Minggu, 30 Desember 2012

Magriban di Masjid Agung Karawang

Masjid Agung Karawang

Beberapa orang yang sempat ditanya, bahkan orang Karawang sekalipun, ketika ditanya dimana letak Masjid Agung Karawang ?, kebanyakan orang menunjuk Masjid Al-Jihad di seberang lapang karangpawitan, sebagian orang juga menganggap Lapang Karangpawitan sebagai alun alun Karawang.

 

Maklumlah karena memang dari lokasinya sendiri, Masjid Al-Jihad lebih dekat ke Pusat pemerintahan Kabupaten Karawang, di lokasi masjid ini juga telah dibangun Islamic Center berikut asrama haji-nya Kabupaten Karawang.

 

Sore hingga malam hari disekitar Masjid Agung Karawang ini begitu ramai oleh para pedagang, beberapa diantara mereka bahkan berjualan di area trotoar pas di depan masjid.

Ditambah lagi kenyataan bahwa lapang Karangpawitan masih berfungsi sebagai lapangan terbuka tempat warga Karawang menjalankan berbagai aktivitas, dengan berbagai fungsi layaknya sebuah alun alun kota. Sebenarnya Masjid Agung Karawang berada di Kawasan Teluk Jambe, begitupula dengan alun alun kota Karawang.

 

Hanya saja komplek pemerintahan Kabupaten Karawang sudah sejak lama dipindahkan dari lokasi ini ke lokasinya yang sekarang. Alun alun yang berada di depan masjid Agung pun kini sudah dipagar keliling dan ditengahnya dibangun sebuah monumen. Meski begitu fungsi sebagai Masjid Agung masih dipegang oleh Masjid Agung di Teluk Jambe ini.

 

Lokasi Masjid Agung Karawang

 

Jalan Brigadir Jenderal Polisi Nasuha
Telukjambe, Karawang, Indonesia


 

Suasana sore hari di sekitar Masjid Agung Karawang ini cukup menarik, terutama bagi para pecinta kuliner. Para pedagang aneka makanan berjejer mengitari alun alun di depan masjid agung ini. mulai dari makanan ringan hingga makanan berat berupa ayam kampung goreng dan panggang, soto, baso, es kelapa muda sampai ke penjaja buah rambutan yang lagi musim.

 

Uniknya, khusus untuk makanan berat, apapun menunya nasi yang disajikan sudah dibungkus dalam daun pisang, mirip lontong tapi tanpa isi. Daun pisang yang dijadikan pembungkus nasi itu memberikan aroma yang khas. Sore hari kami tiba disana menjelang matahari terbenam, sambil nunggu beduk magrib ikutan lesehan dulu di salah satu warung ayam kampung bakar yang posisinya pas di depan gerbang masjid Agung ini.

 

sisi depan Masjid Agung Karawang, di bagian depan masjid ini memiliki halaman yang cukup luas yang sudah di lapis dengan keramik lantai. halaman ini juga difungsikan sebagai area sholat saat jemaah membludak. di hari biasa biasanya dijadikan area bermain anak anak kecil.

hmm nyami, ayam kampung bakar memang berbeda dengan ayam negeri, dagingnya memang lebih sedikit karena ukurannya lebih kecil, tapi rasanya sama sekali berbeda dengan ayam boiler yang memang sengaja dipelihara dan dibesarkan sebagai ayam pedaging, sementara ayam kampung biasanya dibiarkan bebas berkeliaran di alam terbuka.

 

Magriban Nyook

 

Menjelang magrib, lantunan ayat suci mulai disuarakan dari pengeras suara ke luar masjid terdengar sampai jauh, dua menit menjelang azan suara lantunan itu berhenti dan pengurus masjid mengumumkan bahwa waktu magrib dua menit lagi, agar para jemaah segera bersiap siap. Dua menit kemudian suara azan terdengar nyaring dari menara masjid.

 

dari arah area parkir

Halaman parkir masjid ini memang tidak terlalu besar, sebagian besar di isi oleh sepeda motor sementara kendaraan roda empat parkir di luar pagar di ruas jalan yang membentang antara masjid dan alun alun. Tempat wudhu terbuka untuk jemaah laki laki disediakan di sebelah kanan masjid.

 

Tempat wudhu utama dibangun di sebelah kiri masjid dibelakang kantor DKM dan IRMA. Area tempat wudhu utama ini dibagi dua. Sebagian khusus untuk jemaah ahwat (wanita) sebagian lagi untuk jemaah ihwan (laki laki ), masing masing lengkap dengan toiletnya. Istriku sedikit mengeluhkan aliran air keran di area wudhu wanita yang katanya mengalir malas malasan alias debitnya kecil.

 

Halaman depan Masjid Agung Karawang

Di hari biasa masjid dua lantai ini hanya dipakai di lantai dasarnya saja termasuk area untuk jemaah wanita. Area jemaah wanita disediakan di sudut kiri belakang lengkap dengan pembatas. Jemaah sholat laki laki diwaktu magrib kali ini cukup ramai, mencapai kira kira hampir setengah ruang sholat utama. Selama sholat diselenggarakan suara bacaan imam tidak diperdengarkan keluar masjid.

 

Masjid Pertama di Jawa Barat dan Banten

 

Menilik sejarahnya, Masjid Agung Karawang ini merupakan masjid pertama di propinsi Jawa Barat dan Banten, meski bangunan masjid yang kini berdiri sama sekali baru, tak ada yang tersisa dari bangunan masjid pertama yang dibangun di tempat ini.

 

Suasana di dalam Masjid Agung Karawang bakda Magrib. suasana di dalam masjid ini sesungguhnya kurang begitu terang dan agak kurang memadai untuk membaca Al-Qur'an dengan penerangan yang ada. cahaya lampu gantung ditengah ruangan masjid ini begitu dominan mengingat lampu penerangan lainnya dipasang cukup tinggi dibawah atap masjid.

Sejarah Masjid Agung Karawang tak lepas dari sejarah masuknya Islam ke Jawa Barat atas jasa Sheikh Quro, yang bernama asli Sheikh Hasanuddin. Beliau tiba di Karawang saat Karawang menjadi pelabuhan penting di kerajaan Tarumanegara hingga era kerajaan Padjajaran. Sebagaimana dijelaskan dengan rinci dalam artikel Masjid Agung Karawang di blog bujangmasjid, rombongan Syeh Quro dengan 2 perahunya datang dari Champa (Kini Vietnam) dan mendirikan pesantren dan Mushola pada tahun 1418 M pada saat kunjungan yang ke dua di pulau Jawa dan memulai menyebarkan Islam.

 

Bermula dari Mushola yang dibangun Sheikh Quro itulah yang dikemudian hari berkembang menjadi masjid, sampai kemudian Nyi Subang Karancang atau Nyi Subang Larang yang merupakan salah satu murid beliau dipersunting oleh Prabu Siliwangi yang tak lain adalah Kakek dari Sunan Gunung Jati. Beberapa sumber lain menyebut bahwa Nyi Subang Larang adalah putrid dari Sheikh Quro. Pernikah merekapun dilaksanakan di Mushola yang  didirikan oleh Sheik Quro tersebut.


foto kiri bawah adalah area berwudhu terbuka bagi jemaah laki laki yang berada disebelah kanan masjid. dari area parkir belok ke kanan.
Dari sejarah tersebut dapat disimpulkan bahwa Masjid Agung Karawang ini telah Eksis jauh sebelum berdirinya Masjid Agung Sang Ciptarasa di komplek Istana Kesepuhan Cirebon dan Masjid Agung Banten di Banten Lama, provinsi Banten. Karena seperti diketahui bahwa Masjid Agung Sang Ciptarasa dibangun oleh Sunan Gunung Jati yang merupakan cucu dari Prabu Siliwangi, Masjid Agung Banten Banten dibangun oleh Putra dari Sunan Gunung Jati alias cicit dari Prabu Siliwangi.

Namun bila ingin berkunjung ke Masjid Agung Karawang, jangan sampai kecewa bila tak menemukan sebuah masjid tua disana ya. Karena memang masjid yang kini berdiri bukanlah bangunan asli dari masa Sheikh Quro melainkan hasil dari serangkaian pembangunan oleh para Bupati yang pernah berkuasa di Kabupaten Karawang, sementara bangunan asli dari masa Sheikh Quro ataupun masa sesudah beliau sama sekali sudah tidak ada bekasnya lagi.***

Klik disini untuk membaca sejarah lengkap Masjid Agung Karawang di bujangmasjid.

---------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid di Karawang Lainnya


Minggu, 09 Desember 2012

Masjid Al-Muhajirin, Situ Rawa Bedeng

Masjid Al-Muhajirin, Kampung Bedeng, Desa Medal Krisna, tak jauh dari Situ Rawa Bedeng. (lihat di panoramio)

Kampung Bedeng berada di dalam wilayah Desa Medal Krisna, Kecamatan Bojongmangu, kabupaten Bekasi. Di dalam kampung ini ada sebuah situ (danau kecil) yang begitu tenang. Bernama Situ Rawa Bedeng. Situ yang menjadi sumber pengairan namun kadang kala mengering di saat musim kemarau. Situ seluas 7.7 hektar ini dibawah pengawasan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bekasi.

Sumber padi. Nasi yang kita nikmati di meja makan bisa jadi berasal dari sini. (lihat di panoramio)

Untuk mencapai danau kecil ini memang butuh kamauan lebih karena memang letaknya cukup jauh dari pusat keramaian Cikarang. Danau ini dapat di capai dari kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi di Deltamas menuju ke selatan melewati jalan Tegal Badak Raya menuju pertigaan Instalasi Saluran Udara Tegangan Tinggi (Sutet), dari pertigaan itu ambil jalan lurus (bukan ke kanan) menuju Jalan Pasir Kupang ke Desa Nagasari di Kecamatan Serang Baru. 

Medal Krisna. Ruas jalan yang harus kita lalui berada di pinggiran sawah yang membetang hijau ini. teduh, tenang dan memanjakan mata.  (lihat di panoramio)
Selepas dari Instalasi Sutet ini anda akan merasakan suasana mirip di kawasan Tepi Barat Palestina. Pagar tembok tinggi yang mengelillingi kawasan Industri Indonesia China di sebelah kiri sepanjang jalan menuju desa Nagasari seakan tak putus putus saking panjangnya dengan kelokan kelokan mengikuti kontur tanah yang berbukit bukit serta kelokan jalan.

Bukan iklan bebek matic : situ Rawa Bedeng terlihat indah dan tenang, lumayan buat ngadem mata dan telinga dari kebisingan dan hiruk pikuk.  (lihat di panoramio)
Sepanjang ruas jalan ini terasa cukup adem dengan hembusan angin, maklum lokasinya memang berada dikawasan perbukitan yang terbuka alias gundul. Desa Nagasari dapat langsung dikenali dari kejauhan dari menara Masjid Al-Mualamah di ponpes dengan nama yang sama. Menara masjid bewarna hijau kuning ini berdiri megah di belakang jejeran pasar di pertigaan Jalan Pasir Kupang. Nagasari juga dapat dicapai dari arah jalan Cibenda – Cibutul Limalang – Cibarusah.

Irigasi. Air dari situ Rawa Bedeng ini juga dimanfaatkan untuk pengairan areal pesawahan yang membentang luas di sekitar area tersebut.  (lihat di panoramio)
Dari pertigaan pasir kupang, ambil jalan ke kiri lalu menyeberangi jembatan pasir kupang, tak jauh dari sana ada pertigaan, belok ke kanan menuju ke Medal Krisna. Ikuti saja ruas jalan tersebut. Tak usah khawatir nyasar, jalanannya sudah di beton meski masuk keluar kampung, melewati bentangan sawah yang luas, jalanan naik turun dan berkelok, situ Rawa Bedeng akan anda temui disisi kanan jalan berhadap hadapan dengan gedung SDN Medal Krisna 01. Selamat menikmati suasananya ya.

Masjid Al-Muhajirin Kampung Bedeng.  (lihat di panoramio)
Kembali ke Masjid. Masjid Al-Muhajirin Kampung Bedeng ini letaknya di sebelah kiri jalan sekitar dua ratus meter sebelum mencapai gedung SDN Medal Krisna 01. Bangunan masjid tua berarsitektur asli Indonesia dengan atap limas bersusun yang khas. Cocok untuk disinggahi sebelum atau sesudah ke situ Rawa Bedeng. Masjid ini adalah masjid yang paling dekat dengan situ Rawa Bedeng.

Masjid Al-Muhajirin
Kampung Bedeng RT. 04/03
Desa Medal Krisna, Kecamatan Bojongmangu
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat - Indonesia.
            Koordinat Geografi : 6°25'55.77"S 107° 9'53.46"E


So, bagi anda yang senang berkeliling kampung rute perjalanan satu ini dapat dijadikan alternative. Meski memang harus memilih kendaraan yang tepat untuk dipakai. Walaupun ruas jalananya sebagian besar sudah berupa jalan cor, tapi sebaiknya tidak menggunakan kendaraan roda empat dengan ground clearance rendah. Sepeda motor ataupun sepeda gunung bagi yang suka biking jarak jauh juga layak di coba deh.

Ditengah kampung. Masjid Al-Muhajirin ini berada ditengah tengah pemukiman warga kampung Bedeng di desa Medal Krisna. 
Untuk jalur pulang ke Cikarang, dapat ditempuh dengan kembali menyusuri jalan tadi waktu berangkat atau melanjutkan perjalanan menikmati suasana. Tinggal pilih untuk melanjutkan perjalanan ke Desa Bojong Mangu atau ke Situ yang lebih luas dan lebih indah yakni situ Abidin, terserah anda, senyasar nyasarnya mengikuti jalanan di daerah ini, tenang saja anda tak kan nyasar sampai ke Timbuktu. Heheheheh.

SDN Medal Krisna 01  (lihat di panoramio)

Clue nya adalah, tinggal Tanya ke warga setempat, “arah jalan ke Cibarusah Kota”, ingat ya jangan sampai nanya “arah ke Karawang”, jauuh banget brow. Mereka akan dengan ramah menunjukkan jalan untuk anda. Tak perlu khawatir bila anda tak pandai berbahasa Sunda, karena mereka juga fasih berbahasa Sunda-Betawi. Selamat jalan jalan menikmati suasana kampung tanah air.***

Rumah tradisional khas tanah Jawa taj jauh dari Situ Rawa Bedeng.  (lihat di panoramio)
bonus tontonan. Mau Bergabung ?. Mangga atuh lah.

Baca Juga :


Masjid Jami' Al-Mustaqim Sindang Jaya

Masjid Jamie Al-Mustaqim Sindang Jaya Desa Karang Asih, Cikarang Utara.

Masjid bergaya campuran Indonesia dan Arabia ini dapat terlihat dengan jelas kubah biru nya itu dari jalan raya Ki Hajar Dewantara yang membentang dari pertigaan Pilar hingga ke Sukatani. Lokasi komplek masjid ini berada berseberangan dengan SMPN 01 Cikarang Utara.

Lokasinya berdiri memang berada di dalam komplek pemukiman warga. Agak sedikit masuk dari jalan raya. Gerbang menuju ke komplek masjid ini berada tak terlalu jauh dari pertigaan Pilar tempat berdirinya Masjid Jami Nurul Islam Pilar

Masjid Jami' Al-Mustaqim
Jl. Sindang Jaya Rt.03/08 Desa Karang Asih 17530
Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi
Jawa Barat - Indonesia.


Di komplek masjid ini berdiri Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Al-Mustaqim yang menyelenggarakan pendidikan tingkat Raudhatul Athfal (RA - Taman Kanak Kanak), Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (DTA).

Masjid Jamie Al-Mustaqim Sindang Jaya.
Bangunan masjidnya cukup besar, bahkan sedikit lebih besar dari Masjid Jami Nurul Islam Pilar. Kubah biru nya itu berdiri diatas atap limas bersusun khas Indonesia. Bangunan utamanya juga dilengkapi dengan serambi dengan jejeran pilar pilar bundar menghias bagian ini. 

Masjid Jamie Al-Mustaqim dilihat dari arah jalan raya Ki Hajar Dewan Dara di depan SMPN 01 Cikarang Utara.
Di jam jam sekolah, komplek masjid ini sangat ramai dengan hiruk pikuk anak anak Taman Kanak Kanak Islam yang berada satu komplek dan dikelola oleh masjid ini. lokasinya yang berada ditengah pemukiman dan cukup jauh dari jalan raya utama memberikan keamanan tersendiri bagi murid murid yang bersekolah disini. ***

--------------------------------

Baca juga Artikel Masjid Masjid Cikarang Utara Lain nya


Masjid Jami' Baitul Mu'min Sukarukun (under construction)

Berdiri megah di simpang tiga Buni Ayu Desa Sukarukun, inilah masjid Jami' Baitul Mu'min. (lihat foto di Panoramio)

Fitur utama bangunan masjid di kecamatan Sukatani yang satu ini sangat unik. Bentuknya mengingatkan pada bangunan bangunan masjid di masa kejayaan dinasti Islam Mughal di anak benua India, namun dengan corak warna yang sama sekali berbeda.  Paduan warna warna cerah yang digunakan pada kubah masjid ini membuatnya begitu menarik pandangan mata.

Masjid Jami’ Baitul Mu’min, begitu namanya. Pembangunan masjidnya sendiri sebenarnya masih berlangsung dan masih membutuhkan banyak dana untuk menyelesaikannya. Proses peletakan batu pertama proyek perluasannya telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Juli 2010 yang lalu, namun hingga kini kendala dana masih menghambat penyelesaian pembangunannya.

Masjid Jami’ Baitul Mu’min
Jl. Raya Simpang Tiga Buni Ayu RT.01/01
Desa Sukarukun 17630, Kecamatan Sukatani
Kabupaten Bekasi 17637
Jawa Barat - Indonesia.
Koordinat : 6°13'1.37"S 107° 9'33.31"E





Tak terlalu sulit menemukan masjid ini. bila anda tahu komplek perumahan sukaraya di Jalan raya Sukatani, sekitar 80 meter menjelang gerbang perumahan tersebut dari arah Pilar, ada simpang jalan disebelah kiri. Jalan tersebut adalah ruas jalan menuju ke Tambelang. Masuk ke jalan tersebut, melewati jembatan dan tak jauh dari sana anda akan bertemu dengan Masjid ini disebelah kanan jalan tepat di tusuk sate (simpang tiga Buni Ayu).

Pencanangan pembangunan masjid Jami Baitul Mu’min ini dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1431, H. bertepatan dengan tanggal 12 Juli 2010 yang lalu . Acara yang memang telah rutin diselenggarakan tersebut menjadi sedikit berbeda kala itu karena dibarengi dengan pencanangan renovasi masjid dan pembentukan panitia pembangunannya. Disebutkan oleh panita bahwa pembangunan masjid ini membutuhkan dana sekitar 1 Milyar Rupiah.

Peletakan batu pertama pembangunan masjid Jami' Baitul Mu'min telah dilaksanakan pada tanggal 20 Juli 2010 yang lalu. (lihat foto di Panoramio)

Rencananya bangunan masjid ini akan dibangun dua lantai berukuran 12x15meter. Perluasan dan renovasi masjid ini dilaksanakan untuk menampung jemaah yang semakin membludak, karena memang masjid ini telah menjadi sarana ibadah bagi warga setempat termasuk warga perumahan yang berada di Desa Sukarukun dan bagi para karyawan yang berada dekat dengan masjid ini.

Satu komplek dengan masjid ini telah berdiri Yayasan Pendidikan Islam Al-Mu'min (YAPIM) SMP Islam Al-Mu'min. Yayasan yang juga mengurus Masjid Jami’ Baitul Mu’min ini diketuai oleh Ust. Kardi Leo. Tahun 2012 ini merupakan tahun ke delapan bagi SMP Islam Al-Mu’min dengan fasilitas 8 ruang kelas dan mendidik setidaknya 129 siswa, di didik oleh 18 guru , dengan extra kulikuler PMR dan Kepramukaan.***

Dana jalanan. Meski sudah dihimbau oleh MUI agar ummat tidak meminda sumbangan pembangunan masjid di jalanan, namun sepertinya sejauh ini metoda penggalangan dana satu ini masih merupakan cara paling efektif untuk menggalang dana. (lihat foto di panoramio)
masjid dan sekolah. bangunan diseblah kanan foto itu adalah gedung sekolah SMP Islam Al-Mu'min yang dikelola oleh yayasan yang sama dengan yayasan yang mengelola masjid ini. (lihat foto di panoramio)
Masjid Jami' Baitul Mu'min dari arah pertigaan Buni Ayu. (lihat foto di panoramio)

Update Februari 2017

Setelah hampir lima tahun berlalu
Setelah hampir lima tahun berlalu
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara
------------------------------------------------------------------

Baca Juga :

Sabtu, 08 Desember 2012

Masjid Jami' Al-Marwah Rawa Lintah

Masjid Jami' Al-Marwah Rawa Lintah

Tak mirip masjid ?. tak salah bila anda berfikir demikian karena memang sekilas bentuk bangunannya lebih mirip dengan gedung kantor pemerintahan. Tapi ini benar benar sebuah masjid Jami’ lho. Letaknya di Kampung Rawa Lintah RT.002/002 Desa Mekar Mukti, Kecamatan Cikarang Utara. lebih jelas tentang lokasi masjid ini, lihat peta dari Gmaps dibawah ini saja ya.

Lokasinya berdiri berada di tengah tengah kampung Rawa Lintah di pertigaan jalan Rawa Lintah ke kampung Pulo Kapuk. Dan tak perlu ragu untuk memastikan bahwa bangunan ini adalah masjid karena pengurus masjid sudah memasang nama masjid ini dipagarnya maupun di bagian atas serambi bangunannya.

Masjid Jami’ Al-Marwah
Kampung Rawa Lintah RT. 02/02
Desa Mekar Mukti, Kecamatan Cikarang Utara
Kabupaten Bekasi 17530, Propinsi Jawa Barat – Indonesia
           Koordinat Geografi : 6°17'29.10"S 107° 9'51.27"E




Bentuk bangunan masjidnya memang tidak seperti bangunan masjid yang biasa kita kenal. Atap utama masjidnya tidak dilengkapi dengan kubah ataupun berbentuk atap limas bersusun seperti khasnya masjid Indonesia, tapi dibangun dalam bentuk bangunan biasa. Baru terasa bentuk masjidnya bila kita melihatnya dari sisi timur masjid.

Bangunan masjid ini dilengkapi dua serambi masing masing di sisi selatan yang menghadap ke jalan dan serambi di sisi timur yang menghadap ke halaman kecil serta pendopo dan area berwudhu. Halaman kecil di sisi timur ini sudah di tutup dengan keramik. Baik halaman kecil maupun serambinya ini sewaktu waktu dapat digunakan sebagai area sholat tambahan pada saat ruang dalam masjid dan serambinya tak mampu menampung jemaah.

Sisi timur Masjid Jami' Al-Marwah Rawa Lintah
Dari sisi timur ini pula baru kita dapat melihat bangunan ini sebagai sebuah bangunan masjid utuh. Di atas serambi sisi timur ini diletakkan sebuah kubah alumunium serta di sisi atas serambinya di hias dengan kaligrafi kalimat tauhid dalam aksara Arab. Sedangkan di sisi kiri dan kananya dilengkapi dengan dua bangunan yang sedikit ditinggikan dengan atap limas.

Keseluruhan lantai bangunannya memang dibangun lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya, sehingga untuk masuk ke masjid kita harus melewati empat anak tangga. Atapnya cukup tinggi menghadirkan suasana nyaman di dalamnya. Jendela jendela dan pintu kaca memberikan penerangan alami disiang hari ke dalam masjid ini.

dipertigaan : lokasi masjid Jami' Al-Marwah ini berada persis di pertigaan jalan kampung Rawa Lintah  menuju ke Pulo Kapuk.
Di sisi utara masjid ini tidak dilengkapi dengan serambi tapi berupa tembok dengan bukaan bukaan lebar (jendela terbuka) karena memang menghadap ke lahan kosong milik warga. Dan kerena letaknya yang berada ditengah tengah kampung, menghadirkan suasana tenang di dalam masjid ini.

Tiga serambinya, baik di sisi selatan yang menghadap ke jalan, ataupun yang berada di sisi timur memang cukup nyaman untuk sekedar singgah sholat dan ngaso sebentar apalagi teras utaranya yang bukan merupakan akses masuk dan keluar benar benar nyaman dan tenang.**

di dalam Masjid Jami' Al-Marwah Rawa Lintah
Masjid dan Pendopo, bangunan disisi kanan foto adalah pendopo yang berada disisi timur masjid Jami' Al-Marwah Rawa Lintah
Serambi Timur Masjid Jami' Al-Marwah

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
-----------------------------------------------------------------

Baca juga Artikel Masjid Masjid Cikarang Utara Lain nya