Senin, 02 Mei 2016

Masjid Agung Darul Muttaqin Batang, Jateng

Bangunan masjid Darul Muttaqin Batang, berbentuk bangunan masjid tradisional Nusantara dengan atap limas, bukan dengan kubah besar seperti masjid masjid modern. Bentuk tradisional yang khas seperti ini semakin hari semakin tergusur diganti dengan bangunan masjid modern.

Batang, adalah nama kecamatan sekaligus Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Batang  berada di tepian pantai utara pulau Jawa, dilalui oleh jalur darat bersejarah “Anyer – Panarukan” yang dibangun dengan tenaga kerja paksa di jaman penjajahan Belanda saat Hindia Belanda dibawah kekuasaan Gubernur Jenderal Daendels (1808). Pusat pemerintahan Kabupaten Batang berada di kecamatan Batang lengkap dengan bangunan Masjid Agung nya yang bernama Masjid Agung Darul Muttaqin. 

Alamat Masjid Agung Darul Muttaqin

Jl. Ahmad Yani, Kelurahan Kauman, Kec. Batang
Kabupaten Batang, Jawa Tengah – Indonesia


Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terletak di sisi barat alun alun, di jantung Kota Batang. Posisinya yang begitu strategis menjadi sebab selalu ramai nya masjid ini dikunjungi oleh jamaah baik yang berasal dari sekitar Kota Batang maupun juga para musafir luar kota. Sebelum menjadi Masjid Agung, dahulunya masjid ini bernama Masjid Jami’ Kota Batang, sebelum Batang menjadi kabupaten lagi, terpisah dari Kabupaten Pekalongan.

Arsitektur Masjid Agung Darul Muttaqin Batang

Bangunan masjid dengan perpaduan arsitektur modern di bagian serambi dan bangunan asli di bagian utama masjid ditambah dengan menara tunggal. Masjid ini sudah direnovasi menjadi bangunan berlantai dua, mampu menampung hinngga 2000-3000 jemaah sekaligus. Bangunan tambahan masjid hampir seluruhnya dibalut dengan keramik dan marmer.

Tiga atap limas di bangunan utama dan di dua menara lama nya
Menara tunggal di depan masjid setinggi 29 meter, konon angka dua-nya melambangkan Allah & Nabi Muhammad S.A.W sedangkan angka 9-nya melambangkan Wali Songo, penyebar Islam di tanah Jawa. Badan Menara berbentuk segi enam, melambangkan Rukun Iman. Ruangan dibagian bawah Menara dimanfaatkan untuk kantor pengurus masjid dan perpustakaan.

Bangunan asli Masjid ini berbentuk bangunan tradisional beratap limas bersusun, khas bangunan masjid asli Indonesia. Ruang utama masjid, telah mengalami renovasi, namun masih tetap nampak keasliannya. Sebagian besar ornament dalam ruangan dari kayu. Struktur atap bangunannya ditopang 12 tiang yang dipercantik dengan ukiran ukiran kayu, dan seluruh ornamen kayu di dalam ruangan ini di lapis plitur dan pernis. Serambi masjid telah mengalami perombakan menyeluruh sehingga terkesan lebih modern. Saat singgah  kesana, ruang utama masjid ini sedang dalam proses perbaikan.

@nite time (foto dari T-San T531F)
Tarikh pembangunan Masjid

Terkait dengan tarikh pembangunan masjid, pada mimbar kayu Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat ukiran angka 1242 H (1821 M), dan di ruang imam ada pula ukiran angka 1247 H (1826 M). Bisa jadi angka tahun tersebut adalah tahun renovasi atau perluasan masjid, mengingat bahwa kabupaten Batang sendiri sudah berdiri sejak abad ke 17 meski kemudian dilebur kedalam kabupaten Pekalongan tahun 1936 di masa kolonial Belanda dan di masa kemerdekaan kemudian dibentuk lagi sebagai kabupaten mandiri di tahun 1965.

Sejarah mencatat pada tahun 1850-an di Batang pernah hidup seorang ulama besar bernama KH. Ahmad Rifai yang merupakan pendiri gerakan Rifaiyyah yang terkenal menjadi penentang kolonialisme Belanda waktu itu. Dalam sejarahnya, KH. Ahmad Rifai pernah ‘diadili’ Belanda karena ajaran-ajarannya dianggap menentang pemerintah kolonial.

Di bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat sebuah makam orang yang menjadi muadzin di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang. Muadzin tersebut tewas tertembak oleh peluru penjajah sehingga untuk menghormatinya jenazah dimakamkan di bagian belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang.

Pendopo masjid di malam hari

Aktivitas Masjid Agung Darul Muttaqin Batang

Aktivitas pendidikan di Masjid Agung Batang ini telah mendirikan dan menjalankan tiga lembaga pendidikan yaitu RA/TK Al Karomah, TPQ Al Karomah, dan SMP Islam Batang. Selain tiga lembaga tersebut, di belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang juga terdapat sebuah madrasah aliyah, madrasah ibtidiyyah, dan madrasah diniyyah yang menjadi keluarga besar" Masjid Agung Darul Muttaqin Batang meskipun dalam naungan lembaga/yayasan lain.

Ada istilah KABELMAS (Kampus Belakang Masjid) yang melekat dengan fasilitas pendidikan di Masjid Agung ini, karena di belakang Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terdapat kompleks pendidikan mulai dari tingkat TK sampai SLTA. Pengajian rutin di masjid ini diselenggarakan setiap malam rabu dan sudah menjadi tradisi selama hampir 20 tahun. Ta’mir masjid juga mengelola lembaga keuangan BMT dan panti asuhan.

di dalam masjid @malam hari
Kegiatan remaja dan pemuda Islam di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang terwadahi dalam organisasi Ikatan Pemuda dan Remaja Islam Masjid Agung Batang (IPRIMA). Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh IPRIMA untuk menyemarakkan hari-hari besar Islam misalnya Gema Muharram yang diselenggarakan untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah dan Festival Tong-Tong Prek untuk menyemarakkan bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Tradisi Masjid Agung Batang

Di Batang ada tradisi kliwonan, semacam pasar malam yang diadakan setiap malam Jumat Kliwon yang sudah mentradisi secara turun temurun. Di Masjid Agung Darul Muttaqin Batang ada sebuah sumur yang airnya dipercaya bisa menjadi media pengobatan penyakit dan tolak bala (atas izin Allah tentunya).  [foto @nite time by Teguh Santoso, narasi by hadiwijaya].***


-------------------ooo000ooo ------------------

Baca Juga Masjid Masjid di Jateng Lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hindari komentar yang berbau SARA