Minggu, 29 Januari 2017

Mushola di Komplek Pamakaman Adipati Singaperbangsa

Mushola di komplek makam Adipati Singaperbangsa Karawang

Mushola satu ini berada di komplek Pemakaman Bupati Karawang Kyai Panembahan Singaperbangsa, di Desa Manggungjaya Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang.  Persisnya berada di sisi utara bangunan makam Para Bupati Karawang, bersebelahan dengan bangunan pendopo dan merupakan salah satu fasilitas pendukung di komplek pemakaman Bupati Karwaang ini yang dibangun oleh pemkab Kabupaten Karawang. Bangunan mushola berdenah segi empat beratap limas bersusun tanpa tiang penyangga tengah. Dengan tiga pintu akses dari sisi utara selatan dan timur.

Di bulan desember 2012 yang lalu radar karawang sempat memuat laporan berjudul Makam Singaperbangsa Kurang diperhatikan yang menyoroti masalah fasilitas terutama toilet dan kurangnya perawatan terhadap situs tersebut, Senin 9 Februari 2016 ketika kami mampir kesana kondisi toilet disamping masjid dikomplek tersebut sepertinya sudah baru hanya saja masih menyisakan masalah pasokan air yang tidak mengalir dan pengunjung harus kembali ke toilet lama di belakang masjid untuk mendapatkan air dengan menimba langsung dari sumur untuk keperluan bersuci dan sebagainya.

Desa Manggung Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon
Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41384


Sebagai sebuah bangunan mushola yang sengaja di bangun di dalam komplek pemakaman para bupati, mushola ini memang di khususkan sebagai tempat ibadah bagi para pengunjung komplek ini termasuk masyarakat umum maupun para pejabat kabupaten Karawang yang sedang berkunjung kesana. Meski berada di komplek pemakaman Bupati Karawang, khususnya Adipati Singaperbangsa, namun bangunan mushola ini tidak ada kaitan sejarah dengan beliau, karena memang dibangun bersamaan dengan pembangunan komplek pemakaman ini sebagai komplek pemakaman para Bupati Karawang.***

Sesaat setelah matahari terbit
Ngaso, bagian atap yang terlihat di sisi kanan foto adalah bagian dari pendopo yang ada di komplek ini.
Diantara ridangnya pepohonan

Sabtu, 28 Januari 2017

Masjid Jamie Al-Ikhlas Bakanraminten

Megah di tengah sawah yang menghijau, Masjid Al-Ikhlas Bakanraminten. 

Nama Kampung Satu ini mungkin terasa asing ditelinga, kampung dengan panorama pegunungan serta berudara cukup sejuk. Suasana sejuk di Karawang memang sedikit terdengar  muskil, namun demikian adanya. Kabupaten Karawang memang dikenal luas sebagai wilayah di jalur pantura dengan cuaca yang cukup panas, namun Karawang juga memiliki daerah pegunungan yang berada di kecamatan Pangkalan dan Tegalsari.

Masjid Al-Ikhlas
Kampung Bakanraminten, Desa Cinta Asih
kec. Pangkalan. Kab. Karawang
Jawa Barat, Indonesia



Kampung Bakanraminten tempat Masjid Al-Ikhlas ini berada merupakan bagian dari Desa Cinta Asih, Kecamatan Pangkalan, kabupaten Karawang, salah satu kampung yang akan dilewati bila anda hendak menuju ke kawasan wisata Curug (Air Terjun) Cigentis di kecamatan Tegalwaru. Berdiri megah ditengah sawah yang menghijau, ada jalan kecil cukup untuk dilewati satu kendaraan roda empat, dari arah jalan raya pangkalan, tidak seberapa jauh dari gerbang SMAN 1 Pangkalan.

Desa Cinta Asih ini juga menjadi rumah bagi beberapa pondok pesantren, salah satunya adalah Pondok Pesantren Salafiah Hadarul Istiqomah yang lokasinya berada ditepian ruasa jalan raya Pangkalan ditandai dengan bangunan masjidnya yang cukup megah, tidak seberapa jauh dari masjid Jamie Al-Ikhlas ini.***

Dari Dekat
Lebih dekat 
Papan nama 
Bonus pemandangan 

------------------------------

Artikel Masjid Lainnya


Rabu, 25 Januari 2017

Masjid At-Taqwa Sukamenang Gelumbang

#masjid masjid di tanah Belida

Bangunan baru Masjid At-Taqwa Desa Sukamenang. dari arah utara atau dari arah sungai

Sukamenang adalah salah satu desa di Kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, propinsi Sumatera Selatan. Masjid ini sudah pernah di posting di blog ini sebelumnya dengan judul “Masjid Tua Talang Menerai”. Namun bangunan masjid yang dibahasa dalam posting tersebut kini sudah tidak ada lagi, berganti dengan bangunan masjid yang kini berdiri di tempat yang sama.

Talang Menerai adalah nama asli desa Sukamenang sebelum kemudian di Indonesia-kan menjadi Sukamenang, nama yang kini dikenal. Desa ini bukanlah satu satunya desa di Kecamatan Gelumbang dan sekitarnya yang diganti dengan nama yang lebih Indonesia menggantikan nama asalnya yang sangat Belida Sekali.



Bangunan yang kini berdiri masih dengan langgam yang sama dengan bangunan sebelumnya hanya saja dengan ukuran yang lebih besar. Bangunan masjid dengan atap limasan bersusun dua khas Indonesia. Di ujung atapnya dipasan ornamen kubah dari bahan metal berukuran kecil. Hampir seluruh lahan masjid sebelumnya kini menjadi luasan masjid baru ini. Menara tunggalnya yang khas sebelumnya berdiri kokoh di sudut timur laut bangunan lama kini sudah tidak ada lagi.

Bagaimanapun konservasi sejarah kadangkala tak dapat dilakukan manakala terbentur dengan kebutuhan, termasuk dengan konservasi masjid bersejarah, bangunan lama masjid At-Taqwa ini sudah berumur cukup panjang dengan arsitekturnya yang khas masjid masjid sumatera, namun memang muslim disana membutuhkan masjid yang lebih luas untuk menampung jemaahnya yang makin bertambah dari hari ke hari.***

Foto Foto Masjid At-Taqwa Sukamenang

Masjid At-Taqwa dari arah selatan (menuju ke arah sungai)
diantara rumah penduduk dari sisi utara
Dari arah Jembatan di utara desa
Atap limas bersusun khas Indonesia

Bangunan Baru Vs Bangunan Lama


MASJID ATTAQWA SUKAMENANG baru & lama dari sisi utara. Foto atas : bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama (bawah)
MASJID ATTAQWA SUKAMENANG baru & lama dari sisi timur. Foto atas : bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama (bawah)
MASJID ATTAQWA SUKAMENANG baru & lama : bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama (bawah)

-----------------------oooOOOoo-----------------------

Baca juga artikel Masjid Gelumbang Lain nya


Minggu, 22 Januari 2017

Masjid Jami’ Nurul Huda Cibucil

Masjid Jami Nurul Huda Cibucil, megah dengan warna hijau

Masjid Jami’ Nurul Huda berada di Kampung Cibucil Desa Sukamanah kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor, berada di sisi kanan ruas jalan cileungsi – jonggol, tidak jauh dari pertigaan Cibucil ke arah Jonggol. Masjid besar dengan balutan warna hijau nyaris di seluruh badang bangunannya lengkap dengan satu menara menjulang di halaman masjid.

Masjid Jami Nurul Huda
Jl. Raya Jonggol, Kp. Cibucil, Desa Sukamanah
Kec. Jonggol, Kab. Bogor, Jawa Barat 16830



Masjid Jami’ Nurul Huda Cibucil ini dibangun dua lantai, tangga akses nya berada di sisi kiri pintu masuk di luar masjid berdampingan dengan toilet dan tempat wudhu pria. Tangganya bisa di akses langsung dari area tempat wudhu dan juga dari halaman depan masjid. Di lingkungan masjid ini juga terdapat Raoudhatul Athfal (Taman Kanak Kanak) Tarbiyatul Fallah dan Pondok Pesantren Tarbiyatul Fallah Nurul Huda.

atap masjid ini menggunakan atap joglo dengan satu kubah beton di bagian teratasnya, dilengkapi dengan bentuk bentuk Menara di ke empat sudut atapnya. baik lantai satu maupun lantai duanya dilengkapi dengan teras di ke tiga sisi bangunan. Di samping bangunan utama di atas area tempat wudhu pria juga terdapat ruangan kosong yang sewaktu waktu juga dapat difungsikan sebagai ruang sholat tambahan.

Ruang sholat lantai 1

Di belakang masjid (sisi selatan) di samping area tempat wudhu terdapat beberapa kuburan yang cukup terawat mungkin kuburan dari tokoh setempat atau tokoh yang berkaitan dengan masjid ini. masih di area yang sama ditempatkan gentong plastik berukuran besar untuk penampungan air untuk memasok kebutuhan air ke toilet dan tempat wudhu. Ada tempat wudhu dan toilet lain nya di sisi utara masjid atau di sisi jalan raya namun berukuran lebih kecil, khusus untuk jemaah wanita.

Di dalam bangunan berdiri empat soko guru dari beton menyanggah struktur lantai dua bangunan dan struktur atapnya. satu buah mimbar dari kayu berukir ditempatkan di dalam ruang mihrab. sementara satu jam berukuran besar ditempatkan di sisi lain mihrab. Ada satu jadwal sholat abadi tulisan tangan di gantung di dinding sisi kiblat, jadwal sholat yang terlihat sudah cukup berumur tua dibuat oleh KH. R. Abdullah Bin Nuh dari Islamic Center kota Paris, Bogor. di pasang berdampingan dengan satu jam dinding antik.

di atas lantai 1

Singgah ke masjid ini di penghujung Desember 2016 untuk menunaikan sholat Asyar, bertepatan dengan rombongan berseragam putih putih Laskar FPI Cibarusah yang juga sedang menunaikan sholat Asyar berjamaah di masjid ini. beberapa dari mereka menggunakan kaos bertuliskan Aksi Bela Islam. tak sempat bertanya ataupun berbincang dengan mereka yang tak lama setelah sholat berjamaah langsung melanjutkan perjalanan dengan kendaraan roda dua, konvoi ke arah Jonggol. Kampung Cibucil tempat masjid ini berdiri memang bersebelahan dengan wilayah kecamatan Cibarusah di Kabupaten Bekasi.***

Foto Foto Masjid Jami' Nurul Huda Cibucil

Dari lantai 2
di lantai dua
di bawah kubah
Jama'ah Asyar
Menara Masjid Jamie Nurul Huda ini diresmikan pada tanggal 9 Maret 2013, oleh Kepala Desa Sukamanah, RH. Yadi Haryadi
Tangga akses ke lantai dua masjid dari halaman depan masjid. Di latar belakang adalah bangunan menara masjid. yang dibagian bawahnya dijadikan semacam area pendopo terbuka.

            -------------------ooo000ooo-------------------

Baca Juga Masjid di Bogor Lain nya


Sabtu, 21 Januari 2017

Masjid Besar Al-Falah Cariu Kabupaten Bogor

Masjid Besar Al-Falah Cariu dari arah jalan raya di depan Kantor KUA kecamatan Cariu

Masjid Besar Al-Falah Cariu berdiri megah tak jauh dari Alun Alun Cariu Kabupaten Bogor. Menara baru dan kubah baru masjid ini terlihat jelas dari arah alun alun Cariu. Pada penghujung Desember 2016 bangunan megah ini belum seluruhnya selesai masih menyisakan pekerjaan ahir pada menara barunya yang masih membutuhkan sentuhan ahir meski sudah tampah megah dan menjulang serta pekarangannya yang sedang dalam pengerjaan penyelesaian pemasangan kon blok.

Masjid Besar Al-Falah Cariu
Jl. Brigjen Dharsono, Cariu
Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16840


Masjid Besar Al-Falah Cariu yang saat ini berdiri seluruhnya merupakan bangunan baru yang dibangun menggantikan bangunan lama yang sudah tidak berbekas menyisakan menaranya yang dibiarkan berdiri di bagian pojokan halaman depannya disisi jalan Brigjen Dharsono. Belum ada informasi apakan bangunan menara dari masjid lama ini akan dirobohkan atau dipertahankan. Namun melihat bentuknya yang antik sepertinya cukup layak untuk dikonservasi.

Sesuai dengan statusnya sebagai masjid besar, masjid Al-Falah ini memang berdiri di pusat keramaian kecamatan Cariu, lokasinya berseberangan dengan Kantor Urusan Agama Kecamatan Cariu, kantor Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), PPAT dan tak jauh dari Kantor Kecamatan dan Koramil Cariu yang berada di sekitar Alun Alun Cariu.

Tempat wudhu di depan masjid 

Ada jejeran keran untuk berwudhu yang di tempatkan di bagian pagar depan sederetan dengan menara lamanya ditata sedekian rupa dengan taman. Kantor pengurus masjid juga ditempatkan di halaman depan masjid berseberangan dengan menara baru, dibagian bawah kantor ini ditempatkan toilet dan tempat wudhu untuk Jemaah wanita.

Masjid Besar Al-Falah Cariu ini dibangun dengan arsitektur Modern namun tetap dengan nuansa tradisional Indonesia. Atap masjid dibangun berbentuk atap joglo (limasan) di puncak atapnya dilengkapi dengan satu kubah berukuran cukup besar. Dibagian dalam masjid terdapat delapan sokoguru menopang struktur atapnya. Dua dari delapan sokoguru ini tentu saja berdiri tepat ditengah tengah di depan Mihrab dan pintu utama.

Di dalam Masjid Besar Al-Falah Cariu

Masing masing sokoguru di hias dengan ornamen geometris berupa bintang binta segi delapan. Sisi dalam kubah bagian tengahnya di lukiskan lafadz Allah dan disekelilingnya dihias dengan kaligrafi 99 asmaul husna, menggunakan padanan warna kuning merah dan biru. Sedangkan sisi dalam atap beton yang merupakan tatakan bagi kubah masjid dihias dengan ornament warna langit lengkap dengan lukisan awan putihnya. Aneka Kaligrafi menghias sisi atas tembok masjid.

Laporan keuangan masjid ini dilaporkan secara terbuka dipampang di papan pengumunan yang ditempatkan di beranda masjid bersebelahan dengan beduk lengkap dengan kentongannya. Di Beranda Masjid ini juga ditempatkan satu meja penerimaan Zakat Infaq dan sodaqoh dari Jamaah. Masjid Besar Al-Falah Cariu ini sangat aktif dengan program yang bertajuk Ziswaf (Zakat Infaq Sodaqoh dan Wakaf) Al-Falah.

Mihrab dan Mimbar Masjid Besar Al-Falah

Program Ziswaf Al-Falah ini berorientasi kepada pemberian santuanan kepada Yatim Piatu dan Dhuafa, Santunan Biaya pengurusan Jenazah, Biaya kesehatan Jemaah masjid, Tunjangan guru ngaji, pengembangan infrastruktur masjid, mushola, madrasah dan fasilitas umum, pengembangan keagamaan, pemerdayaan ekonomi ummat dan beasiswa dhuafa. Laporan penyelenggaraan beragam aktivitas tersebut dilaporkan terbuka secara berkala, salah satunya dengan menempelkan beragam laporan aktivitas tersebut di jendela kaca masjid ini.

Seluruh aktivitas tersebut berada di bawah kendali Baitul Mall Berkah Mandiri Sejahtera Masjid Besar Al-Falah Cariu. Siapapun dapat berkontribusi dalam program tersebut. BMT Masjid ini juga aktif di Sosmed Facebook, Google, tweeter dan Whatapps.

Program Ziswaf Al-Falah

Satu hal yang menarik dari catatan sejarah tentang Cariu ini, bahwa kecamatan Cariu ini dulunya merupakan bagian dari Kecamatan Cibarusah yang kemudian dimekarkan dan dibentuk kecamatan baru pada tanggal 12 Maret 1984 berdasarkan PP nomor 46 tahun 1984 tanggal 15 Maret 1984 tentang pembentukan 14 kecamatan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi). Kecamatan Cibarusah kemudian masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bekasi dan Kecamatan Cariu menjadi bagian dari Kabupaten Bogor.

Kecamatan Cariu dan Cibarusah ini meski telah menjadi bagian dari dua kabupaten berbeda namun tetap disebut sebut sebagai kandidat wilayah yang akan masuk kedalam rencana pembentukan Kabupaten Bogor Timur yang meliputi Kecamatan Cileungsi, Situsari (Cileungsi Timur), Gunung Putri, Jonggol, Cibarusah, Cariu, Tanjungsari, Citeureup dan Sukamakmur. dengan total jumlah penduduk mencapai 1,9 juta Jiwa dan luas wilayah sekitar 1.400 km2.***

Foto Foto Masjid Besar Al-Falah Cariu

Menara lama dan tempat berwudhu dari arah beranda
Speaker masjid di menara yang belum selesai 100%
Beduk di beranda Masjid Besar Al-Falah Cariu

-------------------ooo000ooo-------------------

Baca Juga Masjid di Bogor Lain nya

Masjid Jami’ Nurul Iman Lebak Kantin

Minggu, 15 Januari 2017

Masjid Jami’ Nashrullah Medang Asem

Indah dan unik di tepian kanal irigasi, Masjid Jami' Nashrullah Desa Medangasem

Masjid Jami’ Nashrullah ini salah satu masjid di kabupaten Karawang yang memiliki atap yang sangat khas. Selain majid ini masih ada beberapa masjid masjid lainnya di Kabupaten Karawang dengan rancangan atap unik seperti ini, salah satunya adalah Masjid Jami’ Nurul Ikhsan Segaran Kecamatan Batujaya yang juga berada di tepian kali yang sama.

Masjid Jami’ Nashrullah
Kampung Bubulak, Desa Medang Asem
Kecamatan Jaya Kerta Kabupaten Karawang
Jawa Barat, Indonesia



seperti juga atapnya yang khas, kehidupan sosial budaya masayakat disini juga khas. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sawah yang sangat tergantung kepada pasokan air dari kanal irigasi yang melintas di wilayah ini dari bendungan jatiluluhur hingga bermuara ke laut utara Jawa.

Aliran air di kanal irigasi inipun menjadi bagian dari kehidupan masyarakat disana. Untuk keperluan Mandi, mencuci dan sebagainya sangat tergantung pada aliran kali irigasi tersebut. dibeberapa lokasi memang disedikan undakan undakan tanga akses menuju ke kali termasuk di depan masjid Jami’ Nashrullah ini, sehingga sudah menjadi pemandangan umum di pagi dan sore hari ada aktivitas warga yang sedang mandi atau mencuci, di kali di depan masjid ini.***


Sabtu, 14 Januari 2017

Masjid YAMP Al-Hidayah Teluk Ampel

Senja jatuh di masjid Al-Hidayah

Masjid Jami’ Al-Hidayah merupakan salah satu bangunan masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP) pada era Presiden Suharto. Masjid ini merupakan salah satu masjid YAMP di wilayah Kabupaten Karawang, tepatnya berada di kampung Teluk Ampel, Desa Karyamakmur, kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Lokasinya tidak berada di tepian jalan raya Batujaya namun agak sedikit masuk beberapa meter dari jalan utama. namun terlihat dengan jelas dari kejauhan.

Masjid YAMP Al-Hidayah
Teluk Ampel, Desa Karyamakmur, Kecamatan Batujaya
Kabupaten Karawang, Jawa Barat



Seperti masjid masjid YAMP lainnya, bangunan masjid Jami’ AL-Hidayah inipun dibangun dengan arsitektur asli Indonesia seperti rupa bentuk Masjid Agung Demak. Atap limas bersusun tiga ditambah dengan teras di ketiga sisi luarnya. Dan di bagian dalam masjid tidak dilengkapi dengan sokoguru penyanggah atap memberikan ruang yang tekesan lebih lega.

Prasasti pembangunan masjid ini diletakkan di tembok bagian dalam sebelah utara dan ditandatangani langsung oleh mendiang presiden Suharto, meski plakat di masjid ini tidak dilengkapi dengan tanggal pembangunan. Sore hari menjelang magrib di dalam masjid ada seorang pengurus masjid yang sedang khusu’ melantunkan ayat ayat suci Al-Qur’an sembari menunggu tibanya waktu magrib dan Jemaah satu persatu berdatangan.*** 

Foto Foto Masjid YAMP Al-Hidayah Teluk Ampel

Di tepian jalan masuk ke kampung Teluk Ampel
Plakat peresmian masjid oleh Pak Harto
Di dalam masjid
Struktur Organisasi Pengurus Masjid Jami' Al-Hidayah

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------


Baca juga artikel terkait


Minggu, 08 Januari 2017

Masjid “Aliando” Karawang

Masjid Jami' An-Nur, Jalan Lingkar Tanjung Pura, Karawang

Masjid megah yang berdiri sendirian diantara hamparan sawah di tepian sisi utara ruas jalan lingkar Tanjungpura ini bernama Masjid Jami An-Nur, namun kebanyakan orang justru menyebutnya Masjid Aliando karena memang dibangun oleh artis sinetron remaja Aliando Syarief dan keluarganya. Masjid Jami’ An-Nur ini diresmikan penggunaannya pada tanggal 22 Juni 2014 dihadiri oleh pihak keluarga Aliando Syarief, tokoh dan masayarakat setempat serta para fans.

Lokasinya memang berada diantara pesawahan dan lahan kosong di tepian ruas jalan lingkar Tanjung Pura, menjadikannya tempat satu satunya masjid dan tempat yang dapat disinggahi saat tiba waktu sholat ketika sedang berada di sekitar ruas jalan tersebut. Ruas jalan lingkar Tanjung Pura memang belum terlalu lama dibuka, wajar bila di kawasan ini masih sepi bangunan apalagi hunian, dan hal itu pula yang menjadi alasan mengapa masjid tersebut di bangun disana.

Masjid An-Nur
Jl. Lingkar Tanjungpura, Tanjungmekar
Karawang Barat., Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41316



Sekilas Masjid ini dibangun layaknya sebuah balairung istana lengkap dengan dua ‘singgasana’ yang salah satunya berfungsi sebagai mimbar khatib, tidak ada mihrab di masjid ini. Interiornya di-dominasi dengan beragam ornamen hias bewarna emas termasuk kotak amal, dan perabot perabot lainnya. hamparan karpet merah menutup seluruh permukaan lantai ruang dalam masjid ini. konsep terbuka sangat jelas diterapkan pada bangunan ini dengan aplikasi partisi kaca sebagai dinding masjid yang tingginya tidak full sampai ke atap memberikan sirkulasi udara yang baik dari sisi terbuka di atas partisi kaca. sementara untuk penerangan sangat irit dengan memanfaat sinar matahari di siang hari.

Secara umum, bangunan masjid An-Nur ini berdenah segi empat beratap beton dengan empat kubah berukuran kecil di ke-empat penjuru atapnya. Langgam Eropa sangat terasa pada penggunaan jejeran pilar pilar beton berukuran besar di tiga sisi bangunan-nya, di teras sisi timur masjid, ada satu perangkat beduk yang disebut sebut sebagai beduk terbesar di dunia.***

Interior Masjid An-Nur
Tidak ada ruang mihrab di masjid ini, pada tempat yang biasanya merupakan ruang mihrab dipasang ornamen bewarna emas seperti pada foto di atas.
langit langit masjid di dominasi warna putih dengan sentuhan warna emas, ornamen bintang segi delapan dan lampu lampu gantung kristal.
Beduk di masjid An-Nur, disebut sebut sebagai beduk terbesar di dunia
Masjid Jami An-Nur tahun 2013 saat sedang dalam proses pembangunan




Sabtu, 07 Januari 2017

Majid Jamie Al-Ulya Tanjung Mekar Karawang

Masjid Jamie Al-Ulya. Tanjung Mekar, Karawang

Masjid Jamie Jamie Al-Ulya berada di ruas jalan Rangga Gede Desa Tanjung Mekar, Kabupaten Karawang. Ruas Jalan Rangga Gede ini membentang dari bundaran di bawah jembatan laying Karawang hingga ke Jembatan Citarum di pasar Bojongsari di tepian kali Citarum di sisi wilayah kabupaten Bekasi.

Selain masjid Jamie Al-Ulya, di ruas jalan ini juga terdapat beberapa masjid lainnya meski sudah berbeda wilayah Desa, yakni Masjid Al-Hidayah yang begitu mewah dan masih gress dan Masjid Jami Al-Furqon yang berada disebelah kantor Lurah Tanjung Pura. Namun berbeda dengan dua masjid tersebut, masjid Jamie Al-Ulya ini berukuran lebih besar dan memiliki halaman yang cukup luas.

Masjid Al-Ulya
Jl. Rangga Gede, Telukmungkal RT.006 RW.012
Desa Tanjungmekar, Kec. Karawang Barat
Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41316, Indonesia



Merujuk kepada data di simaskemenag, masjid Jamie Al-Ulya ini dibangun tahun 1967 diatas tanah ber-Sertifikat Hak Milik seluas 2000 meter persegi dan luas bangunan 256 meter persegi. Bangunan masjid Al-Ulya berada di sisi selatan Jalan Raya Rangga Gede, halaman masjid berada di sisi timur dan selatan masjid sedangkan bangunan masjidnya rapat ke sisi lahan bagian barat dan utara. Sampai tulisan ini dimuat belum ada perubahan atau renovasi terhap bangunan masjid ini.***

Bangunan masjid nya satu lantai dengan atap yang sudah di cor. Ada tangga permanen dari beton di sisi utaranya untuk akses ke atap masjid, sepertinya lantai cor masjid ini juga digunakan sebagai tempat sholat pada waktu waktu tertentu. Area tempat wudhu ada sisi selatan, begitupun area parkir untuk motor yang sudah diberikan atap asbes lengkap dengan papan amaran kepada pemilik sepeda motor agar berhati hati.

Interior Masjid Jamie AL-Ulya

Pertama kali singgah ke masjid ini di bulan Desember tahun 2013 yang lalu untuk sholat magrib, ketika melintas di depan masjid bertepatan dengan berkumandangnya azan magrib. Jemaah magribnya cukup ramai termasuk anak anak. 

Melihat banyaknya anak anak di masjid mengingatkan kepada pesan dari Sultan Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel sekaligus pendiri Kekhalifahan Usmaniyah di Istambul, untuk senantiasa menanamkan kecintaan kepada masjid terhadap anak anak sejak usia dini dan itu tentu saja sejalan dengan wasiat Rosulullah SAW, sebagai pengingat bagi semua pengurus DKM untuk menjadikan masjid sebagai masjid yang ramah untuk anak anak.***.
 
Masjid Al-Ulya Ba'da Magrib
Area parkir motor masjid Al-Ulya
Amaran di area parkir motor


-------------------
                     
Artikel Masjid di Karawang Barat Lainnya

Masjid Al-Jihad Karangpawitan