim Bulgaria yang bisa dijadikan imam di masjid-masjid. "Faktor lainnya adalah masih kurangnya pendanaan dari House Fatwa (otoritas tertinggi di bidang keagamaan di Bulgaria) untuk membayar gaji para imam. Kalaupun ada itu jumlahnya sangat minim," ungkap Mustafa seperti dikutip Islamonline.
Menurut Mustafa Haci, kini terdapat sekitar 1.500 masjid di berbagai daerah di Bulgaria, sementara jumlah imam masjid hanya sekitar 900 imam masjid yang diperkerjakan oleh Fatwa House. Akibat kurangnya jumlah imam ini, sampai saat ini sekitar 200 masjid masih ditutup dan tidak bisa dilaksanakan di dalamnya kegiatan shalat selama bulan ramadhan. Haci menghimbau kepada komunitas muslim untuk ikut memecahkan problem ini, antara lain seperti pembayaran gaji para imam dilakukan melalui donasi dari warga muslim di sekitar area masjid.
"Tapi kadang-kadang dalam beberapa kasus, permasalahan tidak timbul dari kesediaan masyarakat muslim membayar donasi, tapi justru dari diri imam masjid sendiri. Ada beberapa imam yang berhenti bekerja, karena upah yang diterimanya sangat kecil . Dia lebih memilih masjid-masjid yang pembayarannya lebih besar dan menolak bekerja di kawasan desa-desa yang miskin," ujar Haci menambahkan. Untuk mengisi kekukarangan imam ini, Fatwa House menunjuk beberapa pelajar muslim di Institute Sofia untuk menjadi imam di beberapa masjid.
Peningkatan Kesadaran Beragama
Meski jumlah imam sangat kurang, namun dalam beberapa waktu terakhir ini semangat memahami Islam meningkat drastis. Tidak hanya di kalangan pemuda muslim, tapi juga komunitas non-muslim. "Pemuda muslim Bulgaria sangat antusias mendatangi masjid. Di bulan ramadhan ini, masjid-masjid semakin hari semakin penuh oleh para pemuda muslim," ungkap Haci.
Sementara itu, menurut Haci, untuk memenuhi kebutuhan bacaan buku-buku Islami dan Al Quran khususnya bagi non muslim, Fatwa House kini tengah menyiapkan proyek pengadaan buku-buku Islami hasil terjemahan dari buku-buku Islam berbahasa Arab dan Turki ke dalam Bahasa Bulgaria. Bacaan Islami ini untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap Islam. Menurut estimasi data Pemerintah Bulgaria, saat ini terdapat sekitar 12 persen dari 7,8 juta jiwa memeluk agama Isla. Namun Fatwa House mengatakan jumlahnya mencapai 25 persen. [syarif/iol/www.suara-islam.com]
Menurutnya, ada dua faktor yang menyebabkan timbulnya masalah ini. Faktor pertama karena pengaruh pendudukan rezim komunis di Bulgaria yang sangat panjang. Rezim komunis sangat keras dalam melarang setiap bentuk syiar islam, termasuk penutupan sekolah-sekolah pendidikan agama. Hal ini berakibat sangat sulitnya mencari pakar-pakar di bidang agama termasuk warga muslim Bulgaria yang bisa dijadikan imam di masjid-masjid. "Faktor lainnya adalah masih kurangnya pendanaan dari House Fatwa (otoritas tertinggi di bidang keagamaan di Bulgaria) untuk membayar gaji para imam. Kalaupun ada itu jumlahnya sangat minim," ungkap Mustafa seperti dikutip Islamonline.
Menurut Mustafa Haci, kini terdapat sekitar 1.500 masjid di berbagai daerah di Bulgaria, sementara jumlah imam masjid hanya sekitar 900 imam masjid yang diperkerjakan oleh Fatwa House. Akibat kurangnya jumlah imam ini, sampai saat ini sekitar 200 masjid masih ditutup dan tidak bisa dilaksanakan di dalamnya kegiatan shalat selama bulan ramadhan. Haci menghimbau kepada komunitas muslim untuk ikut memecahkan problem ini, antara lain seperti pembayaran gaji para imam dilakukan melalui donasi dari warga muslim di sekitar area masjid.
"Tapi kadang-kadang dalam beberapa kasus, permasalahan tidak timbul dari kesediaan masyarakat muslim membayar donasi, tapi justru dari diri imam masjid sendiri. Ada beberapa imam yang berhenti bekerja, karena upah yang diterimanya sangat kecil . Dia lebih memilih masjid-masjid yang pembayarannya lebih besar dan menolak bekerja di kawasan desa-desa yang miskin," ujar Haci menambahkan. Untuk mengisi kekukarangan imam ini, Fatwa House menunjuk beberapa pelajar muslim di Institute Sofia untuk menjadi imam di beberapa masjid.
Peningkatan Kesadaran Beragama
Meski jumlah imam sangat kurang, namun dalam beberapa waktu terakhir ini semangat memahami Islam meningkat drastis. Tidak hanya di kalangan pemuda muslim, tapi juga komunitas non-muslim. "Pemuda muslim Bulgaria sangat antusias mendatangi masjid. Di bulan ramadhan ini, masjid-masjid semakin hari semakin penuh oleh para pemuda muslim," ungkap Haci.
Sementara itu, menurut Haci, untuk memenuhi kebutuhan bacaan buku-buku Islami dan Al Quran khususnya bagi non muslim, Fatwa House kini tengah menyiapkan proyek pengadaan buku-buku Islami hasil terjemahan dari buku-buku Islam berbahasa Arab dan Turki ke dalam Bahasa Bulgaria. Bacaan Islami ini untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap Islam. Menurut estimasi data Pemerintah Bulgaria, saat ini terdapat sekitar 12 persen dari 7,8 juta jiwa memeluk agama Isla. Namun Fatwa House mengatakan jumlahnya mencapai 25 persen. [syarif/iol/www.suara-islam.com]