Minggu, 16 Oktober 2011

Magriban di Masjid “belum ada nama” di Kampung Jati

Update : 23 Jan 2016

Di plakat yang dipasang di tembok masjid menyebut nama masjid ini dengan nama penyumbangnya, Jemaah yang kuajak ngorol bilang "belum ada namanya", dan seseorang menandai masjid ini di google map dengan nama Miftahul Huda. 
  
Pulang kerja, kepala mumet, pusing dikit, mabok ngliatin angka gak abis abis, jalanan macet tambah bikin ruwet. Belok ahhh, masuk dalam gang ngeloyor entah kemana, ganti suasana.  Aku juga gak faham jalanan kampung yang kulalui, nyasar nyasar dah. 

Alhamdulillah jalanan kecil dalam gang pun sudah dibeton, mulus. Meski banyak polisi tidur.  Tak ada tujuan pasti yang penting ganti suasana dulu, yang penting refresing isi kepala, menikmati suasana senja yang perlahan jatuh, dan yang paling penting nanti jelang magrib kudu nemu masjid buat magriban. Perkara pulangnya lewat mana itu urusan ke dua belas.

Kali ini aku magriban (sholat magrib, maksudnya) di Masjid yang belum dikasih nama, di tepian jalan tembus Cibarusah – Setu. Agak susah aku menjelaskannya kok bisa sampai kesana. Yg pasti tadi sekeluar dari kantor jam lima lewat dikit, pas magrib dan sampai disini.

Lokasi Masjid

Kampung Jati, Desa Suka Sejati
Kecamatan Cikarang Selatan
Kabupaten Bekasi – Jawa Barat

Google Maps


Street View


Lokasinya tak seberapa jauh dari kantor Kepala Desa Suka Sejati. Kampung jati sendiri  berada di ruas jalan hubung antara Cibarusah – Setu. Letaknya diseparuh perjalanan diantara kedua tempat tersebut.

Nama Masjid

Di plakat pendirian masjid yang dipasang di sebelah kanan pintu masuk dari jalan raya Masjid ini sebenarnya diberi nama Masjid Ali Al-Zair Hashat Al-Ahmad. Nama masid yang benar benar tak biasa di lidah orang Indonesia. Karena memang nama itu nama pemberian dari Liga Muslim Sedunia / World Muslim League / Rabithah Alam Islami yang mendanai pembangunan masjid ini. Dan biasanya nama yang dipasang tersebut merupakan nama dari donator tunggal yang menyumbangkan dananya melalui Liga Muslim. Sedangkan pengurus Masjid dan warga muslim kampung Jati belum memberi nama untuk masjid tersebut.

Arsitektur Masjid

Masjid beton, dengan kubah tunggal di atap nya. Satu bangunan menara sederhana yang juga dari beton dibangun terpisah di depan masjid. Interior masjid nya sederhana tidak ramai dengan ukiran ataupun kaligrafi. Tempat wudhu dan toiletnya berada di belakang bangunan masjid.  Bila di lihat dari belakang masjid ini sebenarnya berada diketinggian, tapi hari sudah mulai gelap, azan sudah berkumandang meski terlambat. Aku tak sempat mengabadikannya dari sudut itu.

Masjid Ali Al-Zair Hashat Al-Ahmad.
Jemaahnya ramai oleh anak anak yang belajar mengaji. Jemaah dewasanya ? hmmm Alhamdulillah aku menjadi pria dewasa termuda di kesempatan sholat magrib berjemaah kali itu. Dan Alhamdulillah lagi ketika kami selesai sholat masih ada beberapa jemaah, datang belakangan yang semuanya ABG datang ke masjid naik motor, bercelana pendek, sarungnya di gantung dileher dan baru dipakai setelah wudhu. 

Obrolan di teras Masjid

Tiba waktunya nongkrong…..Diteras masjid ada dua bapak bapak. Aku nimbrungin mereka ikutan ngobrol setelah memperkenalkan diri, mulai deh ngobrol ngalar ngidul. Pak Mirin dan Pak Ani, dua duanya Aseli Kampung Jati. Mereka berdua saling pandang bingung ketika kutanya nama masjid tempat kami nongkrong. “belon ada namaaanya” kata mereka berdua.

Tapi yang pasti,  menurut bapak bapak berdua ini, masjid ini tadinya berada di dalam gang diseberang jalan dari tempatnya sekarang. Namun masjid dari kayu itu sudah mulai lapuk dan terlalu sempit.  Kemudian masjid lama itu dirobohkan, pemilik lahan masjid lama itu kemudian mewakafkan tanahnya yang justru di lokasi yang lebih strategis di tepi jalan raya untuk membangun masjid ini.

Menara sederhana
Dana pembangunan masjid ini dibangun dari dana bantuan Liga Muslim Sedunia / World Muslim League / Rabithah Alam Islami yang berpusat di arab Saudi. Tak sekedar membangun masjid lembaga itu juga membagi bagikan buku, tas, seragam sekolah hingga uang saku bagi murid murid sekolah di sekitar masjid. Seneng banget deh tuh pastinya anak anak.

Karena Setu masih jauh, dari Setu ke rumahku juga masih jauh lagi. Beliau berdua memberiku alternatif jalan pulang potong kompas, lewat jalan kecil disamping kantor kades, nanti ketemu perumahan yang lokasinya sudah deket ke kampung Kandang Roda di Cikarang Selatan. akupun pamitan. Berangkat pulang nyook. Pokonya pas azan Isya nanti udah nemu masjid lagi.

Hmmm. Awalnya jalannya lancar, jalan beton, lalu jalanan berbatu kemudian berubah menjadi jalan tanah, makin sempit, makin gelap gulita dan makin sunyi senyap. Mau putar balik sudah terlanjur jauh. Hajar bleh.  Ketemu lagi jalanan beton tapi ternyata malah jalan buntu mentok di depan masjid kecil, ada anak anak kecil lagi belajar ngaji dan behamburan keluar waktu ku foto..”mang ..mang foto mang kata nya” hihi lucunya.

Ya Allah, Jadikanlah mereka anak anak yang shaleh dan shalehah.
Beruntung masih ada sepasang suami istri yang masih ngaso diteras rumahnya, aku bisa Tanya Tanya. Mereka berdua yang menunjukkan jalan yang kucari. Meski gelap gulita, meski jalanan berbatu, ahirnya sampai juga aku di gerbang belakang sebuah komplek perumahan yang tadi disebut oleh Pak Mirin Dan Pak Ani.

Hah ! ini ternyata komplek perumahan Villa Mutiara, sampai disana pas saat azan isya bersahutan. Aku tak perlu clingak clinguk dan Tanya sana sini untuk nyari masjid ini komplek yang satu ini. aku hafal setidaknya 4 masjid didalam komplek ini. he he he lucu juga ngelayapku kali ini. ude muter jauh jauh ternyata baliknya ke sini sini juga. Gak jauh jauh dari tempat aku memulainya sore tadi.

Oh iya, ,mungkin anda berminat untuk ngasih nama masjid di kampung Jati tadi ?. silahkan deh, mungkin bisa ngobrol sama Pak Mirin. Beliau bilang rumahnya tak jauh dari masjid, di tikungan pertama ke arah Setu, sebelah kulon, ada balong. Rumahnya pas disamping pohon belimbing. 

Oke deh cukup dulu ngobrolnya kali ini.

wassalamualaikum

---------

Update 23 Jan 2015 : Masjid ini ditandai seseorang di google map sebagai Masjid Miftahul Huda. Google juga sudah mengupdate street view nya sebagaimana ditampilkan di atas.

----------ZZZ----------

Masjid Masjid di Cikarang Selatan lainnya


Masjid Jami’ Darunnida – Citarik

Update : 17 Januari 2016
Atap bersusun, khas Nusantara

Alamat dan Lokasi Masjid Jami’ Darunnida

Jalan Citarik Raya, RT 08/03
Desa Karang Sari, Kecamatan Cikarang Timur
Kabupaten Bekasi – Jawa Barat



Masjid Jami’ Darunnida berada di Jalan Citarik Raya, kecamatan Cikarang Timur.  Tak jauh dari kantor kecamatan Cikarang Timur. Jalan citarik raya berada di ruas jalan Karawang lama. Ruas jalan ini merupakan jalur lama menuju Karawang dari Lemah Abang Bekasi.  Jalur tersebut kemudian di pindahkan ke sisi utara kampung Citarik untuk menghindari dua kali perlintasan kereta api di jalur tersebut.

Dikawasan Masjid ini juga berdiri sekolah milik yayasan pendidikan Islam Darunnida yang mengelola pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Intidaiyah (MI), Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan Taman kanak kanak.

Bagian depan masjid darunida sudah di beri kanopi dan lantai keramik untuk area tambahan.

Arsitektur Masjid Jami’ Darunnida

Sekilas bangunan Masjid Jami’ Darunnida ini mirip dengan Masjid desa yang berlokasi di Kantor Desa Jatireja CIkarang TImur. Sepasang menara rendah di bagian depan dengan atap limas bersusun tiga melengkapi atap limas bersusun di atap utama masjid.  Arsitektural yang sangat khas Indonesia.

Foto foto masjid Jami’ Darunnida

Bangunan warna kuning disamping masjid adalah gedung sekolah yayasan pendidikan Islam Darunnida
Interior masjid Darunnida
Kompilasi foto Masjid Darunnida
Kompilasi foto Masjid Darunnida
  
Update Januari 2016

Sejak awal tahun 2015 Masjid Jami Darunnida ini di renovasi baca disini

Masjid Jami' Darunnida sedang dalam proses Renoavasi

----------
ZZZ----------

Baca juga Artikel Masjid Masjid Cikarang Utara Lain nya


Jumat, 14 Oktober 2011

Masjid Al-Muhajirin – Graha Mattel

Di lingkungan ini ada dua masjid berdekatan yakni Masjid Al-Muhajirin ini dan Masjid Al-Jihad di Graha Pemda yang lokasi komplek-nya bersebelahan. 

Pecinta boneka Barbie pastinya cukup familiar dengan nama Mattel, perusahaan yang memproduksi dan pemegang hak cipta dari boneka paling laris di dunia itu. Graha Mattel tempat masjid Muhajirin ini berada memang merupakan sub sector dari Sektor Graha Asri – Cikarang baru yang dihuni oleh karyawan – karyawati PT. Mattel ndonesia.

Dan sesuai dengan nama masjid nya “Al-Muhajirin” mayoritas jemaah masjid ini merupakan kaum muhajirin alias pendatang yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, yang kemudian datang ke Cikarang dan bekerja di berbagai perusahaan yang beroperasi di wilayah CIkarang termasuk Mattel. Kepengurusan DKM Masjid Al-Muhajirin Graha Mattel saat ini diketuai oleh Ustadz Mahmud AG.

Jema'ah sholat Tarawih yang meluber hingga ke lapangan

Alamat dan Lokasi Masjid

Jl. Cisadane Raya, Sub Sektor Graha  Mattel, Sektor Graha Asri
Perumahan Cikarang Baru,Desa Simpangan
kecamatan Cikarang Utara. Kabupaten Bekasi  17836




Pembangunan Masjid

Berdasarkan plakat pembangunan masjid yang dipasang di dinding sisi depan disebelah kanan pintu masuk sebelah timur, masjid ini dibangun dengan dana sumbangan dari Organisasi Islamic Relief Internasional tahun 2004 yang lalu. Islamic Relief International memeberi nama Masjid Toyibah untuk masjid ini namun pengurus dan jemaah lebih memilih menggunakan nama Masjid Al-Muhajirin.

Arsitektural 

Mengingat danan pembangunan masjid ini berasal dari timur tengah, tak mengherankan bila bangunan masjid nya pun dibangun dalam arsitektur timur tengah. Masjid beton berkubah tunggal ditambah dengan satu bangunan menara terpisah dari bangunan masjid.  Empat tiang beton di tengah masjid menopang struktur atap beton bangunan. Masjid yang cukup besar dan cukup memadai untuk menampung jemaah dari warga sekitar.  Saat ini dihalaman masjid sudah berdiri gedung TPA bagi anak anak. TPA yang juga dikelola oleh DKM Masjid Al-Muhajirin.

Interior dan menara masjid Al-Muhajirin
tampak depan di pagi hari
tampak depan di sore hari
Dari sudut yang lain

Kamis, 13 Oktober 2011

Gerakan 1000 Surau Minangkabau Paska Gempa 2009

Masjid Sunur, salah satu Masjid tertua dan bersejarah di Padangpariaman
diperkirakan dibangun tahun 1886M turut hancur akibat gempa tahun 2009.
(foto dari padangekspres)

KPRRS Foundation, organisasi masyarakat lokal Sumatera Barat, mencanangkan gerakan 1000 surau untuk membangun kembali Masjid dan Surau di Minangkabau yang porakporanda paska gempa tahun 2009 silam dan belum mendapatkan perhatian memadai dari pemerintah setempat maupun dari pemerintah pusat. Gerakan yang disebut gerakan 1000 surau ini membutuhkan begitu banyak dana untuk membangun kembali setidaknya 180 Mesjid, 897 Mushala/Surau, 89 TPA-TPSA/MDA yang tersebar di kawasan paparan gempa dua tahun silam.

Latar Belakang


Foto dari KPRRS
30 September 2009 pukul 17:16:30 gempa bumi berkekuatan 7.6 skala richter berada di episentrum 1.397°LS 99.9°BTKoordinat: 1.397°LS 99.9°BT di kedalaman 87 km, telah memporak porandakan propinsi Sumatera Barat. Getaran gempa yang terasa hingga ke Singapura itu menyisakan persoalan yang belum tuntas hingga kini terutama terakit dengan pemulihan kembali tempat tempat ibadah ummat Islam Surau dan Masjid yang menjadi urat nadi kehidupan spiritual masyarakat masyarakat Minangkabau.

Gempa tahun 2009 itu telah merenggut 6234 korban jiwa, 1214 luka berat, 1214 korban luka ringan. Beberapa kota di Sumatera Barat yang mengalami kehancuran infrastruktur mulai dari Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data Satkorlak Penanggulangan Bencara, akibat gempa tersebut 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah rusak ringan. 

Foto dari KPRRS
Pemulihan paska gempa berjalan lamban, dua tahun paska gempa ratusan surau dan masjid di kawasan yang porak poranda masih teronggok belum tersentuh upaya pemulihan. Pada saat artikel ini di muat gedung pusat pemerintahan kabupaten Pariaman pun sedang dalam proses pembangunan ulang. Total kerugian materil akibat gempa tersebut diperkirakan mencapai 21.5 triliun rupiah. Dibutuhkan upaya lebih bagi percepatan pemulihan kembali bumi Minangkabau paska gempa dasyat tersebut.

Kementerian Agama R.I menyatakan bahwa pemerintah tidak menyediakan dana/anggaran pada APBN untuk pembangunan kembali infrastruktur sarana peribadatan paska gempa bumi 7,9 SR yang meluluh lantakan Sumatera Barat, Begitu pula APBD Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat tidak menyisihkan dana untuk membangun kembali Mesjid/ Mushalla/ Surau/ TPA/ MDA yang runtuh dan rusak paska gempa tersebut


Foto dari KPRRS
Menurut penjelasan KPRRS kondisi tempat ibadah saat ini masih mengkhawatirkan : Anak-anak sudah tidak mengaji karena tempat mengaji mereka sudah runtuh, Sholat Jumat pun dilakukan di tenda darurat/pondok bedeng/tanah lapang yang jika hujan berbasah-basahlah semua jamaah, Azan tidak pernah terdengar lagi paska gempa praktis sholat jamaah pun tidak pernah ada lagi karena Mesjid/Surau mereka sudah luluh lantak.

Komite Pelaksana Refungsionalisasi Rehabilitasi Surau

Percepatan pembangunan kembali sarana ibadah ini sangat dibutuhkan karena paska gempa ummat muslim belum dapat melaksanakan ibadah dengan baik. Praktis aktivitas peribadatan dan sosial di Surau sebagai simbol urang minangkabau sempat terhenti dan stagnan. Dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk membangun ratusan masjid dan mushala di Sumatera Barat.
Foto dari KPRRS

Dilatarbelakangi hal hal tersebut dibentuklah Komite Refungsionalisasi Rehabilitasi Surau (KRRS) di awaki oleh mereka yang mewakafkan dirinya bagi syiar Islam. Dalam suratnya kepada kami, KRRS memohon segala bentuk dukungan dari seluruh ummat islam di saentero dunia baik dukungan moril dan materil serta menyampaikan informasi ini kepada ummat muslim lainnya. 

Tentang Komite Pelaksana Refungsionalisasi Dan Rehabilitasi Surau (KPRRS)

KPRRS merupakan organisasi masyarakat lokal, dibentuk pada tanggal 9 Oktober 2009M bertepatan dengan tanggal 19 Syawal 1430H. Didirikan dengan aktanotaris dari kantor notaris Rina Meilani, SH bernomor 59 2. Tanggal 1 Desember 2009, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Nomor 005/KPL/I-2010 dari Kantor Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat (masa berlaku hingga 19 Januari 2012). Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 02.998.021.6.201.000 2. Dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang, Surat Keterangan Izin Domisili (SKD) Nomor 17/KG-PDS/SKD/I/2010 dan 016/A4/Kec-PU/2010. 

Foto dari KPRRS
Pengurus lembaga ini terdiri dari presiden organisasi dijabat oleh Rizki M Sikumbang, Ketua Umum dipegang oleh Rizki Mirdani, Sekretaris Jendral : Hifdiah Aini, dan Bendahara depercayakan kepada Lendriawati.

Alamat Komite :  Jalan Nan Tongga Blok A nomor 5, Kampung Gadang, Kecamatan Pariaman Timur, Pariaman, Indonesia 25523.

Telepon : 751 982 6781
Facebook account : http://facebook.com/KPRRS

Bentuk bantuan 

Wakaf dan Infaq, dapat disalurkan ke nomor rekening:

BSM # 2760 009 374
BNI Syariah # 0189 141 311
Bank Nagari Syariah (BPD Sumbar) # 7100 0220 0660 51
Bank Muamalat # 421 0351 622
BCA # 0321 594 491
Mandiri # 111 000 565 0219

Kondisi Masjid Gunung Padang Alai Timur
Padang Pariaman (tempointeraktif.com)
Di mohon untuk Berkenan mengkonfirmasi penyaluran Wakaf dan Infaq ke:

1. e-mail : kpr2s.sumbar@gmail.com, kpr2s@yahoo.co.id
2. Call Center KPRRS : +62-751 827 6781  ,
3. SMS Center : +62 815 3542 6781 
4. Fax : (+62-751) 9 1300
5. Hotline : +62 819 751 1300 
dengan menyertakan: Nama, Jumlah Wakaf/Infaq, dan Nama Bank

Bantuan dalam bentuk fisik lainnya berupa

Al Quran, Perlengkapan Sholat (Sajadah, Kain Sarung dan Mukena, Jilbab/Selendang), Perlengkapan Mengaji anak-anak TPA/TPSA (Baju Koko, Kopiah/Peci, Iqro, Juz’amma, Buku-buku islam, Buku dan Alat Tulis) serta alat kelengkapan interior Mesjid/Mushalla lainnya (Sound System, Meja Mimbar, Jam penunjuk waktu Sholat, Lampu dll)

Referensi

id.wikipedia – gempa bumi sumatera barat 2009
padangekspress.co.id - Gerakan 1.000 Surau Ditabuh

Minggu, 09 Oktober 2011

Masjid Al-Jihad Karawang – Jawa Barat

Menara Masjid Al-Jihad Karawang.

Supporternya Kesebelasan Pelita Jaya pasti nya hafal betul dengan salah satu masjid besar Karawang yang satu ini. maklum, lokasinya memang tak seberapa jauh dari stadion Singaperbangsa, markasnya Pelita Jaya Karawang. Dari arah tol Karawang Barat pun untuk menuju stadion Singaperbangsa akan melewati masjid ini.

Masjid Al-Jihad secara resmi bukanlah masjid Agung Kabupaten Karawang. Namun hampir keseluruhan fungsi sebagai masjid Agung berada disekitar masjid ini termasuk kantor MUI Kabupaten Karawang, Wisma Haji Karawang dan Islamic Center Karawang berada satu kawasan dengan Masjid Al-Jihad.

Sudut barat daya.
Selain dari itu, berhadap hadapan dengan Masjid Al-Jihad ini juga terdapat lapangan terbuka yang difungsikan layaknya sebuah alun alun, Lapang Karang Pawitan, lengkap dengan pendopo di sisi jalan raya berhadap hadapan dengan Masjid Al-Jihad. Lapangan terbuka ini menjadi titik berkumpulnya warga terutama pagi, sore hingga menjelang malam hari.

Di malam hari terutama hari hari libur lapangan ini diramaikan oleh warga yang berkumpul sekedar menikmati suasana malam sambil menemani putra putrid kecil mereka bermain. Skuter sewaan, sepeda sewaan, beca mini hingga kereta bertabur cahaya lampu disewakan di lapangan ini turut menyemarakkan suasana malam.

Dua langgam berbeda, Bangunan sebelah kiri adalah bangunan utama Masjid Al-Jihad sedangkan sebelah kiri adalah bangunan tambahan di sisi timur. 
Pusat pemerintahan kabupaten Karawang memang sudah lama bergeser dari lokasi lamanya di sekitar masjid Agung Karawang ke lokasinya saat ini. kedekatan dengan pusat pemerintahan dan prasarana kota lainnya termasuk kantor DPRD, Stadion Singaperbangsa, GOR Panatayudha dan lain lain terkadang membingungkan warga yang menganggap bahwa Masjid Al-Jihad sebagai Masjid Agung Karawang.

Lokasi Masjid Al-Jihad Karawang





Sejarah singkat Masjid Al-Jihad Karawang

Masjid Al-Jihad sebelumnya berupa bangunan beton berlantai dua dengan atap berkubah kopula tunggal dengan arsitektur kontemporer. Bangunan pertama itu dibangun tahun 1974. Kemudian dirobohkan tahun 2009 lalu. Dibangun kembali dalam bentuknya seperti saat ini. dalam foto udara di google maps diatas masih berupa bangunan lama Masjid Al-Jihad.

Arsitektural Masjid Al-Jihad Karawang

Bentuk bangun geometris mendomonasi rancang bangun masjid Al-Jihad ini. dibangun dengan atap limas bersusun khas Indonesia namun dipadu dengan rangcangan masjid modern menghasilkan perpaduan arsitektural modern dengan sentuhan Indonesia. Bangunan utama masjid Al-Jihad berbentuk bujur sangkar dengan tiga pintu pintu besar di sisi kiri dan kanan bangunan masjid. Tiga pintu sisi belakang terhubung langsung dengan bangunan tambahan.

Ornamen bulan sabit di ujung atap bangunan utama.

Bangunan utama dan bangunan tambahan masjid ini memiliki perbedaan arsitektural dengan berusaha dipadukan antara keduanya dengan bangunan seperti menara bercat merah ke empat penjuru bangunan utama dengan ujung atap dibentuk serupa dengan bangunan tambahan. 3 pintu utama di tiga sisi bangunan utama ini dilengkapi dengan beranda dengan bentuk geometris, mirip dengan beranda di masjid At-Tin, di kawasan TMII.

Sedangkan bangunan tambahan yang juga dirancang dengan bentuk bentuk geometeris lebih banyak menggunakan bentuk segi empat dalam rancangannya termasuk bentuk 3 pasang pintu di sisi kiri dan kanan nya. Dua pintu utama di sisi timur bangunan tambahan ini dirancang dalam bentuk segi tiga geometeri senada dengan beranda bangunan utama dan keseluruhan bangunan masjid termasuk bentuk geometris yang menjadi ornament di ujung menara. Menggunaan warna merah di masjid ini memang agak jarang dipakai pada kebanyakan bangunan masjid.

dari arah Islamic Center.

Masuk ke dalam masjid ini kita disuguhi dua nuansa berbeda. Di ruang utama lebih kental atmosfir Ke Indonesiaan dengan plafon masjid yang dibiarkan terbuka. Sisi bawah atap langsung ditutup dengan panel kayu menghasilkan suasana sejuk di dalam ruangan ini. keseleruhan ruang dalam masjid Al-Jihad baik di ruang utama maupun di bangunan tambahan sepertinya sengaja di rancang dalam konsep minimalis.

Tak ada ukiran di dalam masjid ini. sebuah kaligrafi Al-Qur’an dalam ukuran besar di lukis langsung di dinding sisi kiblat sebelah dalam mihrab. Dan satu lagi di pada bagian atas mihrab. Sisi kiri dan kanan mihrab pun tidak dilengkapi dengan ukiran. Tapi dihias dengan lukisan geometris bernuansa Islami.

Mushaf Al-Qur’an surah Al-Fatihah dilukis dengan indah di dinding sisi kiblat sebelah kanan sedang kan Mushaf Al-qur’an surah An-Nashr dilukis pada dinding sisi  kiblat di sebelah kiri. Keseluruhan pintu utama masjid ini dihias dengan lukisan geometris yang sama dengan mihrab. Dan kesemua bagian atas pintu dilengkapi dengan lukisan kaligrafi Allloh dan Muhammad.

Bangunan tambahan disisi timur masjid interiornya juga menganut konsep minimalis namun atap cornya mengharuskan penggunaan banyak tiang di dalam ruang masjid tidak seperti bangunan utama yang sama sekali tidak menggunakan tiang di dalam masjid. Ada 3 pasang tiang di dalam bangunan tambahan. Plafonnya menggunakan panel kayu dengan tambahan penggunaan material gypsum untuk membentuk panel panel segi empat.

Sederet ventilasi berbentuk bintang segi delapan menghias sisi bagian atas dinding kiri dan kanan. Sedangkan pintu segi empat nya di buat dari kayu dipadu dengan kaya patri untuk bagian atasnya. Tak ada jendela yang ada adalah bukaan dinding yang dipasang pipa stainless steel sebagai teralis. Lantai bangunan tambahan ini lebih rendah dua anak tangga dibandingkan dengan lantai bangunan utama.

Bangunan disebelah kiri adalah wisma haji Karawang.

Tak ada tempat sholat khusus untuk jemaah wanita di masjid ini. jemaah wanita mengambil tempat di di pojok kiri depan bangunan tambahan disekitar salah pintu menuju ruang utama. Namun begitu tempat wudhu untuk pria dan wanita sudah dipisahkan. Tempat wudhu untuk wanita disediakan disebelah kiri pintu timur sedangkan tempat wudhu untuk pria berada di sebelah kanan pintu timur atau tepatnya berada di bawah bangunan menara.

Layaknya masjid masjid Indonesia lainnya, masjid Al-Jihad ini juga masih menggunakan beduk yang ditabuh sebelum azan dikumandangkan. Saat berkunjung kesana (Sabtu 8 Oktober 2011) azan di masjid ini tak terdengar di alunkan dari pengeras suara di menara masjid. Entah pengeras suara di menara sedang rusak atau memang tidak dilengkapi dengan pengeras suara ?. suara azan hanya terdengar dari empat pengeras suara yang dipasang di puncak atap utama masjid.

Fasad bangunan utama masjid.

Bangunan masjid ini memang cukup megah dan indah, namun keindahannya tak bisa dinikmati dari lapang Karang Pawitan yang ada di seberangnya. Bangunan pendopo yang dibangun di sisi jalan raya menghalangi masjid ini. menurutku semestinya dulu bangunan pendopo ini dibangun disisi lain lapang Karang Pawitan Sehingga tak menutupi bangunan Masjid. Itu menurutku Lho.

So, bila kamu dan anda semua sedang berada di kawasan itu ketika waktu sholat tiba, masjid ini bisa jadi alternatif buat disinggahi untuk menjalankan kewajiban sholat. Lapangan parkirnya sangat luas. Bisa di akses dari pintu gerbang utama di depan Islamic Center atau langsung ke bangunan utama masjid di seberang lapang karang pawitan. Selamat mampir.

Foto Foto Masjid Al-Jihad

Gedung Islamic Center Karawang.
Pola pola geometris.
Ruang sholat utama.
Ruang sholat utama.
Malam hari di sisi depan masjid yang menghadap ke jalan raya.
sisi depan masjid yang menghadap ke jalan raya.
Interior bangunan tambahan.
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------